Happy Reading
Playlist : Fifth Harmony - Worth It.
"Terkadang orang yang suka mencari perhatian bukan karena dia benar-benar membutuhkannya, dia hanya sedang mengisi kekosongan dan kesepiannya."
_____
Elora mempercepat laju mobilnya, tak lama kemudian ia menepi lalu berbelok memasuki basement yang terlihat sangat kumuh dan tak layak di tempati. Rumput liar menjalar memenuhi pintu basement tersebut. Mobilnya berputar mengitari jalan yang berada di basement tersebut.
Begitu ia sampai di depan pintu masuk Avore Club, langsung saja ia turun bersama Moonel, kedua wajah mereka berseri-seri sebab sudah beberapa hari mereka tak pergi ke sini. Elora melempar kunci mobilnya ke salah satu penjaga di sana, dentuman musik menggema disana dan saat mereka berdua masuk ke dalam, hawa dingin menerpa kulitnya dan bau alkohol langsung menyengat menusuk penciumannya. Lampu sorot kedap-kedip menambah suasana club ini menjadi lebih nyata.
"Gila! Gue kangen banget sama tempat ini!" teriak Moonel. "Lo kira lo doang apa?!" Elora membalasnya dengan teriakan juga.
Setiap pergi ke Club ini, mereka pasti akan mendapatkan spotlight karena di sini mereka kerap disebut-sebut sebagai Ladies in Midnight, sebab kedatangan mereka sangat sering membuat pengunjung club menyukai mereka apalagi tampang yang begitu cantik dan selalu menyala diantara banyak gadis di sini. Tidak ada sejarah kalau Elora dan Moonel datang di bawah pukul 12 malam, paling cepat sekiranya pukul 1 malam.
Moonel pergi mengambil minuman untuk mereka berdua sedangkan Elora duduk di sofa yang sudah ia booking. Sesekali ia memejamkan matanya menikmati alunan musik. Tempat ini sudah menjadi layaknya rumah kedua Elora, ia lebih senang berada di sini dibandingkan Apartemennya sendiri, dentuman musik lebih bisa menenangkannya dibanding suara sepi.
Ia menerawangkan pandangannya mengamati. Ternyata banyak orang baru di sini, padahal tidak banyak orang yang mengetahui club ini, karena daerahnya cukup privat serta tersembunyi dibalik keramaian dan gedung-gedung tinggi.
Tak lama kemudian Moonel datang dengan dua gelas terisi di tangannya ditemani oleh Darrix di sampingnya yang juga tengah memegang botol minuman. "Red Label, El." Moonel memberitahunya.
Elora langsung saja meneguknya dengan satu tegukan membuat Darrix melototkan matanya. Elora menggeleng-gelengkan kepalanya merasakan cairan panas itu terasa seperti menusuk tenggorokannya. "Gausah kaget gitu Dar!"
Sedangkan Moonel tertawa melihat itu dan menyusul Elora meminum minumannya. Darrix menuangkan lagi pada gelas Elora dan Moonel, saat Darrix mengisap rokok, Elora memintanya.
Isapan pertama membuat Elora terbatuk. "Kenapa sih rokok gapernah bisa akur sama gue?!"
"Karena seharusnya memang kayak gitu!" Darrix membalasnya seraya tertawa lalu mengambil kembali rokoknya yang berada di Elora.
Moonel mengangguk setuju. "Kita elegan gak harus ngerokok kok! Bikin cepat mati tau!" Lalu mereka bertiga tertawa bersama.
"Eh Dar, Ganta gimana?" tanya Elora.
"Beres! Lo tinggal lakuin aja yang gue saranin. Dari situ lo bisa liat reaksi dia!"
Elora memajukan tubuhnya. "Terus kalau gak berhasil gimana?"
Kali ini Moonel yang menjawabnya. "Artinya lo bukan selera dia lah!" Moonel tertawa meremehkan dan itu membuat Elora sedikit kesal. Tidak mungkin Ganta tidak luluh padanya, melihat apa yang ia punya, ia yakin bisa membuat Ganta jatuh kepadanya.
"Pasti berhasil, Ganta gak pernah ladenin cewek yang deketin dia. Tapi lo? Dia bahkan nyari informasi tentang lo sampai akar-akarnya, El!" balas Darrix yang kembali menaikkan semangat Elora.
"Baik banget sih lo! Tapi maaf aja gaada terima kasih dari gue. Terlalu mahal buat lo!"
Lalu Elora menarik tangan mereka berdua kearah lantai dansa. High heels—nya memijak ke lantai keramik yang menampilkan warna berbeda setiap terkena sinar lampu sorot di sana.
