°28°

466 56 3
                                    


Suara musik dengan tempo yang cepat memenuhi ruangan kelas. Mereka membentuk sebuah lingkaran di mana di tengah lingkaran itu ada Hansol yang sedang menunjukkan kemapuan dancenya yang terbaru.

Ada tiga murid bergabung bersama Hansol. Mereka menerima ilmu yang di bagikan Hansol secara cuma-cuma.

"Bukan begitu tapi begini." Hansol memberi koreksi. Sekarang dia menari dengan tangan dan pundaknya yang ada di lantai sepertinya dia melakukan break dance sekarang. Tangannya di jadikan penopang seluruh badannya.

Dan...

"Ahhkkkkkk tanganku!!!!" semua heboh melihat Hansol terjatuh tangannya sepertinya keseleo.

Buru-buru temannya memanggil Jisoo untuk menangani adiknya.

"Noona ini sakit." rengeknya saat dia sudah ada di dalam mobil Chan bersama Jisoo. Mereka perjalanan menuju rumah sakit. "Sakit, Noona! Ini sakit!"

Rengekan dan teriakan Hansol malah membuat Jisoo gemas. "Hais berhenti seperti anak kecil! Kau tidak akan mati karena tanganmu keseleo!"

"Tapi ini serius sakit!"

Teriakan mereka berdua di dalam mobil mengundang tawa Chan yang duduk di belakang kemudinya.

"Chan Hyung, apa aku tidak bisa melakukan dance lagi?" tanyanya heboh.

"Tenang saja. Itu akan baik-baik saja."

"Benarkan?"

Chan hanya mengangguk dan tersenyum.

Setidaknya Hansol bisa tenang tapi dia tetap merengek pada Jisoo. Menaruh kepalanya di pundak Jisoo. Membuat Jisoo juga ikut sedih dia mengelus lembut kepala Hansol mencoba menenangkan adiknya.

Sampainya di rumah sakit Hansol sudah memakai baju rumah sakit. Tangannya harus dirontgen. "Noona tunggu di luar."

"Jangan!" tangan satunya yang tidak sakit menahan Jisoo. "Temani aku."

"Itu hanya dirontgen. Noona juga tidak boleh masuk bodoh!"

"Aku takut!" Teriak Hansol sebelum dia masuk ke dalam ruangan itu. "Kalau begitu tungguin aku di depan pintu Noona. Jangan kemana-mana!"

Sebelum Hansol masuk keruangan dia berbalik lagi. "Chan Hyung temani Jisoo Noona. Kau juga harus menungguiku!" Chan hanya mengangguk paham.

Hansol terlihat sangat kecil saat ini bagi Jisoo. Setidaknya dia seperti Hansol adik kecilnya bukan Hansol yang dengan gayanya yang seperti idol itu.

Jisoo mengantarkan Hansol sampai kedepan ruangan dilakukannya rontgen. Dan Chan memilih melihat-lihat sekeliling rumah sakit.

"Bau rumah sakit." katanya sambil melihat sebuah lorong. Lorong rumah sakit yang membuatnya teringat masa lalu.

Masa lalu di mana dia memakai snelli dengan stetoskop di kantungnya dan dia berjalan di lorong itu dengan cacatan pasien ada di tangannya.

Flashback

Pagi itu seperti biasa Chan berjalan menyusuri rumah sakit. Dia menyapa siapa saja yang melewatinya. Sampai dia berada di depan sebuah kamar inap langkahnya terhenti karena tiba-tiba seorang ibu-ibu menemuinya.

"Dokter, kumohon." kedua tangan ibu tadi menyatu dan berada di depan dadanya memohon.

"Aku sudah mengatakan semuanya. Tidak ada lagi yang bisa aku katakan. Maaf." kata Chan sebelum dia berlalu.

Ibu tadi menahan Chan kembali. "Aku tidak bisa melepaskan anakku jika tidak ada alasan yang jelas." dia bahkan berlutut di depan Chan.

Chan menahan sebisa mungkin membuat ibu tadi bangkit dari berlututnya. "Kumohon katakan satu kata saja. Kau melihat semuanya di sana kan? Tolong katakan! Tolong katakan Profesor melakukan kesalahan. Kumohon." Ibu tadi menangis di kaki Chan. "Dokter, tolong katakan itu untuk kami."

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang