#14 OH TIDAK!

209 28 8
                                    

"Sayang, ada undangan nih!" Teriak ibu dari luar kamarku yang terkunci.

"Buat ibu aja. Males dateng susah cari gandengan." Jawabku yang baru bangun dari tidur.

"Masa ibu disuruh dateng ke acara reuni. Ibu paling tua dong!" Kata ibu padaku.

Mendengar pernyataan ibu tadi, aku yang masih mengumpulkan nyawa secara perlahan, bangun secepat kilat meninggalkan Kasur tidurku dan membuka pintu kamarku yang masih tertutup rapat.

"Apa bu, reuni?" Tanyaku pada ibu yang masih berdiri tepat di depan pintu kamarku.

"Iya, nih undangannya!" Ibu memberikan kartu undangannya padaku.

"Makasih ibuku sayang." Kataku sambil mencium pipi ibu yang mulus dan tirus.

Setelah aku membuka dan membacanya, ternyata acara reuni kuliah yang akan dilaksanakan besok.

Senang bisa diundang ke acara reuni, tapi dibalik semua itu, akan selalu terselip ajang pamer dan ajang perbandingan harta dan penghasilan.

Aku kembali ke kantor untuk hari ini, menyelesaikan semua tugas agar besok tidak lagi menumpuk.

Ku siapkan semua berkas yang harus aku kerjakan, perlahan aku selesaikan satu-persatu.

Ditengah pekerjaanku, tiba-tiba si pemilik perusahaan menghampiriku.

"Drea, dapet undangan belom?" Dion memasuki ruanganku tanpa permisi.

"Astagfirullah, ih kamu ngagetin aja. Ketuk dulu kek." Aku terkejut dengan kedatangan Dion.

"Yee, pemilik perusahaan bebas kali. Mhehe becanda pisss." Jawab Dion.

"Iya, gimana kamu aja."

"Gimana undangannya, udah dapet belom?"

"Udah, undangan reuni kan?"

"Iya, bisa dateng gak besok?"

"Mmmm, kalo ini beres hari ini aku dateng." Jawabku sambil menunjuk ke arah file yang bertumpuk di samping meja kerjaku.

"Ok, aku ramal kamu pasti dateng." Kata Dion.

"Idih, kok kata-katanya jiplak dari Dilan sii."

"Ini kan kembaran Dilan. Nama aku Dion." Guraunya sambil maju ke arah file yang bertumpuk.

"Ngapain?"

"Bantuin."

"Nggak usah yon, ini kan tugas aku. Nanti apa kata karyawan lain, masa aku dibantuin atasan sih."

"Ya bodo amat. Suka-suka kita lah, gak buat rugi mereka inih."

"Iya yon, tapi kan." Kataku terhenti sebelum selesai.

"Udah diem. Sini aku bantu, kamu setengah aku setengah. Ok!" Pinta dion yang membawa file ke depanku setengah dan diambil olehnya setengah.

"Yaudah aku ngalah. Boss keras kepala!" Ledekku padanya.

"Biarin, keras kepala tapi ganteng inih. Haha."

"Idih, geer. Udah ah mau ngerjain dulu file-nya."

"Yaudah."

"Yaudah, kok masih disini?"

"Ngusir?"

"Enggak, maksud aku kok masih disini. Katanya mau bantuin."

"Bantuinnya disini lah."

"Tapi gak ada meja lagi."

"Ada tuh depan kamu."

BEAUTINESS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang