Karina sudah siap dengan gaun berlapis yang mengembang dengan warna abu-abu, gaun dengan lengan pendek dan potongan dada yang sedikit rendah itu sangat pas untuk Karina.
"Apa Jeno sudah sampai??" karina bertanya pada Sakura yang setia berdiri disampingnya sementara Riana masih sibuk dengan rambut Karina.
"Sudah nona"
Karina mengangguk, sebenarnya ia merasa sangat tidak mood dengan rencana makan malam ini, tapi untuk kesekian kalinya memangnya dia bisa mengatakan tidak.
Setelah memberikan sentuhan terakhir pada rambut Karina, Riana akhirnya menyelesaikan tugasnya.
"Terima kasih Riana"
"Sama-sama nona"
Karima diikuti Sakura melangkah anggun meninggalkan kamarnya, seperti yang dikatakan Sakura Jeno sudah sampai dan laki-laki itu sedang duduk santai di ruang tamu rumahnya.
"Aku pikir kau tidan akan setuju ikut bersamaku" Jeno berbasa basi yang sebenarnya hanya mengingatkan Karina pada kejadian siang tadi
"Aku ingin, tapi sayangnya nggak bisa" Karina melangkah duluan membuat Jeno secara impulsif mengikutinya
"Aku lupa, kau kan tidak bisa menolak semua perkataan Tante Airin" Jeno memulai perdebatan lagi
"Oohh kau benar, tapi jangan lupa kalau kau juga begitu" Karina menjawab sarkas
Jeno tak menjawab lagi dan membuka pintu mobilnya untuk Karina.
"Aku tak ingin menciptakan citra buruk di sini" kata laki-laki pada suatu hari saat menjemputnya dan dengan sukarela membukakan pintu mobil untuk gadis itu, tentu saja Karina tak menanggapi lebih, membiarkan saja hingga terkadang kalau mood nya sedang baik Jeno akan bersikap gentle meski hanya sekedar membukakan pintu untuknya.
Perjalanan memakan waktu tidak terlalu lama, sebuah restoran mewah yang Karina prediksi sudah Jeno booking seluruhnya siap menyambut mereka.
"Kau tidak keberatan dengan makanan Jepang kan?"
Karina menaikkan bahu acuh, entahlah malam ini ia sangat enggan menanggapi laki-laki itu.
Jeno dan Karina berjalan bersisian memasuki restoran tersebut dan benar saja Restoran tersebut kosong dengan hanya beberapa pelayan.
"Maaf menunggu lama"
Karina menoleh, oowh ternyata ada konspirasi dibalik ajakan makan malam ini
"Maaf Karina, aku tidak berniat merusak rencana makan malam kalian, tapi Jeno mengatakan kau tidak apa-apa jika aku ikut bergabung"
Lihat perempuan itu, dia berkata seolah-olah Karina sangat menantikan makan malam ini sedangkan Jeno hanya ingin bersama dengannya.
"Tak apa, aku maklum. Kalian tidak bisa leluasa makan malam bersama, jadi kau menumpang saja di acara makan malam ku" Karina menekan kata menumpang agar gadis itu sadar kalau dia hanyalah orang ketiga disini. Bukan keinginan Karina jika sifat sinis nya akan keluar, salahkan Jeno yang lagi-lagi membuatnya muak pada laki-laki itu.
"Karina" Jeno menggeram, kentara jika ia merasa tidak terima kekasihnya diperlakukan begitu
"Ya ya ya, silahkan anggap saja aku yang menjamu kalian" Karina menduduki kursinya, tepat berhadapan dengan Jeno.
Setelah Jeno dan Jessica juga ikut duduk, beberapa pelayan datang membawa buku menu
"Sayang kau ingin apa?"
Karina melirik jijik Jeno, suara dibuat-buatnya itu benar-benar membuat mual.
"Aku Okonomiyaki saja" balas Jessica dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN✓
RandomKarina tau dimana posisinya, ia tau hidupnya telah ditentukan sejak ia lahir. Tak ada pilihan dalam hidupnya, semuanya sudah di susun oleh kedua orang tuanya. Hidup penuh kejutan?? Naaaahh tak ada kejutan dalam hidup Karina.