BAB 22 - Kotak dan Kertas

231 31 5
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

"Hai! Boleh gabung?" ucap seorang gadis yang menghampiri meja Rean.

"Allah hu akbar, lo ngapain kemari? Kemaren-kemaren kemana? Udah hampir dua minggu menghilang, eh nongol tiba-tiba. Gue kira lo is dead," terang Bagas yang terdengar sangat alay membuat gadis itu menatapnya tajam.

"Lo yang is dead, sembarangan aja kalo ngomong. Gue nongol apa gaknya bukan urusan lo, ya!" setelah mengucapkan itu gadis yang selalu mengganggu Rean di mana pun, duduk di sebelah Rean.

"Nih orang kalau datang bikin gue darah tinggi dah," ucap Bagas lagi sambil mengelus dadanya.

"Sabar, titisan setan emang gini." timpal Deon membuat Bagas terkekeh.

Gadis itu yang merasa dirinya disindir pun kesal, "Heh, siapa yang lo sebut setan? Hah?" teriaknya menatap Deon tajam yang dibalas hendikan bahu.

"Eh, bentar lo kok mirip-."

Perkataan Ezra belum selesai, karena gadis itu lebih dulu mengambil minumnya. Ia yang melihatnya langsung melotot.

"Eh, lo!" sergahnya membuat gadis itu cengengesan.

"Makasih," ucap gadis itu yang menyimpan kembali es teh Ezra.

"Gak selera gue," ketus Ezra yang kemudian pergi dari meja kantin.

"Lo sih! Pengacau dasar!" sungut Bagas yang ikut pergi.

Gadis itu hanya bermasa bodo yang penting Rean tidak meninggalkannya.

"Lo gak cabut?" tanya Deon menatap Rean yang masih duduk dikursi kantin, sedangkan dirinya sudah berdiri.

"Bentar, nanggung satu sendok lagi!" balas Rean yang langsung memasukkan satu sendok mie ayam ke mulutnya, lalu meminum air putihnya dan pergi dengan Deon.

Tinggal lah sendiri gadis itu yang menatap kepergiannya dengan wajah cengo.

"An-arghh!" hampir saja ia memaki di daerah kantin.

***********

"Eh, tu cewek kok mirip Kyla sih?" tanya Ezra yang baru menyadari kemiripan gadis itu dengan Kyla.

"Lah iya, gue juga baru nyadar. Udah sebulan lebih tu bocah sekolah di sini, ngapa baru kepikiran mirip Kyla ya?" celetuk Deon.

"Ngapain juga dipikirin, kuker banget lo!" ujar Bagas menatap Deon jengah.

"Ya bukan, Gas. Maksud gue kok baru kepikiran mirip gitu loh, padahal sebelum-sebelumnya-."

"Iya, 'kan. Karena dia kalau bikin ulah, kita-kita cuma ke bawa emosi doang ama dia. Sampe muka dia aja gak terlalu di perhatiin, Ezra 'kan tadi diam aja. Makanya, dia ada kepikiran Kyla mirip ama tu orang." sela Bagas yang diangguki Ezra.

Reatha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang