Happy Reading
Playlist : Maroon 5 - Move Like Jagger.
"Hidup tidak seru tanpa tantangan, menyecap sedikit resiko tidak akan membuat hidupmu berakhir bukan?"
_____
Ruangan ini terasa sangat mencekam dan dingin, sepasang mata yang menatap Ganta dengan tajam menambah cekaman suasana ini. Sedangkan Ganta hanya memandang lurus kedepan dengan muka datar.
"Saya membesarkan kamu untuk jadi orang yang bermanfaat, bukan perusak. Apa hal buruk yang pernah saya ajarkan ke kamu Gantares? Tidak ada, tapi sepertinya memang kamu selalu ingin memancing amarah saya," ucap sosok paruh baya itu dengan tenang.
Ganta mengumpat dalam hati, ingin rasanya ia berteriak di hadapan orang tua ini bahwa hampir setiap hari ia menebarkan hal buruk untuk Ganta sendiri, tapi ia masih paham situasi.
"Saya melakukan apa yang menurut saya pantas," jawab Ganta datar.
"Memukul anak SMP kamu sebut pantas? Dan lebih parahnya kamu mengancamnya untuk tidak membeberkan perlakuan kamu ini kepada orang tuanya."
Ganta terkekeh pelan. "Dia pantas mendapatnya Pa."
Algazh berdiri dan matanya masih setia memandang Ganta dengan tatapan tajamnya. "Jangan berani panggil saya Papa kamu jika kelakuan kamu masih seperti ini."
"Saya tidak bermaksud, tetapi apa yang saya lakukan menurut saya tidak salah," balas Ganta santai.
"Tidak ada hal yang membenarkan perlakuan kamu ini!"
Ganta mengangkat alisnya. "Tapi saya sendiri membenarkan perlakuan saya, jadi tidak masalah bukan?"
"Jaga omongan kamu. Berani-beraninya kamu berkata seperti itu dihadapan saya."
"Tidak masalah, karena perkataan saya ini tidak merugikan orang lain, bukankah itu yang Papa inginkan? Tapi sayangnya Papa tidak akan melihat Ganta menjadi orang yang Papa inginkan."
Algazh tersenyum sinis tanpa membalas ucapan Ganta. Setelah itu ia berjalan melewati Ganta yang melihatnya dengan raut yang mulai berubah.
Apa yang dilakukan Ganta memang salah, tapi menurut Ganta salah atau tidaknya tetap tidak ada yang peduli bukan? Tak pernah ada lagi senyum tulus yang ditujukan kepadanya atau perkataan lembut yang masuk ditelinganya. Jadi apa gunanya ia berbuat benar?
Algazh berbalik kearahnya sebelum menutup pintu. "Jangan pikir saya peduli karena telah menemui kamu hari ini, bahkan saya tidak sudi hanya untuk sekadar berbicara dengan kamu."
"Cukup perbaiki semua kerusakan yang kamu buat dan jadilah anak baik," sambung Algazh lalu menutup pintu ruangan itu dengan keras.
Mendengar itu Ganta mengeraskan rahangnya, selalu saja kalimat penutup yang diberikan padanya seperti itu, ia sampai muak sendiri mendengarnya. Benar, ia tahu diri dengan kondisinya dengan keluarganya dan seharusnya Papa-nya sendiri tidak usah memperjelasnya, bukan untuk pertama atau kedua kalinya. Padahal apa yang ia lakukan semua ini adalah bentuk pelampiasan atas cerita batin yang sudah tak bisa ia tampung seorang diri.
Tapi, untuk sekadar mengerti saja, tak ada yang sanggup-
Bahkan semesta sendiri.
Dengan perasaan marah Ganta berdiri dan mengambil tasnya yang berada di sampingnya lalu bergegas keluar ke parkiran khusus mobil di sekolahnya. Saat ia sampai di sana, Ganta dapat melihat jelas kaca mobil bagian kemudinya retak dan itu membuat amarahnya semakin ingin meledak, ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya namun tak ada siapa-siapa karena memang saat ini sudah pukul 5 sore. Namun di detik berikutnya ia menangkap sosok Elora yang duduk menyandar di mobilnya. Ganta berjalan kesana dengan tatapan setajam pisau dan langsung menarik kasar lengan Elora dan menghempaskannya sampai Elora termundur beberapa langkah.
"Lo mau apa?" tanya Ganta sangat dingin, kesabarannya sudah habis sedari tadi.
Sedangkan Elora tersenyum manis melihat reaksi Ganta. "Jangan marah gitu dong, gacocok tau!" seru Elora lalu mengedipkan matanya, "kita belum kenalan resmi btw. Gue Elora Starly, panggil Elora aja. Lo Gantares kan? Pemimpin Phoenix?"
Elora menyadari bahwa Ganta sepertinya mssih betah dengan keterdiamannya lalu ia mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kenapa diam? Ada yang salah?"
"Lo mau apa?" tanya Ganta lagi.
Elora menarik napasnya berusaha untuk bersabar, percaya atau tidak berpura-pura berlagak seperti pengagum Ganta itu sangat menyebalkan tapi ia tidak ingin rencananya gagal hari ini.
"Mau kenalan lah!" Lalu Elora kembali memberi senyuman manisnya dan mendekati Ganta dan mengalungkan tangannya di leher cowok itu. "Yakin gamau?" Setelah itu ia menyibakkan rambutnya kebelakang agar Ganta melihat leher jenjangnya.
Namun karena Ganta masih diam menatapnya, akhirnya Elora memberanikam diri mendekatkan wajahnya ke wajah Ganta hingga hidung mereka bersentuhan. "Gue bisa kasih apapun yang lo mau, untuk sebentar malam mungkin?" goda Elora tak berhenti.
Dan kejadian selanjutnya membuat Elora sedikit terkejut karena Ganta langsung mencium bibirnya cukup lama sebelum melepasnya. "Bibir lo sama kayak cewek yang selalu gue bayar, gak ada yang spesial."
"Jadi untuk kenalan, gue rasa lo harus liat diri lo di cermin." Elora menyerngitkan keningnya tak terima Ganta berkata seperti itu.
"Ber--"
Ucapan Elora terpotong karena Ganta langsung memotongnya. "Apa cewek murahan kayak lo pantes ajak gue kenalan?"
Elora menggeram pelan dan menarik napas sesaat. "Well, bukannya cewek murahan cocok sama cowok brengsek?" Ia menaikkan satu alisnya.
Ganta terkekeh lalu mengelus rambut Elora. "Lo emang cantik, tapi lo bukan tipe gue."
Lalu Ganta langsung berjalan melewati Elora dan masuk ke mobilnya namun langsung dicegah oleh Elora. "Bagaimana kalau kita balapan? Kalau lo kalah, kita pacaran," usul Elora tak kehabisan cara.
Ia terobsesi untuk mengenal Ganta lebih jauh, untuk membuat cowok kejam ini bertekuk lutut dengannya. Sejak kali pertama ia melihat Ganta, ia seperti menemukan mainan baru yang harus ia dapat. Apalagi ia bertaruh mobilnya sendiri dengan Moonel, jika ia bisa mendapatkan Ganta malam ini, maka cincin berlian Moonel akan menjadi miliknya.
"Oke, tapi kalau lo yang kalah, anak-anak bebas nyentuh lo!" tukas Ganta tajam. Ia menyandarkan tubuhnya di mobilnya sembari menunggu jawaban Elora yang tak kunjung menjawabnya. "Deal?"
Untuk sesaat Elora ragu dan sedikit menyesal walaupun ia tahu tidak ada yang berani menyentuhnya tapi lawan mainnya kali ini sosok yang sangat berkuasa dalam artian sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Tapi tidak masalah bukan? Sekarang ia hanya bermain-main dengan keadaa, siapa yang tahu apa yang akan terjadi sebentar malam?
"Deal!" balas Elora, matanya menatap Ganta lama.
But as we know, she loves challenge right?
Sekilas Ganta tersenyum dan memberikan isyarat pamit ke Elora. "Cluster, jam 12 pas. Lo telat? Jangan harap ada yang kedua."
Beberapa detik kemudian suara mobil Ganta menyeruak di telinga Elora. Saat mobil itu sudah tak terlihat, Elora tersenyum puas.
We'll see who the winner this night.
To Be Continue.
———
Berani banget ya si Elora pertaruhin tubuhnya sendiri aw, aku aja gatau kenapa nulisnya jadi gini hehe sekali-sekali bad vibes kan🌚
Xoxo,
Love, Rin❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
GANTA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [UPDATE SETIAP HARI] Bagi murid-murid SMA Kartika, Gantares Jupiter adalah manusia terkejam dengan kata-kata dan tindakannya, ia sangat kasar dan tidak punya hati namun sisi cerahnya, ketampanan yang ia miliki diatas rata...