25. Planning

789 65 13
                                    

👇🖕👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👇🖕👇

"Awssshhh"

Adrian meringis kesakitan saat perban didadanya diganti. Luka tembak sangat dalam bagian dada sedikit lagi hampir mengenai jantung karena ditembak dari jarak dekat.

Dan juga bagian lengan kanan serta kaki kiri. 3 peluru bersarang ditubuhnya selama 3 jam dan sempat kehabisan darah.

Jamie sang ayah menyalahkan pihak FBI yang teledor karena tidak tanggap akan adanya serangan dan mengakibatkan putranya terluka.

"Jika anakku mati, tidak akan ada lagi FBI di negara ini!"

Semuanya terdiam, tak ada yang menyahut kemarahan sang singa tua yang lagi mengamuk, tak lama kemudian, si kembar cantik kompak datang bersamaan menyambangi sang kakak sulungnya

"Papi, pergerakkan orang kita apa tidak terlalu banyak di luar, aku merasa seperti dalam film perang karena penjagaan yang ketat."

"Tentu kita memang sedang berperang yang mulia Permaisuri, terutama melindungi kau dan anakmu," sindir sang ayah tajam karena tak ingin apa yang dilakukannya dinilai salah apalagi dibantah.

Zeta mengangkat kedua tangannya tanda menyerah,"Ok, fine thank you."

Dan si mami menambahkan, "Dia selalu  ingin dianggap si tua bangka yang perkasa. "

"Zeeeeee--" Jamie mengingatkan dengan suara datar yang panjang diikuti sudut tajam matanya yang menyipit.

"Ya Tuhan, aku ingin istirahat, aku mohon jangan ada pertengkaran di sini, " sela Adrian cepat karena dartadi dia bosan mendengarkan segala kemarahan sang ayah karena profesinya yang rahasia.

"Understand, you go out now!" perintah Zee pada Jamie yang masih saja ingin melampiaskan kemarahannya.

Semuanya yang daritadi berada menemani Adrian keluar tetapi menyisakan 2 wanita cantik ini yang duduk di sisi kiri dan kanan Adrian.

"Kalian berdua, seperti akan menginterogasiku. Jika iya, aku malas untuk bercerita," ucap Adrian diiringi dengan wajah lesunya.

Keduanya saling lirik lalu,

"Kita mulai darimana?" tanya Zeta pada Zwetta yang sedang menggerakkan bibirnya ke kiri dan kanan, ragu untuk bicara lalu menggedikkan bahunya.

"Ah, kau lama Zwetta, to the point saja. Aku tidak bertanya tapi aku ingin memastikan hubungan kau dengan Julian itu, hmm--"

"Itu sama saja kau bertanya tetapi tak menggunakan kalimat tanya. Aku sudah bilang jika aku malas mengatakannya," sanggah Adrian.

Zwetta langsung angkat bicara, "Aku lihat binar seorang kekasih menatap lawannya saat aku menggantikan Zeta untuk masuk ke kediamannya, melihat kau dan dia berbincang dan Zeta bilang ada melihat fotomu dan dia berciuman di ruang pribadi kamarnya tanpa busana. What do you think about that Adrian, are you gay or getting stress about Laura tragedy?"

The War LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang