6.

28.4K 1.8K 161
                                    

Bintang menendang kursi taman disampingnya hingga kursi tersebut terjatuh. Membuat tiga gadis kecil tersebut membeku ditempatnya.

"Pergi atau aku akan menghabisi kalian!" ancam Bintang membuat ketiga gadis tersebut berlari menjauh.

Bintang menurunkan tubuh Maya lalu mengusap rambutnya. "Mereka menyakitimu?" tanyanya.

Maya menggeleng lalu tersenyum. "Terima kasih kakak," balasnya sambil memeluk tubuh Bintang.

"Ayo kita pulang," ucap Bintang sambil menggandeng tangan adiknya.

Sesampainya mereka dirumah Maya langsung berlari menuju ruang tamu dimana Hana dan Alvaro berada disana.

"Kau darimana sayang?" tanya Hana sambil mengelus rambut Maya.

"Bermain di taman," ucap Maya sambil tersenyum.

"Jangan terlalu jauh bermain sayang. Tetaplah dirumah," ucap Alvaro.

Maya menatap murung. "Tapi aku ingin bermain bersama teman-temanku daddy," balasnya dengan lesu.

Hana menyikut perut Alvaro. "Boleh sayang. Kau boleh bermain," ucapnya.

"Tapi kau harus bersama salah satu kakakmu jika kau ingin pergi bermain lagi," sambung Hana. Maya mengangguk dengan semangat.

"Aku ingin ke kamar dulu," ucap Bintang.

"Kakak, aku ikut!" teriak Maya sambil berlari menyusul Bintang dari belakang.

"Jangan terlalu mengekangnya Alvaro," ucap Hana sambil memukul lengan Alvaro dengan pelan.

"Aku hanya tidak ingin terjadi lagi," ucap Alvaro sambil memandang punggung Maya yang sudah menjauh dari pandangannya.

"Tapi tidak seperti itu. Kau bisa menyuruh yang lain untuk menjaga Maya ketika dia bermain nanti," ucap Hana.

Alvaro mengangguk pelan. "Aku hanya tidak ingin putriku terluka lagi sayang," ucapnya.

Hana mengangguk. "Aku tau. Tapi kalau kau seperti itu Maya akan membencimu," ucapnya.

"Biarkan dia bermain sesuka hatinya. Dia masih kecil Alvaro," ucap Hana.

Alvaro menghela nafas pelan lalu mengangguk. "Baiklah," ucapnya.

"Jika putriku dewasa nanti aku akan menyuruh beberapa anak buah untuk menjaga putriku," batin Alvaro. Terlihat Maya sangat cantik bahkan diumurnya yang terbilang masih sangat muda.

Apalagi jika putrinya sudah dewasa nanti. Akan banyak pria yang mendekati putrinya. Sebelum mendekati Maya, hadapi dirinya dulu.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Hana bingung.

Alvaro mengerjapkan matanya lalu menggelengkan kepala. "Tidak ada sayang," ucapnya.

"Hanya memikirkan bagaimana jika putriku dewasa nanti. Pasti menjadi perempuan paling cantik," sambung Alvaro.

Hana terkekeh. "Tentu saja," balasnya.

"Dan yang membuatku kesal adalah akan banyak pria yang mendekatinya nanti," ucap Alvaro sambil menggeram kesal.

"Itu wajar," balas Hana. "Siapa yang tidak menginginkan seorang gadis cantik,"

"Dan tidak akan aku biarkan pria brengsek mendekati putriku," ucap Alvaro.

Hana menggeleng kepalanya melihat sifat posesif suaminya itu. Ini akan menjadi hari yang berat untuk putrinya nanti.

"Baiklah baiklah, kau bisa menjaganya sayang," ucap Hana.

Posessive Twins [1# MAYA'S SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang