;First Impression

1.3K 269 247
                                    

Happy Reading

Playlist : Annie Lennox - I Put a Spell On You.

"Pertemuan yang baik pasti akan berakhir baik;
tapi tidak semua."

_____

Seorang laki-laki berpostur tubuh tinggi dan memiliki mata setajam elang turun dari motor CB300R-nya setelah memarkirkannya di suatu tempat. Pandangannya memutar mengelilingi tempat terbuka ini, ia bisa melihat jelas papan berwarna merah neon yang bertuliskan Cluster, tidak biasanya disini sepi seperti sekarang, biasanya anggotanya sudah menunggu kehadirannya namun hari ini sepertinya bukan hari keberuntungannya karena yang ia tangkap dari matanya kebanyakan anggota dari kelompok lain.

Ia berjalan mendekati pagar panjang berwarna hitam lalu mengangkat kepalanya agar wajahnya terlihat oleh penjaga gang tersebut, sebab sekarang dirinya sedang memakai jaket kulit berwarna hitam dengan penutup kepala yang cukup panjang hingga wajahnya tak kelihatan. Begitu pintu gang terbuka ia lantas masuk dan mulai mendengar dentuman musik yang cukup keras, langkah kakinya berirama dengan dentuman tersebut bersama gantungan kunci yang di kaitkan di ripped jeans - nya.

Perlahan ia membuka penutup kepalanya lalu merasakan ada tepukan dari bahunya membuat ia menoleh melihat sosok tersebut.

"Yo! Ma bro! Ganta. Seperti biasa?" seru orang itu lalu terkekeh pelan.

"Yep!"
Laki-laki berwajah tampan itu membalasnya dengan sedikit teriakan, ia adalah Gantarex Jupiter. Salah satu orang yang paling di takuti di wilayah Ablam dan Ratulangi, posisinya sangat tinggi setelah ia menyatukan dua kelompok berbeda dari Veteran Selatan dan Veteran Utara. Ganta bukan anak yang baru lahir kemarin sore, justru ia yang memasukkan orang-orang luar yang usianya jauh dari dirinya untuk dapat mengikuti kegiatan mereka. Paras yang tampan serta rahang tajam dan hidung mancungnya membuat ia semakin dikenal di kalangan remaja dari Makassar, siapa yang tidak mengenal sosok Gantares Jupiter? Pemuda tampan yang hidupnya nyaris sempurna dengan dibekali kekayaan tujuh turunan dari keluarga terpandang dan terkaya di Makassar, juga ketua angkatan dari SMA Kartika, serta ketua dari kelompok yang terkenal mematikan, disini mereka menyebutnya PHOENIX, kelompok yang tidak memiliki belas kasih.

Para kaum hawa berebut-rebut ingin mendapat perhatiannya namun sepertinya itu adalah salah satu hal yang sangat sia-sia sebab Ganta itu tidak tersentuh, kasar dan tidak berperasaan, bahkan lebih parahnya, ia tidak percaya dengan siapapun termasuk keluarga-nya. Jadi untuk memenangkan hati Ganta adalah ketidakmungkinan yang tidak akan pernah menjadi kemungkinan.

Tapi, malam ini ceritanya mungkin akan berbeda.

"Jadi lo bakal ambil ronde berapa?" tanya orang itu.

Ganta menaikkan satu alisnya. "Lo tau gue gak bisa nunggu, Dar."

Laki-laki yang menjadi teman Ganta malam ini kerap disapa Darrix, dia cukup terkenal karena dia adalah salah satu teman kecil Ganta yang selalu ada dimanapun Ganta berada, ia cukup tampan dan wajahnya paling berbeda dari yang lain sebab ia memiliki keturunan Turki dan Korea, oleh karena itu bisa dibilang mereka berdua ini cukup bersaing dalam merebut perhatian para gadis.

"Perkataan lo itu yang jadi alasan gue dapetin cewek kemarin lusa, shit! Itu adalah malam terbaik."

