Bab 5 - Rumah Agatha

597 109 14
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

"Apaan lo semua ngeliatin gue kaya gitu, jadi risih gue nya?!" sarkas Rean yang menampilkan wajah jijik.

Ya, gimana gak. Muka mereka ini sumpah kaya orang kekurangan kasih sayang, butuh belaian. Lo bayangin sendiri aja.

"Ye gue yang harusnya nanya sama lo, kenapa tangan lo kaya gitu sama Agatha??" ucap Ezra sontak membuat Rean melepas genggaman Agatha begitu saja.

Khilaf astagafirullah....

Rean malas meladeni Ezra, "Tha lo bawa mobil, ya?" tanya Rean pada Agatha yang dibalas anggukan.

"Ya udah, kita pake mobil lo aja mobil gue biar Deon yang bawa, ya kan Yon?!" ucap Rean meminta persetujuan Deon dan ia hanya menaikkan bahu.

"Oke, gue duluan!" ucap Rean yang menganggap itu sebagai jawaban 'ya', kemudian berjalan menjauh yang diikuti Agatha.

"Aku duluan Kak Deon, Kak Ezra, Kak..." belum selesai Agatha menyelesaikan ucapannya, Bagas langsung menyela. "Bagas."

Agatha memang tidak tau siapa Bagas.

Agatha yang mendengar itu menggaruk tengkuknya, "Eh iya, aku duluan Kak Bagas, Ngel, Sya, Ra!" pamitnya dan mereka hanya mengangguk.

"Hati-hati ya, Tha!" teriak Angel mewakili sahabatnya yang lain dan Agatha yang mendengarnya hanya menganggukkan kepalanya sambil memberikan jempol.

"Iya hati-hati lo diapa-apain ama Rean!" timpal Bagas seenaknya.

Di kata gue cowok abal-abalan, maen ngerusak anak orang. Gue mau sih, tapi pas udah halal.

Rean langsung membalikkan badannya sambil melotot ke arah Bagas.

Bukan, apa-apa nih. Perkataan si Bagas mengandung pengertian yang berbeda-beda, ada yang positif, ada yang negatif.

Lah guenya mikir yang negatif, dia ajak ngomong gak diperjelas.

Apa otak gue yang kebanyakan negatif?

"Canda ae, Bang. Jangan bawa serius! Lagian maksud gue....bukan itu kok." jawab Bagas menggaruk tengkuknya dan Rean hanya menatapnya datar.

"Jadi?"

Bagas yang tau kata 'jadi' pun terdiam.

"Lupa gue," cengirnya.

Rean sudah sangat malas meladeni Bagas, sahabat-sahabatnya ini memang tidak ada yang beres.

Rean langsung melanjutkan jalannya ke arah mobil Agatha yang terparkir tidak jauh darinya berdiri.

*******

Sekarang Rean dan Agatha sedang diperjalanan menuju rumah Agatha, satu pun dari mereka tidak ada yang membuka obrolan, karena merasa suasana yang cukup membosankan Rean memutuskan untuk menyalakan musik.

Reatha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang