"Vaksin C105XR sudah mulai disebar ke beberapa titik darurat penyebaran Yang Mulia, kami sedang menunggu laporan dari tim medis untuk perkembangannya."
"Secepatnya ditangani dan penuhi semua kekurangan, negara punya dana untuk itu semua, daerah yang terisolasi karena wabah segera penuhi segala kebutuhannya jangan sampai kekurangan bahan makanan untuk mereka."
"Siap laksanakan Yang Mulia," ucap mereka kompak dengan kepala tertunduk hormat.
Aka langsung memutuskan teleconference bersama beberapa pejabat pemerintah yang diberi wewenang untuk menangani kasus wabah tersebut.
Sudah 1 bulan lamanya dia berada di Jepang terpisah lagi dengan sang Permaisuri hati dan anaknya yang lucu tentu saja menciptakan rindu yang sangat besar.
Hanya komunikasi virtual yang bisa mengobati rasa rindu sekedar untuk melihat wajah mereka.
Nampak dilayar laptopnya tertera panggilan dari sang Permaisuri. Aka tersenyum dan langsung mengaktifkannya.
"Yang Mulia, bagaimana kabarmu?" sapa halus sang Permaisuri dari jarak jauh terlihat sendu menatap Aka yang tersenyum padanya.
"Aku baik baik saja, bagaimana denganmu, putri kita dan calon putra kita?"
"Anakmu baik baik saja, tetapi aku menderita dan kau harus tanggung jawab!" ucap Zeta dengan mencebikkan bibirnya manja.
Jika Aka disana, bibir itu pasti akan jadi sasaran lumatan gairahnya yang meluap luap tak pernah padam bagi sang Permaisuri.
Rasa cinta yang hadir dari pandangan pertama membuatnya tak habis pikir, merasa menjadi seorang pria bejat dengan pengalaman hidup yang kelam dan gelap bisa jatuh cinta pada seorang gadis manja yang cukup menyebalkan.
"Aku akan selalu bertanggung jawab atas segala penderitaanmu ya Permaisuriku, katakan apa yang harus aku lakukan, kau ingin apa sebutkan."
Senyum mengembang dibibir sang Permaisuri dan mata Aka tak berkedip menatap ke arahnya.
Mata sipit itu semakin mengecil dikala tingkah sang Permaisuri hati mulai melihatkan suatu yang tak biasa, sesuatu yang bisa membuatnya menganga dan geleng-geleng kepala.
"Zeta, ya Tuhan ... apa yang kau lakukan sayaaanggg--" ucapnya sembari menjambak rambutnya sendiri merasa frustasi melihat tubuh naked sang istri yang meliuk liukkan di depan layar laptop itu nampak jelas.
Terlebih lagi Zeta mengeluarkan suara suara manja sembari meremas buah dadanya dengan gerakkan lambat.
"Aku ingin kau tersiksa karena ini. Aku merindukanmu Yang Mulia. Aku rindu sentuhanmu, aku ingin Yang Mulia ... ehmm bukan ... sepertinya bukan aku tetapi anakmu ingin dijenguk--" ucap Zeta. Memberikan alasan modus, malah semakin membuat Aka tertawa, memijit kepalanya yang mungkin berdenyut karena hormon tak kesampaian itu mulai aktif ditubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Love
Mysterie / ThrillerWarning 21++++ Jika Anda mencoba memplagiat cerita ini berarti anda sangat mengagumi saya Jika ada nama dan tokoh yang sama dalam cerita ini.. itu berarti pemikiran kita yang sama tapi kalau alurnya sama persis itu yang tidak mungkin!! 😤😠 Sekuel...