Sampai di kelas dan sudah duduk di kursinya pun Karina tetap mendiamkan Yoshi, tak menanggapi satupun permintaan maaf putra tunggal keluarga Abra itu.
Yoshi pantang menyerah, ia tetap mengeluarkan permohonan maaf dengan raut sekasihan mungkin, berharap membuat hati sang putri Genta itu luluh.
"Karina ayolah, maaf ya?? Hm? Hm??" Yoshi mengedipkan matanya berkali-kali, ia bahkan sampai rela berlutut di samping meja Karina, meletakkan kepalanya di atas meja, berhadapan langsung dengan wajah sang gadis.
"Yoshi, kalau lo nggak bisa diem, gue bener-bener nggak akan pernah bicara lagi sama lo. Sekarang kembali ke tempat lo kalau besok masih mau ketemu sama gue" Karina menatap Yoshi tajam, suaranya mendesis memberi peringatan.
"Nggak, gue nggak semudah itu nyerah. Sampai lo maafin gue baru gue mau pergi"
Karina menghela nafas, laki-laki ini sangat keras kepala.
"Yoshi, jangan pernah masuk ke kamar gue lagi selamanya"
"Oke siap, gue pergi" oh Yoshi tak bisa mengabaikan ancaman yang satu itu.
"Dasar" Karina mendengus, lalu kembali menatap lurus ke depan setelah Yoshi benar-benar kembali ke tempat duduknya semula.
11 A ( VIP ), kelas yang hanya diisi para anak-anak dari keluarga paling berpengaruh. Jeno berada di kelas 12 A (VIP), satu kelas dengan Jayden kakak dari Arissa. Jeno dan Jessica tidak satu kelas karena Jessica berada di kelas 12 A, tempat para orang kaya biasa serta anak-anak yang berprestasi tinggi, Sakura juga berada di sana. Perbedaan status sosial memang sangat dibedakan disini.
Karina mendesah lelah, tak ada yang bisa ia ajak ngobrol di kelas itu, tak ada satupun siswi di dalam kelas ini yang ingin berteman dengannya karena mereka sudah memiliki Genk mereka sendiri.
"Pssssttt pssstt"
Karina mendengus, ada apa lagi dengan laki-laki itu.
"Pssssttt Karina, pssttt"
Gadis itu tetap mengabaikannya, sampai sebuah tangan mencolek bahunya pelan.
"CK, apaan sih??" Karina membalikkan badannya menatap Yoshi dengan kesal sementara Yoshi malah menampilkan cengirannya.
"Guru nya gak masuk, bolos aja yuk. Kita jalan-jalan"
Karina sudah menduganya
"Pergi aja sendiri" balas gadis itu ketus, kalo dilembutin Yoshi malah akan semakin menjadi.
"Ayo dong Kar, sekali aja deh, gak masuk sehari gak bakal bikin lo bego kok"
"Gue masih marah sama lo"
Yoshi kicep, ouhh permasalahan tadi pagi belum selesai ternyata.
"Karina jahat, tapi Yoshi suka"
Karina melirik sinis bangkai onta disampingnya "Tapi Karina nggak" gadis itu meniru suara Yoshi lalu kembali menatap ke depan, bersumpah dalam hati tidak akan meladeni laki-laki itu lagi.
***
Istirahat kali ini Karina dipaksa Yoshi untuk menemaninya makan siang di Cafetaria. Meski sebenarnya gadis itu enggan, namun dengan sedikit paksaan dari Sakura juga, ia terpaksa ikut.
Dan seperti yang Karina perkirakan, ia sangat menyesal datang ke tempat ini. Kenapa lagi jika bukan karena kehadiran pasangan yang membuatnya selalu muak, Jeno dan Jessica.
Lihatlah betapa romantisnya Jeno menyuapi Jessica yang sedang mengerjakan tugasnya. Sesekali Jeno juga membersihkan sisa makanan dari bibir sang kekasih. Menjijikkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN✓
De TodoKarina tau dimana posisinya, ia tau hidupnya telah ditentukan sejak ia lahir. Tak ada pilihan dalam hidupnya, semuanya sudah di susun oleh kedua orang tuanya. Hidup penuh kejutan?? Naaaahh tak ada kejutan dalam hidup Karina.