Karina melangkah gontai melewati lorong sekolah, tatapan para siswa tak ia hiraukan bahkan Sakura yang berjalan disampingnya tak ia jawab saat gadis itu bertanya khawatir.
"Nona, anda benar baik-baik saja? Apa ada sesuatu yang mengganggu nona?" Seperti pertanyaan sebelum-sebelumnya, Sakura tetap tak mendapatkan jawaban
"Aloha Karina" Yoshi tiba-tiba datang dan langsung merangkul bahu Karina juga tidak mendapatkan perhatian gadis itu bahkan Karina tidak melepaskan tangan Yoshi dari bahunya seperti biasa.
"Lo kenapa? Dia kenapa?" Yoshi menatap Karina dan Sakura bergantian sambil terus berjalan
"Saya tidak tau tuan, nona sejak pagi tadi sudah seperti itu" Yoshi mengalihkan tatapannya kembali kepada Karina.
"Hei, Lo kenapa?" Bahkan tangan Yoshi yang menggoyangkan bahu Karina tak juga mendapatkan respon
"Gue tau, ini pasti karena Jeno kan?" Karina tiba-tiba berhenti membuat Yoshi dan Sakura juga secara impulsif ikut berhenti, respon Karina membuat Yoshi yakin apa yang ada dipikirannya benar.
"Gue benerkan? Lo lagi mikirin perjodohan itu?" Yoshi memegang kedua bahu Karina dengan suara selembut mungkin ia mencoba mencari jawaban dari gadis yang cukup tinggi itu
"Apa yang harus gue lakukan?" Karina menatap Yoshi dengan tatapan nanar, matanya berkaca-kaca tanda kantong air matanya siap pecah.
"Kok jadi cengeng gini sih" Yoshi meraih kepala Karina dan membawanya ke dada bidang miliknya, mengusap Surai lembut gadis itu mencoba menenangkan. Siswa-siswi yang berlewatan melirik ingin tau ada apa dengan dua anak manusia itu.
"Kalau mau pelukan gak usah di jalan, ganggu orang mau lewat aja" belum sempat Yoshi membalas Jeno sudah lebih dulu menyerobot melewati Karina dan Yoshi memisahkan keduanya. Jessica yang mengikut di belakang Jeno tersenyum kecut, hatinya terasa tercubit melihat pemandangan itu.
"Apaan sih, kalau mau lewat kan itu masih luas jalannya. Harus banget dari sini ya" Yoshi menarik Karina yang masih berdiam diri seakan raganya disini sedangkan nyawanya entah dimana.
"Terserah saya, kalau kau tidak suka makanya jangan berdiri di tengah jalan, pelukan pula"
Karina mendengus keras "terserah kita lah mau pelukan dimana" Karina menarik tangan Sakura memasuki ruang kelas yang hanya berjarak beberapa langkah
"Eh Karina tunggu" Yoshi sontak mengejar tak lagi mempedulikan keberadaan Jeno yang masih tetap di tempat semula, memandang mereka tajam.
"Sudahlah Jeno" Jeno tersadar, Ia menatap lembut pada kekasihnya itu "maaf, ayo ke kelasmu"
"Karinaa" suara Yoshi terdengar seperti sedang tersiksa, ia menatap gamang pada Karina yang kembali duduk melamun.
"Tak apa tuan, nona hanya butuh waktu untuk berpikir. Tuan tenang saja, besok nona Karina pasti sudah kembali normal lagi" Sakura yakin itu, nonanya tidak akan pernah larut dalam kesedihan dalam bentuk apapun, nonanya gadis yang kuat.
Tapi kembali normalnya Karina tidak seperti normal yang sakura pikirkan. Baiklah Karina memang sejak awal memiliki sifat sinis dan cuek tapi tidak dingin. Begitu melihat Karina pertama kali untuk hari ini Sakura merasakan perasaan yang asing saat melihat Karina dengan wajah dingin meski seutas senyum ia sampirkan pada pelayan setianya itu.
"Ada apa sakura? Kenapa kau menatapku begitu?"
Sakura yang kedapatan memandangi Karina dengan menyeluruh sedikit tergagap
"Ah tidak kenapa-napa nona, saya hanya merasa senang nona sudah tidak bersedih lagi"
Karina tersenyum lagi, namun bukan senyum manis seperti sebelumnya, senyum itu terasa kosong.

KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN✓
De TodoKarina tau dimana posisinya, ia tau hidupnya telah ditentukan sejak ia lahir. Tak ada pilihan dalam hidupnya, semuanya sudah di susun oleh kedua orang tuanya. Hidup penuh kejutan?? Naaaahh tak ada kejutan dalam hidup Karina.