prolog

4.6K 429 7
                                    

"lo harus dateng pokoknya!"

wanita itu tertawa karena ucapan temannya yang terdengar seperti sebuah perintah tersebut.

"iya iya, din. gue bakal dateng kok."

"beneran loh, dir?!" ucap dinda, menkonfirmasi perkataan dira. "beneran dateng loh!"

"iya...kalo gue dapet jatah cuti dari boss—"

"YAH GAK ASIK!" lagi, dira kembali tertawa. setelah beberapa tahun jarang berkontak karena sibuk dengan kukiah dan pekerjaan masing-masing, dinda menelponnya dan memberitahukan tentang rencana reuni tiga angkatan yang akan diadakan beberapa bulan lagi.

ingatan tentang masa putih abu-abunya kembali menyeruak, tentang bagaimana awal masa orientasi sekolah hingga dimana akhirnya ia dinyatakan lulus setelah tiga tahun menuntut ilmu di sma.

senang, sedih, marah, kesal, lelah—semua telah dira rasakan selama masa itu; termasuk juga perasaan suka dan patah hati.

dan hal itu tentu saja membuat dira teringat dengan sosok yang menjadi cinta sekaligus patah hati pertamanya.

"...lo? halo? dira halooo~"

"eh iya halo?"

"astagfirullah gue cerita kagak didengerin..."

"maaf-maaf, lagi mikirin sesuatu."

"ya elah," dinda terdengar lelah diseberang sana. "terus renjun katanya udah jadi ceo gitu di perusahaan bapaknya, mantep banget tuh anak."

"ah iya, gue sempet liat beritanya kemaren."

"iya kan! terus denger-denger si pak bos kerja di dinas pariwisata daerah, satu tempat kerja sama melati-"

"pak bos? siapa?"

"siapa lagi kalo bukan jeno!"

ah, benar. dulu dia dipanggil begitu oleh anak-anak yang lain. "ohiya ding, lupa."

"lupa apa pura-pura lupa?" goda dinda diiringi dengan tawanya. "gak kangen apa lo sama dia?"

ingin sekali dirinya menjawab bahwa tentu saja dirinya merindukan laki-laki satu itu, namun tak ada satupun kata yang terucap dari bibirnya. bahkan kepulan asap dari teh yang baru saja ia buat di pantry lebih menarik untuk dira ketimbang menjawab pertanyaan temannya tersebut.

"ngelamunin apa sih lu dir, buset dah kesambet juga lama-lama."

"mulutnya astagfirullah—"

"diraaa," wanita itu menolehkan kepalanya, mendapati mbak ayu yang kini sedang berkecak pinggang. "mbak cariin kemana-mana eh kamunya disini ternyata!"

"kenapa mbak?"

"dicariin mas hyukjae buat ngebahas tonightshow besok" dira menganggukkan kepalanya, lalu segera memposisikan ponselnya kembali ke telinga setelah memastikan mbak ayu telah menjauh dari pantry.

"halo?"

"oy," balas dinda diseberang, "lagi sibuk, ya?"

"sekarang engga, gak tau kalau nanti."

"sejak kapan lo temenan sama dilan?"

"sial," dira tertawa, "yaudah gue tutup dulu ya, nanti kabarin lagi lewat whatsapp."

"sip-sip, bye diraaa,"

"bye," dan sambungan pun terputus. wanita itu segera menyimpan ponselnya disaku celana, lalu berjalan keluar dari dapur untuk menemui mas hyukjae selaku kepala departemen team kreatif mereka. namun pemandangan gedung-gedung pencakar langit jakarta dari jendela besar gedung the east studio sukses menghentikan langkahnya, membuat dira memandangi sejenak suasana ibu kota jakarta sore ini;

langit merah keungu-unguan yang menandakan bahwa senja akan tiba,

jejak awan pesawat yang membentuk sebuah garis putih di langit,

mobil dan motor yang saling menyalip agar cepat sampai ke rumah,

dan ingatan semasa sma akan jeno lee yang kembali mendatangi dirinya.




love again // jeno nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang