BAB 23 - Kotak Coklat Lagi

213 30 10
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

Usia kandungan Agatha sudah jalan 18 minggu, hari ini Rean dan Agatha akan pergi ke rumah Rean. Farel dan Lisa sedang mengadakan pertemuan keluarga.

"Buruan!" teriak Agatha memandang Rean tajam.

"Sabar sayang! Jangan marah-marah! Siapa suruh kamu kasih aku pake jas, mana pake dasi lagi." ujarnya melirik sekilas Agatha, lalu kembali merapikan dasinya.

Rean ini memang kalau pakai dasi sangat lambat, karena ia jarang menggunakannya. Di sekolah, Deon yang membantunya memasangkan dasi.

"Makanya dasi tu selalu di pake, biar terbiasa." ketus Agatha yang dibalas cengengesan.

"Ya makanya pasangin, biar cepet!" ujarnya membuat Agatha mendengus.

"Yang nolak tadi siapa? Kok minta dipasangin?" cerocos Agatha dan Rean yang mendengarnya tersenyum kikuk.

*********

"Sini ak-."

"Gak usah! Kaya orang lumpuh aja, iya aku tau. Aku hamil, tapi gak usah sampe segini nya, Kak. Berlebihan itu gak baik, okay!" sela Agatha menatap Rean yang akan menggendongnya, ia kemudian turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah meninggalkan Rean yang menghembuskan napasnya kasar.

"Loh, mana suaminya?" tanya Lisa menatap Agatha yang akan duduk di sofa.

"Masih di depan, Mi!" balasnya tersenyum dan Lisa hanya mengangguk.

"Mama sama Papa mana, Mi?" tanyanya lagi memandang Lisa yang akan berdiri, ia akan memanggil Farel yang ada di halaman belakang.

"Mama bilang sih udah di jalan, tunggu aja. Palingan sebentar lagi datang," ucap Lisa kemudian pamit yang dibalas anggukan Agatha.

"Lama banget!" kesal Agatha menatap Rean yang akan duduk di sebelahnya.

"Bantuin, Mama sama Papa!" sahut Meri membuat Agatha tersenyum sumringah.

"Mama! Papa!! Atha kangen!!" teriaknya sambil berlari.

"Kangen ya kangen! Tapi, gak usah lari napa." celetuk Agam membuat Agatha mendengus.

"Ho'oh, kasian ponakan gue Kak!" timpal Gustin yang tidak dihiraukan Agatha.

"Astaga, kamu ini makin gendut aja-eh maksud Mama pipi kamu makin gendut gitu." ucap Meri saat Agatha memeluknya, ia merasakan Agatha yang semakin gendut.

"Ya kalau gak gendut, harus dipertanyakan gizinya, Ma!" ujar Agam lagi membuat Meri melotot.

Oh, Agam sialan.

Lihatlah sekarang Agatha, karena dikatai gendut dia jadi menangis. Itulah mengapa tadi Meri cepat-cepat mengalihkan pembicaraannya.

"Hiks...hikss...huwaaaa! Di...hiks....katain....hiks.... gendut...." ucapnya sambil menangis yang kemudian berjalan ke arah Fano.

"Astaga, anak Papa. Bukannya ke suaminya, malah ke Papanya." ucap Fano tanpa sadar membuat Agatha semakin menangis.

"Ihh....huwaaa! Gak....hiks....ada yang sayang....hikss...." Agatha kemudian duduk sendiri di pojokan sofa.

Rean yang melihatnya ingin tertawa, ia harus menahannya karena kondisi yang tidak memungkinkan.

"Hai! Mereka cuma bercanda kok, 'kan udah lama gak ketemu. Mereka cuma mau bikin suasana gak canggung, tapi beneran sih. Kamu ngemukan, tapi kamu ngemuk 'kan karena ada debay. Ada dua lagi, kamu juga 'kan harus makan yang bergizi. Makanya tubuh kamu sehat dan gemuknya kamu itu gak lama kok, lagian kamu gendutnya bagus aja kok diliatnya. Kalau gak percaya tanya Rachel," ucap Rean memberi pengertian sambil mengelus rambut hitam Agatha.

Rachel yang namanya tersebut pun
mengangguk, "Iya, kak beneran. Kakak ngemuknya bagus, lah aku. Gemuk lemak," ucapnya yang diakhiri kekehan membuat Agatha berhenti menangis, ia lalu memeluk Rean.

"Kamu gak ngemuk, cuma banyak makan! Kaya Anjel," ucap Agatha polos membuat semuanya tertawa.

*********

Rean dan Agatha baru saja sampai sekitar pukul 4 sore. Sekarang ini Rean akan pergi ke rumah sakit harapan hati, Mama Ezra sedang dirawat karena ia yang terlalu banyak meminum obat tidur yang berdosis tinggi.

Ia mendapatkan kabar itu saat sedang bersantai dengan Agatha di ruang tamu, sebagai sahabat pasti ia harus datang. Agatha ingin ikut, tetapi Rean yang melarangnya. Sebab, ibu hamil tidak baik berada di rumah sakit.

"Aku pergi dulu, hati-hati! Kalau ada apa-apa telpon, ingat aku cuma sebentar!" ucap Rean sambil mengambil kunci motornya.

Agatha hanya mengangguk, lalu mengantar Rean ke depan pintu.

"Assalamualaikum!" salamnya yang dibalas Agatha.

Brak

Suara pintu yang ditutupnya, ia kembali duduk di sofa sambil memakan jus mangganya dengan kue bolu.

Ting tong

"Siapa tu?" tanyanya memandang pintu.

Ting tong

Karena suara bell yang berbunyi lagi, akhirnya Agatha berjalan ke arah pintu.

Ceklek

"Si-astaga, gak ada siapa-siapa! Ngeselin dasar!!" kesalnya yang akan menutup pintu, tapi tidak jadi saat melihat kotak warna coklat dengan ukuran yang sama seperti tempo hari.

"Tiga minggu yang lalu dikasih kotak kaya gini, ini kenapa ada lagi sih? Ini buat aku gak, ya?" cerocosnya sambil masuk ke dalam apartemen.

"Kita akan segera bertemu, Agatha." gumam seseorang yang tersenyum licik dibalik apartemennya.

*********

"Kertas lagi," gumamnya yang mengambil kertas tersebut setelah kotaknya ia buka.

"Kaya mau di kasih surprise aja, dah! Pake segala kotak-kotak begini, mana ada tulisannya lagi." ujarnya sambil membalik kertas kosong itu.

KEMARIN GUE CUMA KASIH TAU AJA, SELANJUTNYA ADA HAL YANG AKAN MENANTI LO, TAPI GUE GAK TAU KAPAN.

"Apasih? Ngomong kok to the point banget. Ini juga kenapa kertasnya irit banget, yang kemarin mana coba? Oh, mungkin kotak pertama. Dia 'kan bilang 'ini baru awal,' berarti itu pemberitahuan gitu gak sih? Nah baru ini kotak kedua setelah kotak yang sama, tapi bedanya ini kaya lebih diperjelas." ucapnya memperhatikan tulisan setelah dibaliknya kertas kosong tadi.

"Kayanya ada sesuatu hal yang bakalan terjadi," gumamnya.

"Bodo amat lah, bikin pusing aja!" ujar Agatha frustasi sendiri memikirkan kotak coklat dan tulisannya, ia langsung membuangnya di dapur seperti sebelumnya Agatha akan berobek kertasnya dan kotaknya dihancurkannya sampai tidak terbentuk baru dibuang ke tempat sampah.

*********

*********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reatha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang