;Its Just About Time

304 110 114
                                    

Happy Reading

Playlist : Hanin Dhiya ft Nlve - Where Is The Love.

"Kita tidak bisa menghakimi diri kita sendiri, jika kebenarannya kita salah, bukan berarti kita tidak akan mendapatkan kesempatan."

_____

Elora terbangun ketika alarmnya berbunyi, ia memegang kepalanya yang terasa pening dan pusing, rambutnya sudah acak-acakan dan ia masih memakai mini dress yang semalam is pakai. Bekas maskaranya juga masih ada di wajahnya. Ia duduk di pinggir tempat tidurnya dengan kepala menunduk, bahkan pandangannya masih buram, malam kemarin benar-benar membuatnya tak bisa mengontrol dirinya sendiri, entah berapa botol yang mereka habiskan. Dan mereka pulang tepat pukul 5 dan sekarang pukul 6 yang artinya Elora hanya tidur sejam saja.

Mau tak mau ia harus masuk sekolah hari ini, ia ingin melihat reaksi Ganta tentang foto yang ia kirim kemarin malam. Yap, Elora mengirim fotonya bersama cowok yang sedang mencium lehernya, tapi percayalah cowok itu bukan cowok normal, kalian bisa menyimpulkan sendiri. Sebenarnya Darrix hanya menyarankan ia merokok di depan Ganta tapi menambahkan sedikit tindakan akan membuat semuanya semakin nyata bukan?

"Aduh..," keluh Elora dengan jari yang berada di antara pangkal hidungnya.

"Gimana gue bisa sekolah kalau kayak gini?" Ia berceracau lalu membanting tubuhnya kembali ke tempat tidur tapi setelahnya ia langsung memaksa dirinya berdiri.

———

Elora memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil di sekolahnya, ia memakai totebag dengan beberapa buku tulis di dalamnya. Ia masuk berjalan ke koridor dan tatapan murid-murid ditujukan kepadanya, dan itu terjadi sampai ia berada di dalam kelasnya tapi seolah acuh tak acuh, Elora sudah terbiasa menjadi pusat perhatian sehari-hari. Benar atau tidak ia merasa aneh karena tatapan mereka berbeda dari yang biasa. Elora memperbaiki rompi yang menutupi seragam ketatnya itu lalu duduk di bangku yang paling belakang dekat loker, ia memainkan ponselnya seraya menunggu kedatangan Moonel.

Jari-jemarinya membuka room-chatnya dengan Ganta tapi cowok itu hanya membacanya saja, tidak ada balasan sama sekali. Ia mendengus, apakah foto ini tidak menarik perhatian Ganta? Ataukah mungkin kurang vulgar?

Sudah 20 menit berlalu tapi tak ada tanda-tanda kehadiran Moonel. Sepertinya teman duduknya itu tidak datang hari ini, ia menghela napasnya lalu mengambil kasar totebag-nya dan melenggang pergi keluar kelas. Begitu ia berada di luar kelas ia dikejutkan dengan puluhan murid yang seperti melihatnya dengan tatapan mencemooh.

"Apa?!" tanyanya tajam tapi tak ada yang membalasnya.

Akhirnya ia menarik kerah baju cowok yang ada di sampingnya lalu menaikkan alis kanannya. "Mading." Begitu mendengar kata mading ia langsung bergegas kesana dengan langkah cepat. Ia sudah bisa menduga ada yang terjadi di sini, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat foto yang ia kirim ke Ganta malah terpasang jelas dengan ukuran besar di mading sekolahnya. Elora menoleh melihat sekelilingnya, ia sudah dikerumuni.

Rahangnya mengeras, emosinya meledak tapi ia menahannya, ia berbalik dan mencabut foto itu dan merobeknya menjadi banyak bagian. Lalu ia pergi ke kelas Ganta, bisa-bisanya cowok itu tega memperlakukannya seperti ini? Mempermalukannya di seantero sekolah? Ia tidak bisa berpikir lagi, hatinya sangat terkoyak melihat itu.

Tangannya mendorong kasar pintu kelas Ganta dan yang ia dapat bukan diam tapi suara gelak tawa murid di sana ketika melihatnya, ia berjalan ke meja Ganta dan menampar cowok itu.

GANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang