"Kakak!" teriak Maya pada Bintang yang baru saja sampai di rumah.
Bintang memeluk tubuh Maya lalu mengecup kening adiknya itu. "Sudah malam. Kenapa kau belum tidur?" tanyanya.
"Aku menunggu kakak," ucap Maya.
Bintang mengangguk. "Kalau begitu tidurlah," ucapnya.
Maya mencium pipi Bintang. "Selamat malam kakak. Mimpi indah," ucapnya.
Bintang tersenyum. "Ya. Selamat malam juga," ucapnya
Keesokan paginya...
Maya berlari dengan tergesa-gesa. Ia menghampiri Hana yang sibuk mengolesi selai pada roti.
"Mom. Aku harus berangkat," ucap Maya sambil mengambil selembar roti tawar.
"Eh. Bukankah masih lama untuk masuk?" tanya Hana bingung.
"Hari ini ada bertandingan basket. Aku tidak mau tertinggal untuk menonton," ucap Maya sambil mengecup pipi Hana.
"Baiklah-baiklah. Siapa yang akan mengantarmu?" tanya Hana khawatir.
"Biar aku saja," ucap Bintang yang sudah rapi dengan pakaiannya.
Maya mengangguk. "Kalau begitu aku pergi dulu mom," ucapnya.
"Ayo," Bintang merangkul pundak Maya.
Mereka pun pergi dengan menggunakan motor besar milik Bintang.
Bintang berhenti tepat di depan gerbang. Banyak murid-murid yang baru berdatangan menatap kearah mereka.
"Jika ada yang menindasmu katakan saja padaku," ucap Bintang sambil mengusap rambut Maya.
"Iya kakak. Aku masuk dulu," ucap Maya.
Bintang mengecup kening Maya. "Baiklah. Hati-hati," ucapnya.
Maya melambaikan tangan nya kearah Bintang lalu memasuki wilayah sekolahnya.
"Kau sudah datang," ucap Kevin.
Maya terkejut, ia pun mengangguk. "Aku baru saja datang," ucapnya.
"Siapa pria yang mengantarmu?" tanya Kevin.
"Kakakku. Aku memiliki tiga kakak laki-laki," ucap Maya.
Kevin mengusap rambut Maya. "Ayo," ucapnya sambil menggenggam tangan Maya.
"Hey. Jangan lupakan kami," sahut Xavier.
David merangkul pundak Maya. "Apa tadi yang mengantarmu kakakmu yang dingin itu?" tanyanya.
"Bagaimana kau tau?" tanya Maya.
David mendengus. "Dia terlalu dingin. Tapi sangat tampan aku mengakui itu," ucapnya.
Maya terkekeh. Mereka pun berjalan menuju lapangan basket.
"Kalian semua akan bertanding?" tanya Maya.
Mereka mengangguk. "Benar. Kau harus menyemangati kami," ucap David.
"Duduk disini," ucap Kevin. Maya menurut dan duduk tepat di bagian barisan paling depan.
"Jangan lupa teriaki kami dengan semangat," ucap Xavier.
"Tentu saja. Aku akan menyemangati kalian," ucap Maya.
"Baiklah. Kami harus mengganti pakaian terlebih dahulu," ucap David.
Xavier mengangguk. "Benar. Sebentar lagi pertandingan akan di mulai," ucapnya.
"Tetap disini," Kevin menepuk puncak kepala Maya.
Maya mengangguk dengan gemas. Kevin tersenyum, lalu memberikan beberapa permen coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Twins [1# MAYA'S SERIES]
Teen FictionRemaya Aurelia terlahir ditengah keluarga bahagia dengan tiga kakak yang sangat sayang padanya dan sikap yang sangat sangat posesif padanya. sejak kejadian dimana ia mengalami koma selama setahun membuat keluarga nya menjadi begitu sangat posesif. k...