;You're Beautiful

447 60 104
                                    

Happy Reading

Playlist : Rendy Pandugo - 7 Days.

"Semoga saja apa yang terjadi hari ini tidak akan menjadi kenangan yang ingin dilupakan."

_____

"Gue mau lo terima ..." bisik Ganta menggantung.

"Kalau mulai sekarang, gue gak akan lepasin lo dari hidup gue." Setelah itu Ganta mendekatkan bibirnya ke telinga Elora membisikkan sesuatu di sana. "Lo ... punya gue."

Elora mematung mendengar itu, untuk sesaat ia terpaku dengan deretan kalimat yang Ganta ucapkan padanya. Namun ada sesuatu yang melawan dirinya, keinginannya pada Ganta dan larangan Ayahnya untuk tidak mendekati Ganta, apa yang harus ia lakukan? Di sisi lain ia tidak ingin mengecewakan Ayahnya, karena apapun alasan Ayahnya melarang ia berdekatan dengan Ganta, pasti ada sisi positif untuknya apalagi mengingat hubungannya dengan Ayahnya sekarang sangat jauh, lantas mengapa Ayahnya harus repot-repot mengingatkannya tentang ini? Logikanya, keselamatan Elora saja tidak membuatnya mendapat sedikit perhatian, tapi yang satu ini berhasil menarik perhatian Ayahnya. Dan jika dipikir-pikir lagi, bukankah ia juga berhak memutuskan pilihannya sendiri tanpa ikut campur Ayahnya? Tidak selamanya ia bergantung dengan pilihan pria paruh bayah itu kan? Elora seakan lupa dengan perkataan Pak Ruben yang mengatakan bahwa ia tak mengenal sifat asli Ganta padahal beberapa menit sebelumnya ucapan itu terngiang-ngiang di kepalanya.

Tidak tahu apa rencana semesta yang membuat senyuman di wajah Elora terlihat, ruangan ini menjadi bukti atas penerimaan Elora terhadap Ganta akan kejelasan tentang mereka berdua. Balasan senyuman dari lawannya sudah cukup menjelaskan apa yang terjadi saat ini.

———

Pagi harinya, Elora masih di rumah Ganta menemani cowok itu, kemarin malam setelah kejadian itu entah mengapa Elora merasa semangatnya berbeda dari hari-hari biasanya, she knew that he's already change her world. Seperti sekarang, ia tengah duduk di mini bar dekat kolam renang seraya memandang Ganta yang berada di balik kaca dalam rumahnya tengah bersiap-siap untuk mengantarnya ke sekolah. Padahal Elora sama sekali tidak meminta namun Ganta langsung menawarkan dirinya, Elora sendiri sudah menolak karena luka yang berada di punggung Ganta lumayan parah tapi Ganta bersikeras, alhasil ia hanya bisa menerimanya. Dan kali ini bisa ia lihat jelas sisi berbeda dari sosok yang selalu ia nilai kejam dan tak punya hati. Ganta jadi orang yang berbeda dan jauh dari ekspetasinya.

Elora masuk ke dalam begitu Ganta mengodenya untuk berangkat. Ia memeluk lengan Ganta manja, percayalah ini seperti bukan Elora. "Jadi kita pacaran?" tanyanya.

"Otak lo isinya cuma pacaran. Minum dulu sana!" suruh Ganta seraya mendorong tubuh Elora menjauh darinya.

"Ih kok di dorong sih? Gak danta banget jadi pacar!" dumel Elora lalu meminum air yang berada di meja, ia mengerucutkan bibir setelahnya.

Ganta menggeleng-gelengkan kepalanya. "Siapa bilang gue pacar lo?" Saat melihat Elora selesai minum ia langsung mengambil kunci mobil yang berada di kursinya lalu melangkahkan kakinya keluar.

Melihat itu Elora mengejarnya. "Nyebelin lo! Ngakuin pacar sendiri aja susah, gimana kalau nanti jadi istri!"

Ganta menghentikan langkahnya dan menatap Elora seksama. "Lo beneran segitu butuh pengakuan status?"

Elora mengangguk-anggukkan kepalanya dengan wajah cemberut. "Iyalah! Untuk menjaga kesehatan hubungan kita itu perlu status! Masa cuma gini doang? Anak kecil juga bisa kali!" balasnya dramatis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang