Ketika masuk kuliah, aku sudah mengenal sedikit tentang pentingnya penampilan, make up dan penggunaan skin care.
Semua yang aku pakai memang tidak membuat warna kulitku ataupun bentuk badanku berubah, tapi setidaknya bisa sedikit membuat aku lebih terlihat bersih dan rapi.Di masa ini, aku memiliki teman lebih banyak dari sebelumnya. Tapi tidak terlalu banyak, hanya tiga orang. Dua laki-laki dan satu perempuan. Lumayan, bertambah sedikit.
Aku kenal mereka ketika belajar kelompok pada salah satu mata kuliah, tapi lambat laun status itu berubah. Dari teman menjadi sahabat. Dan kita sepertinya akan selalu bersama sampai kita lulus kuliah atau sampai kita menua mungkin.Mereka semua baik padaku, tidak seperti sebagian besar temanku waktu SMA. Mereka juga selalu ada disetiap suka dan duka yang aku alami. Akan aku kenalkan tiga temanku satu-persatu.
Temanku yang pertama namanya Gea. Dia menurutku cantik, tinggi, kulitnya putih tapi agak sedikit gemuk. Dia sangat baik, selalu ada disetiap temannya sedang mengalami keusahan.
Disaat salah satu dari kami sedang down atau sedih, pasti dia akan selalu ada. Meskipun dia sedang sibuk. Dia itu tempat aku mencurahkan sebagian isi hati, dia selalu mendengarkan curhatanku, mau itu lewat telpon ataupun secara langsung.Temanku yang kedua namanya Dion. Dia ganteng, kulitnya sawo matang, manis, punya lesung pipi di kedua sisinya dan dia anak yang sholeh menurutku. Aku sering lihat dia sholat Sunnah dhuha ataupun membaca al-quran di masjid kampus ketika gak ada jam kuliah.
Cara berpakaiannya lumayan bagus, cool, rapid an jika dia memakai jaket atau baju lengan panjang, dia selalu menggulungnya sampai bawah sikut.
Menurutku, dia paling tampan diantara kami berempat. Hehe..Temanku yang ketiga namanya Yanto. Dia orangnya baik juga, tampan tapi tidak setampan Dion. Kulitnya putih tapi agak sedikit gendut. Tapi, jangan sepelekan dia, dia itu anak paling pinter diantara teman sekelas dikampus walaupun sikapnya kadang sering ngeselin.
Gaya berpakaiannya simple, ke kampus cukup pakai kemeja atau kaos polos dengan jeans yang warnanya itu-itu aja.Kita selalu bermain bersama disaat waktu luang. Entah itu ke bioskop atau ke cafe hanya untuk minum dan numpang wifi doang.
Terkadang, aku dan mereka hanya duduk di rumput hijau taman kampus untuk melepas jenuh dan tertawa bersama.
Dan jika libur tiba, kita selalu mengunjungi rumah tempat tinggal kita secara bergiliran. Biasanya dari yang paling dekat dengan kampus.Yang pertama dan yang paling sering di kunjungi itu rumahku, karena jaraknya yang sangat dekat dengan kampus. Biasanya ketika mereka mengunjungi rumahku, ibu selalu memasak banyak makanan untuk mereka. Terkadang camilan di meja tamu bertambah dua kali lipat dari biasanya.
Jika sepulang kuliah mereka merasa lelah, kadang juga suka mampir ke rumah untuk ikut istirahat sementara waktu.Setelah dari rumahku, kemudian kami mengunjungi rumah Ghea, yang sedikit melimpir ke komplek perumahan sebelah. Selanjutnya ke rumah Dion, atau lebih tepatnya calon rumah Dion. Katanya, rumah itu akan diberikan orangtuanya kepada Dion ketika dia sudah memiliki pendamping hidup ang direstui keluarganya. Jarakny lumayan jauh dari kampus, makanya dia selalu bawa mobil ketika kuliah.
Calon rumah Dion adalah rumah paling mewah diantara kami, rumah yang terdiri dari empat lantai dengan halaman yang luas dan taman cantik yang didalamnya terdapat kolam ikan hias dengan air mancur ditengahnya.
Dan yang terakhir kami kunjungi adalah rumahnya Yanto, yang jaraknya lumayan jauh. Perjalanan dari rumahnya ke kampus bisa menghabiskan waktu sekitar satu jam lebih. Makannya dia selalu bawa motor, supaya bisa menghindari kemacetan ibu kota.
Aku, Gea, Dion dan Yanto memiliki kebiasaan yang setiap hari wajib kami lakukan bersama. Salah satu kebiasaan yang paling aku suka adalah duduk di rumput hijau, memandang langit yang biru dengan awan putih yang bergerak mengikuti arah angin, kemudia kita meniup permen karet yang kita kunyah sampai meletus dan menutupi hidung sendiri.
Biasanya kami lakukan sebelum pulang ke rumah masing-masing.Hal sederhana yang membuat aku bahagia dengan mereka, salah satunya ya kebiasaan itu. Kami juga memiliki kebiasaan yang di lakukan setiap bulan.
Ketika akhir bulan tiba, kami akan membuat arisan. Namun, arisan kami berbeda dari arisan ibu-ibu sosialita.Arisan kami di lakukan di akhir bulan. Hanya membutuhkan satu cangkir atau gelas plastik, satu lembar kertas, potongan kertas kecil yang bertuliskan nama masing-masing, karet gelang dan bolpoin.
Masing-masing wajib mengisikan potongan kertas yang sudah di beri nama dan di gulung se-rapi mungkin, kemudian tutup gelas dengan rapat menggunakan selembar kertas dan ikat menggunakan karet gelang. Jangan lupa untuk melubangi kertas penutupnya. Biasanya kami melubanginya dengan menusukan bolpoin sampai kertasnya berlubang.Setelah semuanya siap, kami akan memegang gelas secara bersama-sama kemudian membalikannya dan menggerakan gelas seperti mengocok dadu ketika bermain ular tangga, sampai ada kertas yang jatuh dari dalam gelas.
Apabila kertas itu jatuh dan bertuliskan nama aku misalnya, maka aku wajib mentraktir mereka makan di tempat kesukaan kami. Dan ini kami lakukan sampai kami semua mentraktir satu sama lain.
Hidupku terasa lebih bahagia setelah bertemu dengan mereka. Aku seperti menemukan orang-orang yang memiliki kisah hidup serupa tapi tak sama. Mungkin hidup mereka lebih baik daripada aku.
.
.
.
Taburkan bintang di setiap part. Menerima kritik dan saran di kolom komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTINESS [Tamat]
RomanceINFO!!! CERITA TETAP SAMA, HANYA DIPERBAHARUI JUDUL DAN SAMPULNYA SAJA. Judul Lama: Beautiful In My Life Judul Baru: Beautiness CANTIK? Aku Andrea, si wanita gendut berkulit hitam yang sedang berjuang untuk menjadi diri sendiri dan menumbuhkan ra...