Bab 2 - Agatha

912 139 69
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

KRINGGG

KRINGGG!!!

"Nghhh, good morning world," ucap Agatha sambil duduk dari tidurnya dengan kedua tangan yang mengucek mata.

Setelah mengumpulkan nyawa, Agatha segera menuju kamar mandi untuk mengambil air wuduh dan melaksanakan kewajibannya.

"Aku mau mandi dulu!" monolognya, karena sudah selesai menunaikan salat.

Kurang lebih 20 menit di dalam kamar
mandi. Agatha segera memakai seragam SMA-nya, tidak lupa memberi bb cream pada wajah dan liptint secukupnya.

Sekarang, Agatha sudah memakai atribut sekolah dengan lengkap dan segera turun ke bawah untuk ikut sarapan.

*******

"Good morning, everybody," sapanya yang kemudian duduk di sebelah Gustin, karena Agam selalu mengganggunya.

"Morning, too," balas semuanya yang tersenyum padanya.

"Ngapa duduk disono, Neng? Sini aja!" seru Agam membuat Agatha mendengus.

"Kak Agam, gak usah mulai deh!" kesalnya membuat Agam terkekeh.

Suka sekali, Agam mengerjai adik perempuannya ini.

Sangat seru.

"Gak jelas lo! Gue cuma nyuruh duduk disini doang, geeran dasar!" sarkasnya yang diakhiri kekehan.

"Sudah sudah! Kalian ini, masih pagi udah berantem aja." ucap Fano melerai dan Agatha hanya menjulurkan lidahnya ke arah Agam yang menatapnya tajam.

Mereka pun makan dengan keheningan tanpa ada satu pun dari mereka yang membuka suara.

Oh ya, Agatha, Agam dan Gustin blasteran Indonesia-Korea. Fano mempunyai Nenek dari Mamanya, nah Neneknya ini ada keturunan Indo-nya.

Kalau Meri asli Korea, dia hanya pernah bersekolah di Kanada tepatnya saat SMA, setelahnya itu kembali lagi ke Korea untuk melanjutkan Kuliahnya.

Agatha sudah selesai dengan sarapannya, ia hanya memakan dua roti bakar dengan segelas susu.

Ia tipikal orang yang susah makan nasi di pagi hari, jadi pengganti sarapannya sebelum beraktivitas roti dan susu.

Itu sudah lebih dari cukup.

"Ya udah, Atha mau pamit berangkat duluan," pamit Agatha saat duduk di ruang keluarga, sekedar kumpul-kumpul.

"Buru-buru amat sih, sayang. Baru jam segini juga," ucap Meri melirik jam besar yang ada ditengah ruang itu.

Bagaimana tidak, jam baru menunjukkan pukul 6.17.

"Iya Ma, inikan hari Senin Atha gak mau telat, lagi pula Atha mau beli sesuatu, Ma," balas Agatha tersenyum.

Ia harus mem-foto copy sesuatu dan membeli perlengkapan kelompok, untuk kelompok paskib nanti sore.

Reatha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang