"Daddy, aku mau itu. Aku ingin makan itu," ucap Maya dengan semangat sembari menunjuk kearah kedai roti.
Alvaro mengangguk sambil terkekeh pelan, ia menggendong tubuh Maya. Mereka pun pergi ke kedai tersebut.
Alvaro menurunkan tubuh Maya, membiarkan putrinya itu berjalan sesuka hatinya.
"Kau mau apa sayang?" tanya Alvaro.
"Aku mau cake coklat," ucap Maya dengan semangat. Alvaro tersenyum, ia mengusap rambutnya.
"Baiklah. Sekarang kau duduk disini dulu. Daddy akan memesan makanan yang kau minta," ucap Alvaro dibalas anggukan kepala Maya.
Maya menggoyangkan kakinya sembari menatap luar jendela. Ia terdiam saat melihat anak seumuran dirinya tengah bermain bersama keluarganya.
Maya menunduk lesu sampai sentuhan dikepalanya membuatnya terkejut. Ia pun menatap Alvaro.
"Ada apa sayang?" tanya Alvaro, ia duduk di samping Maya.
Maya meremas gaun yang ia kenakan. "Aku merindukan mommy dan kakak," ucapnya sambil mengigit bibirnya.
Alvaro mengelus rambut Maya. "Kita akan pulang setelah kau benar-benar sembuh," ucapnya.
Maya mengangguk pelan. Alvaro menghela nafas, ia meletakkan piring berisi kue kesukaan putrinya itu.
"Ini. Makanlah," ucap Alvaro.
Maya mengangguk ia pun memakan cake tersebut dengan lahap membuat Alvaro terkekeh kecil melihatnya.
"Makanlah pelan-pelan sayang. Tidak akan ada yang mengambil nya," ucap Alvaro sambil membersihkan mulutnya putrinya dengan tissue.
Maya mengangguk. "Daddy aku ingin cepat-cepat pulang," ucapnya.
Alvaro mengangguk. "Tentu. Setelah kau benar-benar sudah sembuh dan bisa melakukan kegiatan yang lain," ucapnya.
"Untuk sekarang kau tidak boleh melakukan hal yang berat dulu. Mengerti sayang?" tanya Alvaro sambil mengusap rambut Maya.
Maya menunduk lesu dan mengangguk pelan. "Baiklah," ucapnya.
Setelah beberapa lama akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari sana.
"Kita pergi jalan-jalan dulu ya. Sebelum kau istirahat," ucap Alvaro.
Maya mengangguk dan Alvaro kembali menggendong tubuh Maya. Maya mengalungkan tangannya di leher Alvaro.
"Daddy aku ingin cepat-cepat pulang. Aku ingin bertemu dengan kakak," ucap Maya dengan semangat.
Alvaro mengelus pipi Maya. "Kalau begitu kau harus menuruti apa yang dokter katakan padamu," ucapnya.
Maya mengangguk paham. "Iya daddy," ucapnya.
"Daddy, kakak tidak membenciku kan?" tanya Maya membuat Alvaro terdiam sebentar lalu menggeleng.
"Tidak. Mereka tidak mungkin membencimu," ucap Alvaro sambil mencium puncak kepala Maya.
"Daddy, aku mengantuk. Aku ingin tidur," ucap Maya, ia menyandarkan kepalanya dipundak Alvaro.
Alvaro mengusap punggung Maya. "Tidurlah. Nanti sore kita akan pergi jalan-jalan," ucapnya.
Maya mulai memejamkan matanya sambil terus memeluk leher Alvaro. Alvaro menghela nafas pelan.
"Semua akan baik-baik saja sayang, pasti. Daddy akan pastikan itu," ucap Alvaro.
∆∆∆
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Twins [1# MAYA'S SERIES]
Teen FictionRemaya Aurelia terlahir ditengah keluarga bahagia dengan tiga kakak yang sangat sayang padanya dan sikap yang sangat sangat posesif padanya. sejak kejadian dimana ia mengalami koma selama setahun membuat keluarga nya menjadi begitu sangat posesif. k...