Darrix melirik Ganta sekilas. "Padahal semakin lama lo tau kan lo bisa-"

Ucapannya terhenti ketika Ganta langsung memotongnya. "Cewek bukan prioritas gue. Mereka cuma beban." Tatapan Ganta lurus kedepan dan seketika menjadi tajam, sepertinya Darrix salah memasuki topik yang satu ini, ia lupa bahwa Ganta sangat anti dengan perempuan.

Darrix mengalihkan dengan rangkulan dan membawa Ganta pergi ke tempat mereka namun yang terjadi Ganta malah berhenti tepat di hadapan dua sejoli yang tengah bercumbu. "Lo tau peraturan disini?" tanyanya dingin.

Sontak dua sejoli itu langsung saling menarik diri. "Bawa cewek lo pergi. Disini bukan tempat ngebuang harga diri," lanjut Ganta tajam lalu matanya beralih ke perempuan itu. "Lo punya malu? Apa perlu gue bayar lo untuk pergi dari sini?"

"Ini tempat ngumpul anak-anak. Bukan kamar."

Setelah itu Ganta membalikkan tubuhnya seraya berdecih sinis.

Namun yang terjadi orang itu tak terima, "Anjing lo!" teriaknya, ia menarik tubuh Ganta secara paksa lalu memukulnya hingga jatuh tersungkur kebelakang.

Ganta memegang bibirnya yang sobek karena terkena pukulan laki-laki dihadapannya. Ia berdiri lalu membalas pukulan laki-laki tersebut tepat di rahangnya. Melihat sosok itu terjatuh seperti dirinya tadi, ia tidak menyia-nyiakan dan langsung menendang perutnya.

"Ini bukan jam main! Kenapa lo nyentuh gua anjing!" bentak Ganta dengan wajah memerah menahan amarah. Ia menduduki tubuh laki-laki itu lalu kembali meninju wajahnya sampai terbatuk mengeluarkan darah.

Kemudian Ganta berdiri, ia kembali menendang perut orang itu.

Darrix langsung menariknya karena mereka sudah menjadi pusat perhatian sekarang. "Udah bro. Orang mabok gausah diladenin." Ia melerai Ganta dan membawanya pergi dari kerumunan.

Ganta melepas kasar pegangan Darrix di lengannya lalu kembali masuk ke kerumunan membuat suara-suara teriakan disana semakin bising.

"Dia-" Ganta menunjuk sosok yang tadi memukulnya. "Punya kalian!" teriak Ganta keras membuat orang-orang disana berseru senang.

Setelah itu ia pergi menjauhi kerumunan itu dan tersenyum miring. Tanpa memerhatikan langkahnya, ia menabrak seseorang dan rupanya seorang gadis, untuk sesaat ia terpana melihat wajah gadis itu.

Namun gadis itu melihatnya dengan tatapan marah. "Heh! Lo punya mata?"

Ganta memutar bola matanya lalu mendengus sinis. "Bukan urusan lo."

"Gue kesini mau buang stres! Bukan ketemu cowok belagu kayak lo!"

Senyum kecil muncul di wajah Ganta. "Lo gaakan dapat slot malem ini."

Mendengar ucapan Ganta, gadis itu ketawa meremehkan, ia maju selangkah dan mendekatkan wajahnya ke wajah Ganta.

"Jadi lo pikir, cuma cowok doang yang bisa senang-senang? Yang bisa dapet slot semau mereka?"

"Hiburan malam, berlaku untuk perempuan juga."

Setelah itu ia meniup daun telinga Ganta. "Dorr!"

Gadis itu memundurkan tubuhnya beberapa langkah sebelum mengedipkan satu matanya.
"Anyway, gue Elora."

Ganta menaikkan alisnya melihat tingkah gadis yang mengaku sebagai Elora ini. Kali ini ia yang memajukan wajahnya.

"Cewek emang bisa senang-senang, tapi bukan di wilayah orang yang membuat peraturan sebaliknya," ucap Ganta datar.

Lalu tatapannya menajam seperti belati kearah Elora. "Godaan lo murahan, gak berlaku di gue!"

To Be Continue

---

Selamat ketemu di cerita yang gatau keberapa wkwkw semoga kalian suka yaa

Kalau suka cerita ini silahkan kasih bintang, kalau gasuka ya gausah😎

XoXo,
Love, Rin💋

GANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang