"Daddy, aku mau itu," tunjuk Maya kearah kedai eskrim.
"Baiklah akan daddy belikan," ucap Alvaro sembari menggendong tubuh Maya menuju kedai eskrim tersebut.
Maya menggoyangkan kakinya di kursi sambil menatap Alvaro yang sibuk mengantri untuk membeli eskrim. Maya memegang kepalanya yang terasa begitu berat.
"Ada apa sayang?" tanya Alvaro khawatir saat melihat Maya menundukkan kepalanya.
Maya menoleh membuat Alvaro menatap panik. "Kau mimisan!" teriak Alvaro panik.
Maya memegang hidungnya yang sudah mengeluarkan darah, tubuhnya pun lemas dan pingsan di dalam pelukan Alvaro.
Dengan cepat Alvaro kembali membawa Maya ke dalam rumah sakit.
"ERVAN!" teriak Alvaro saat melihat Ervan baru saja keluar dari ruangannya.
"Ap--Astaga! Apa yang terjadi?" tanya Ervan terkejut.
"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Sekarang periksa anakku!" perintah Alvaro, ia membaringkan tubuh Maya diatas bankar.
Ervan mulai memeriksa kondisi tubuh Maya sedangkan Alvaro menatap harap-harap cemas kearah putrinya.
Ervan melepaskan stetoskop yang ia kenakan lalu berjalan menghampiri Alvaro.
"Apa terjadi sesuatu pada putriku?" tanya Alvaro khawatir sambil menarik jas dokter yang Ervan kenakan.
Ervan menggeleng. "Tidak ada yang harus di khawatirkan. Ia hanya kelelahan dan terlalu lama di bawah sinar matahari," ucapnya.
Alvaro menghela nafas lega, ia kira putrinya terjangkit suatu penyakit yang mematikan.
"Kalau begitu aku harus kembali keruangan ku," ucap Ervan sambil menepuk pundak Alvaro.
Alvaro berjalan mendekati Maya, ia pun duduk disamping putrinya yang masih tidak sadarkan diri. Alvaro mengusap rambut Maya.
"Kau selalu membuatku khawatir sayang," ucap Alvaro, ia mengecup kening Maya.
Alvaro memutuskan untuk tidur di sofa samping bankar Maya sambil menunggu putrinya itu sadar.
Maya mulai mengerjapkan matanya, ia menatap kearah Alvaro yang sudah tertidur di sofa. Maya turun dari bankarnya perlahan lalu berjalan menghampiri Alvaro.
Maya mengecup pipi Alvaro lalu berjalan keluar dari ruangannya. Maya tampak berjalan sambil menoleh kesana kemari.
Maya menghentikan langkahnya saat melihat seorang anak laki-laki duduk di kursi rodanya, ia pun berjalan mendekat.
"Hey," sapa Maya namun anak laki-laki itu hanya menoleh sekilas.
"Kau sakit?" tanya Maya. Namun anak tersebut langsung membuang muka.
Maya menarik tangan anak laki-laki yang mungkin seumuran dirinya, ia tersenyum manis.
"Aku Remaya Aurelia. Kau bisa memanggilku Maya, siapa namamu?" tanya Maya penasaran.
"Kevin," balas singkat Kevin sambil melepaskan tangannya yang di genggam Maya.
"Berapa umurmu?" tanya Maya.
"8 tahun," balasnya.
"Aku 5 tahun. Kita selisih 3 tahun," ucap Maya dengan semangat.
Kevin menatap sekilas dan mengangguk.
"Kenapa kau duduk di kursi roda?" tanya Maya penasaran.
"Aku lumpuh," balas Kevin.
∆∆∆
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Twins [1# MAYA'S SERIES]
Teen FictionRemaya Aurelia terlahir ditengah keluarga bahagia dengan tiga kakak yang sangat sayang padanya dan sikap yang sangat sangat posesif padanya. sejak kejadian dimana ia mengalami koma selama setahun membuat keluarga nya menjadi begitu sangat posesif. k...