Tidak tau apa yang Elora pikirkan sekarang, ia hanya membiarkan tubuhnya berayun mengikuti irama musik yang seiring waktu seolah semakin cepat. Ia menari seolah tidak ada siapa-siapa disana, saat ini yang ia inginkan hanya melepas semua pikirannya, tak lama kemudian ia merasa spotlight mengarah kearahnya. Namun seolah tak peduli, Elora tetap menari, lekuk tubuhnya terpampang jelas apalagi sekarang beberapa orang mendekatinya bermaksud untuk mendapat sinaran spotlight itu juga.
———
Di sisi lain, terlihat Ganta yang berada di ring tinju, ruangan ini begitu pengap dan panas, orang-orang berdempetan dan saling menyenggol satu sama lain. Suara teriakan terdengar begitu nyaring dan memekikan telinga. Ganta terjatuh tertelungkup ketika lawannya meninju kepala belakangnya dan menendang perutnya, pandangannya kabur untuk beberapa saat tapi suara bising itu menyadarkannya kembali dan membalas tinjuan lawannya.
"Cuma segitu kemampuan lo?" tanya lawannya.
Entah apa yang membuat Ganta kembali menginjak tempat ini setelah sekian lama tidak ia kunjungi. Padahal Darrix tadi mengajaknya ke Club hanya saja ia sedang tidak ingin pergi ke tempat seperti itu.
Saat terakhir Ganta meninju rusuk perut lawannya lalu memukul samping kepalanya hingga menciptakan dengungan yang membuatnya terjatuh kebawah. Ganta tidak menyia-nyiakan pemandangan di bawahnya dan langsung menduduki perut orang itu lalu memberi pukulan telak hingga akhirnya tak sadarkan diri.
Seruan gemuruh semakin rusuh dan ramai dari sebelumnya, Ganta memenangkan pergumulan ini lagi. Ia tidak pernah dikalahkan dengan orang yang ia lawan, dan itu membuat ia merasa bahwa semua orang di sini tak ada yang bisa mengalahkannya, mereka semua lemah dan bahkan tidak pantas berada di sini.
Beberapa saat ia akhirnya turun dari ring arena melalui jalan sudut sebelum ia membuka sarung tinjunya dan menaruh di salah satu tempat yang tergantung di sana. Langkahnya mengikuti temannya yang biasa disapa Marvel, cowok blasteran yang menjadi teman Ganta sejak ia menang taruhan mengalahkan Ganta di Cluster.
Marvel mengisap vapenya lalu menghembuskannya. "Emang lo gaada yang bisa ngalahin!" serunya.
Ganta hanya tersenyum tipis. "Mereka yang gak konsisten."
"Sa ae kata-kata lo, oh iye gimana sama cewek kemarin itu?" Cewek yang dimaksud Marvel ini adalah Elora, sebab sebelum Ganta pergi ke Apartemen Elora, ia sedang dirumah Marvel yang mengadakan pesta.
"Baik-baik aja." Ganta menjawab seadanya sebab ia sedang tidak ingin membahas Elora, gadis troublemaker yang membuatnya seolah kembali ke kenyataan yang tak ingin ia ingat.
Marvel mengangguk-anggukkan kepalanya lalu menepuk pelan bahu Ganta. "Jagain anak orang yang bener. Gue tunggu lo di luar oke? Jangan lama." Ganta berdeham melihat punggung Marvel yang semakin jauh dari pandangannya. Ia akhirnya memutuskan untuk membersihkan dirinya, ponselnya tiba-tiba bergetar dan ia membukanya.
Apa yang ia lihat di benda berukuran persegi itu membuat ia menggeram pelan dan mengertakkan giginya. Kenapa Elora tidak bisa membuatnya tenang dalam sehari saja?
Sebenarnya bukan urusannya tapi lagi-lagi Elora menarik perhatian dan emosinya. Ia lelah dan sekarang dihadapkan lagi dengan drama yang gadis itu buat, ia tau Elora juga berusaha memicu amarahnya.
Bukankah memang itu yang Elora inginkan? Menjadi pusat perhatian?
To Be Continue
———
Gimana part ini? Penasaran gak Elora kirim apa ke Ganta? Adoh😌😂 ditunggu jawabannya besok ayeyy☺️☺️
Instagram : @Rinpoetrys.
Xoxo,
Love, Rin❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
GANTA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [UPDATE SETIAP HARI] Bagi murid-murid SMA Kartika, Gantares Jupiter adalah manusia terkejam dengan kata-kata dan tindakannya, ia sangat kasar dan tidak punya hati namun sisi cerahnya, ketampanan yang ia miliki diatas rata...