"Bosan," lenguh kesal Maya sambil menopang wajahnya menatap kearah jendela kelas.
"Psstt," Maya nampak menoleh saat mendengar bisikan tersebut.
"HAY!" teriak Lili membuat Maya tersentak kaget.
"Ah, oh--hai," sapa Maya sambil tersenyum.
"Ingin ke kantin bersamaku?" tanya Lili.
"Bolehkah?" tanya Maya.
Lili mengangguk antusias. "Tentu saja boleh. Kenapa tidak?" tanyanya.
Maya mengangguk lalu mengikuti Lili dari samping. "Apa kau sudah tau semuanya disini?" tanya Lili.
Maya menoleh dan menggeleng. "Memangnya kenapa?" tanyanya.
"Banyak pria tampan disini bukan?" tanya Lili sambil terkekeh.
"Lumayan," balas Maya.
"Ada dua pria yang sangat tampan dan mempesona," ucap Lili dengan semangat.
"Oh ya? Siapa?" tanya Maya penasaran.
"Dia Nathan, teman sekelas kita," ucap Lili. "Dan satu lagi senior kita namanya Kevin,"
Langkah Maya terhenti. "Kevin?" tanyanya lagi.
Lili mengangguk. "Namanya Kevin Michael, kalau tidak salah dia murid pindahan," ucapnya.
Maya menyentuh kalungnya. Apa itu Kevin yang sama? Tapi, bukankah Kevin masih di Singapura atau dia ada disini?
"Hey, apa yang kau pikirkan?" tanya Lili.
Maya mengerjapkan matanya lalu menggeleng. "Tidak ada," balasnya.
"Yang satu lagi namanya Nathan Cashel, bisa di bilang selain tampan dia juga selalu menyendiri," ucap Lili panjang lebar. "Berbeda sekali dengan Kevin. Walaupun dia sedikit nakal, dia sangat pintar,"
"Mereka pernah memperebutkan posisi juara satu lomba apapun itu," sambung Lili.
Maya mengangguk paham, hanya satu yang harus ia pastikan. Apa pria yang tengah dibicarakan Lili adalah Kevin yang sama?
"Lihat! Itu Nathan," tunjuk Lili, Maya menatap kearah yang ditunjuk. Keningnya mengkerut, bukankah itu pria yang waktu itu pernah berdiri dekat lokernya.
"Tampan bukan?" tanya Lili. Maya mengangguk pelan. Maya akui pria itu tampan tapi aneh. Irit berbicara dan tidak suka keramaian, bukankah itu aneh?
Mereka pun akhirnya memesan makanan setelah itu bel berbunyi. Mereka kembali masuk kedalam kelas dan mengikuti pelajaran disana.
Tak terasa akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Maya tengah bergegas membereskan barang-barang miliknya. Teman-temannya sudah pulang lebih dulu.
Hanya tersisa ia dan Nathan didalam kelas. Nathan berjalan mendahului tanpa menoleh sedikitpun, Maya melihat gantungan tas milik Nathan yang terjatuh. Ia mengambil dan segera mengejar dari belakang dengan tergesa-gesa.
"Nathan!" teriak Maya. Nathan menghentikan langkahnya lalu menoleh.
"Gantungan milikmu," ucap Maya sambil memberikan gantungan tas milik Nathan.
Maya tersenyum saat Nathan mengambilnya. "Sampai jumpa lagi besok," ucapnya sambil melambaikan tangan kearah Nathan dan berlari mendahului nya.
Nathan memandang punggung Maya, ia kembali mengantongi gantungan tersebut kedalam saku almameter miliknya.
"Terima kasih," gumamnya pelan.
∆∆∆
Kevin melompati pagar sekolah lalu berlari tergesa-gesa tanpa melihat sekitarnya sampai saat ia akan berbelok ia malah menabrak seseorang hingga membuatnya tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Twins [1# MAYA'S SERIES]
Teen FictionRemaya Aurelia terlahir ditengah keluarga bahagia dengan tiga kakak yang sangat sayang padanya dan sikap yang sangat sangat posesif padanya. sejak kejadian dimana ia mengalami koma selama setahun membuat keluarga nya menjadi begitu sangat posesif. k...