Zeta telah sampai di tanah jepang, berjalan sendiri di jalan yang sepi, kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan.. tangannya menggenggam selembar kain kecil yang berguna untuk menutup mulut dan hidungnya yang diberi oleh seseorang yang memeriksa suhu tubuhnya saat diperbatasan.
Dia bisa lolos karena ada kenalan orang per orang yang membantunya tanpa ia memberi tahu jati dirinya
Zeta tidak menggunakan kain kecil itu dengan 2 tali yang bersambung di dua sisi alasan sesak dan susah bernafas. Zeta berjalan santai tapi bingung ke arah mana yang harus dituju..dimana istana itu.
"Where are you?" gumamnya lalu menghela napas kembali.
Lelah karena terus berjalan, Zeta duduk di trotoar jalan yang sepi sambil menepuk nepuk kakinya yang sedikit sakit.
Zeta berdiri setelah cukup berisitirahat, matanya mencari cari titik bantuan, adakah orang yang bisa membantunya?
Berjalan pelan menuju suatu kios pedagang. "Aaaa!" terkejut saat tangannya ditarik paksa seseorang dan diajak berlari.
"Hey, who are you" teriak Zeta.
Napasnya terengah, tidak mampu untuk berlari lagi. Kakinya terasa lembut tak bertulang, tetapi lelaki dengan pakaian serba tertutup ini tetap menyeretnya ke suatu tempat untuk bersembunyi dan segera membekap mulut Zeta agar tidak bersuara.
Di jalan kecil yang sepi telinga Zeta mendengar hentakan kaki yang cepat lebih dari sepasang kaki.
Setelah kaki-kaki itu tak terdengar lagi, perlahan lelaki yang disampingnya ini membuka bekapan mulut Zeta.
"You!"
"Yang Mulia Permaisuri," ucap lelaki ini seraya menundukkan kepala dihadapan Zeta.
Zeta merasa lega karena ada yang mengenalnya. Merasa bersalah dan menurunkan telunjuknya yang ingin mencolok mata pria itu. Pikirnya ada harapan untuk segera bertemu dengan Aka tetapi lelaki ini malah menjelaskan hal lain yang membuat Zeta takut.
"Apa salahku, kenapa mereka ingin membunuhku?"
"Anda akan mendengar penjelasannya nanti. Kita harus segera sampai sebelum para pembunuh bayaran itu menemukan anda."
Mereka keluar dari persembunyian, tetap waspada. Berjalan cepat setengah berlari menuju mobil yang berada di ujung jalan.
"Zeta! " teriak seorang pria dari arah belakang membuat Zeta syok dan berlari dari kejarannya.
Julian sudah sampai terlebih dahulu karena dia langsung menuju kepulauan Kuril setelah mendapat informasi dari orang yang membantu Zeta.
Sebenarnya Zeta bisa lebih dulu sampai hanya karena dia terlalu menganggap dirinya aman tidak diikuti oleh Julian membuatnya singgah beberapa jam untuk makan dan beristirahat bahkan sempat shopping dan tidur di sebuah hotel ternama meski harus menjual anting berliannya.
Dia tidak ingin dipandang remeh dan direndahkan orang lagi apalagi jika dia mengaku seorang permaisuri, itu sangatlah mustahil dipercaya. Belajar dari pengalamannya saat berjumpa pria sombong waktu itu.
"Hey--" teriak Julian sambil berlari mengejar Zeta.
Aksi kejar kejaran itu bertambah karena suara Julian memancing para pembunuh bayaran itu berbalik dan menemukan mereka.
Salah seorang dari mereka mengeluarkan senjata api dan mengarahkan pada kepala Zeta namun Julian sigap dan menembak lengannya.
"Don't shoot her or i kill you bastard she is mine!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
The War Love
Mystery / ThrillerWarning 21++++ Jika Anda mencoba memplagiat cerita ini berarti anda sangat mengagumi saya Jika ada nama dan tokoh yang sama dalam cerita ini.. itu berarti pemikiran kita yang sama tapi kalau alurnya sama persis itu yang tidak mungkin!! 😤😠 Sekuel...