Happy Reading🌻
~~
Pintu samping kemudi terbuka oleh gadis yang memakai seragam berbeda dengan lelaki yang duduk dibangku kemudi. mendudukan diri lalu menoleh karena sadar tidak ada tanda tanda lelaki itu akan melajukan mobilnya.
"buruan nanti telat." Ucapnya datar. mengalihkan kembali pandangannya pada ponsel ditangan. "lo kan punya pacar, jadi gak usah gue yang anter jemput gini."
Nayeon menghela napas, mengunci ponselnya dan menyimpannya dipangkuan. menoleh kembali pada silawan bicara.
"Kook, ini bukan gue yang mau. sekarang langsung berangkat aja biar gak makin telat nanti lo."
Iya, pagi tadi Jungkook terlambat karena ia harus mengantar Nayeon kesekolah. sudah bisa kalian tebak bahwa ini perintah dari neneknya yang tiba tiba menelfon Jungkook. yang sialnya neneknya juga berada dirumah Nayeon.
beberapa hari ini pikiran Jungkook tidak bisa fokus pada pelajaran atau hal-hal yang biasa Jungkook lakukan. pikiran Jungkook sedang tidak karuan. bingung. bingung bagaimana ia menjelaskan pada Rose tentang rencana neneknya. takut juga bila ia harus menolak permintaan aneh neneknya.
namun sepertinya ia akan merahasiakan tentang perjodohan ini dari Rose, selagi masih bisa ia atasi dan tutupi. juga sebisa mungkin ia membatalkan rencana ini. walaupun ia tidak tahu juga bagaimana caranya.
"Bang."
Jungkook tersentak dari lamunannya. memutar kursi belajar yang ia duduki didepan jendela menjadi menghadap pintu kamarnya. terlihat mamahnya yang datang dan duduk dipinggir ranjang miliknya.
"ada nenek sama Nayeon dibawah." ucap mamah dengan nada yang sangat hati-hati. ia tahu Jungkook menjadi lebih sensitif mendengar kata nenek dan juga nama Nayeon.
Jungkook menghela napas. menundukan kepalanya sambil berkata. "mah, tolong bantu Jungkook." nadanya lirih membuat mamahnya tidak tega. bangkit dari duduknya dan menghampiri anak lelakinya.
"mamah juga gak bisa terima keputusan nenek, tapi mamah gak bisa ngelakuin apapun biar nenek batalin rencananya, bang."
"seenggaknya mamah bantu ngomong pelan pelan ke nenek kalo Jungkook mau pilih sendiri perempuan yang nanti jadi pasangan Jungkook."
mamah tersenyum kecut. memandang Jungkook yang tidak biasanya menguarkan aura putus asa. Jungkook bangkit dan berjalan ke kamar mandi. ia tahu maksud dari nenek dan Nayeon datang. nenek menyuruh Jungkook untuk menemani Nayeon yang dititipi untuk membelikan kado untuk cucu dari teman nenek.
*
"its been almost two years we haven't been together by the way, and I'm very happy can see u again."
Rose memutar bola matanya memutuskan untuk tetap fokus dengan jalanan, tidak menanggapi lelaki yang sedari tadi berbicara disebelahnya.
lelaki disebelahnya bernama Hyunbin. lelaki berkewarganegaraan Korea yang tinggal di Australia. sebenarnya alasan mereka berpisah cukup serius dan menoreh sedikit trauma dalam diri Rose. hubungan yang sedari awal bisa dibilang toxic dan berakhir Rose yang menangkap sang mantan—yang saat itu masih menjadi kekasihnya hampir saja making love dengan seorang gadis yang ternyata adalah orang ketiga dalam hubungannya.
dan entah kenapa Hyunbin masih sukarela dan tidak malunya menunjukan wajahnya didepan Rose dan memperkenalkan dirinya sebagai mantannya kepada bunda. mungkin memang ia terlahir dengan tanpa urat malu, pikir Rose.
lebih menyebalkan lagi saat tiba tiba Hyunbin meminta tolong Rose untuk mengantarnya berkeliling kota. oh ya tuhan, Hyunbin memang memiliki visual yang menggilakan tapi sikapnya benar benar tidak bisa diterima akal sehat.
akhirnya Rose memutuskan untuk membawa Hyunbin kesalah satu mall terbesar dikotanya. sedari awal turun dari mobil dan melangkah memasuki mall, mereka jadi pusat perhatian. oh tidak, ayo diralat karena yang menjadi pusat perhatian hanya Hyunbin.
Hyunbin merangkul pundak Rose dan menggiring memasuki salah satu store merek sepatu yang Rose ingat menjadi favorit Hyunbin. memaksa untuk dilepaskan akhirnya Hyunbin dengan terpaksa melepaskan rangkulannya dan membiarkan Rose duduk disalah satu bangku menunggu Hyunbin selesai memilih.
"which one, white or grey."
Rose mengangkat kepalanya menatap Hyunbin yang berdiri dihadapannya membawa dua sepatu dengan warna berbeda. Rose menimbang selama beberapa detik dan menunjuk sepatu yang ada ditangan sebelah kiri Hyunbin.
"oke, white." Hyunbin berbalik, memberikan kembali sepatu yang ia pegang kesalah satu karyawan toko. lalu pergi ke arah kasir untuk membayar.
tidak memakan waktu lama, Hyunbin terlihat dengan dua paper bag bertuliskan merek sepatu ditangannya. tidak terlalu memikirkannya mungkin Hyunbin membeli dua pasang sepatu sekaligus.
namun saat sampai dihadapan Rose, Hyunbin menyodorkan salah satu paper bag membuat Rose mengangkat satu alisnya. apakah ia menjadi suruhan Hyunbin di indonesia saat ini, tebak Rose.
"your shoe size is still the same as before, right?" Hyunbin masih dengan posisi tangan menyodorkan paper bag itu, memaksa Rose untuk menerimanya.
Rose mengangguk pelan dan dengan sangat terpaksa ia menerima sodoran paper bag tersebut.
"thanks."
Hyunbin Kwon.
.
.
.
.
redrrosies🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boy
Fanfiction[COMPLETED] "ini cowok nyebelin banget parah." -Roseanne Oselyn