"Maya, berjalanlah kemari. Pelan-pelan saja," ucap Ervan sembari memapah Maya yang kini sedang berusaha untuk berjalan.
Maya melangkahkan kakinya dengan perlahan, ia menggigit bibirnya saat seluruh tubuhnya terasa lemas.
"Hati-hati," ucap Ervan yang menangkap tubuh Maya yang hampir terjatuh.
"Pelan-pelan sayang," ucap Alvaro sambil mengusap rambut Maya.
Maya menatap Alvaro lalu tersenyum, ia pun kembali melangkah dengan perlahan. Alvaro tersenyum melihat putrinya yang sangat bersemangat itu.
"Aku ingin berjalan sendiri," ucap Maya.
"Kau yakin?" tanya Ervan khawatir.
Maya menganggukan kepalanya, Ervan melepaskan pegangan tangannya dan membiarkan Maya melakukannya sendiri.
Maya mulai berjalan dengan pelan menuju Alvaro yang berdiri lumayan jauh darinya. Alvaro tersenyum, ia pun berjongkok di hadapan Maya.
"Kemarilah. Kau pasti bisa," ucap Alvaro.
Maya tersenyum senang dan kembali melangkah mendekati Alvaro saat langkahnya hampir dekat dengan Alvaro kakinya tersandung untung saja Alvaro dengan cepat menangkap tubuh Maya.
"Kau tidak apa-apa sayang?" tanya Alvaro, Maya mengangguk pelan.
Alvaro menggendong tubuh Maya lalu memberikannya coklat yang ia beli tadi.
"Kau mau?" tanya Alvaro.
Maya mengangguk dengan semangat lalu mencium pipi Alvaro dan mulai membuka bungkus coklat tersebut.
"Terima kasih daddy," ucap Maya.
"Apapun untukmu sayang," ucap Alvaro sambil mengecup pipi Maya.
"Daddy, aku merindukan mommy dan kakak," ucap Maya dengan lesu.
Alvaro tersenyum lalu mengecup pipi Maya. "Setelah kau sembuh kita akan pulang sayang," ucapnya.
Maya mengangguk pelan. "Daddy apa kakak membenciku?" tanyanya.
Alvaro terhenyak lalu menggeleng dan tersenyum. "Tidak. Mereka tidak membencimu," ucapnya.
"Benarkah?" tanya Maya dengan mata berbinar-binar.
Alvaro mengusap rambut Maya. "Benar sayang," ucapnya.
"Kau harus sembuh agar kau bisa bermain kembali," ucap Alvaro, Maya mengangguk dengan semangat.
"Baiklah sekarang kau harus istirahat. Tubuhmu masih lemah," ucap Alvaro sambil menggendong tubuh Maya. Mereka pun memasuki ruangan kembali.
"Daddy akan segera kembali. Jangan kemana-mana sayang," Alvaro mengecup kening Maya dan mengusap pipinya.
Maya mengangguk, Alvaro menutupi tubuh Maya dengan selimut lalu ia pun keluar dari ruangan tersebut.
Alvaro menyandarkan tubuhnya pada dinding sembari memijat pelipisnya. "Semuanya akan baik-baik saja," gumamnya. Ia pun melangkah menuju koridor rumah sakit.
"Kau harus sembuh sayang," ucap Alvaro dengan lirih.
"Mereka semua merindukanmu," ucap Alvaro.
Maya berbaring, ia mengigit bibirnya bayangan masa lalu yang begitu menyakitkan baginya. Ia takut jika kakaknya terutama Bintang membencinya karena ia keras kepala. Ia tidak mau menjauh dari kakaknya.
Maya menutupi wajahnya dengan selimut. Setetes air mata terjatuh dipipi cantiknya, ia menangis lirih.
"Kakak. Maaf," lirihnya dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Twins [1# MAYA'S SERIES]
Teen FictionRemaya Aurelia terlahir ditengah keluarga bahagia dengan tiga kakak yang sangat sayang padanya dan sikap yang sangat sangat posesif padanya. sejak kejadian dimana ia mengalami koma selama setahun membuat keluarga nya menjadi begitu sangat posesif. k...