Sebuah mobil van hitam melaju membelah jalanan, di dalamnya ditumpangi oleh 5 orang pria muda yang hendak pergi mendaki gunung.Sepanjang perjalanan mereka lewati dengan kebisingan, saling melempar candaan, bahkan saling mengejek satu sama lain, ditambah lagi musik yang mengalun membuat suasana di dalam sana terasa ramai.
"Seungmin, gak mabok darat 'kan, lo?" celetuk pria seorang pria bule yang duduk di kursi kedua.
Yang ditanya hanya mendengus, ia merasa terhina dengan pertanyaan yang menurutnya lebih seperti ejekan meremehkan.
"Berisik! Kalo gue mabok pun emangnya lu bakal wadahin muntahan gue gitu?" Seungmin mendelik tak suka pada Bangchanㅡsi pria blonde.
"Jorok, anjirlah!" Itu Jisung yang angkat bicara, pria tupai yang tadinya asyik ngemil di samping Bangchan pun menjadi tidak selera mendengar percakapan kedua temannya.
"Hahaha Jisung sensi amat sih. Padahal kan coba bayangin gimana rasanya kalo lu makan keripik terus dicocol samaㅡ"
Pletak! "ㅡawh!"
Niat hati ingin menggoda Jisung, Changbin yang berada di balik kemudi pun harus menahan perkataannya bulat-bulat ketika sebuah botol minuman mendarat telak di wajahnya.
"WOI! AHELAH! GUE LAGI NYETIR WOII!" seru Changbin.
Seungmin yang duduk bersebelahan dengan Changbin pun hanya tergelak renyah.
"Makannya lain kali bacotan dijaga yang terhormat tuan muda Seo Changbin," cerca Jisung sinis.
Tapi, di tengah-tengah mereka ada seorang pria yang sedari tadi hanya diam dengan alis yang menukik tajam.
Seorang pria dengan sweater hijau merenggut di antara teman-temannya, ia duduk di pojok kiri kursi kedua bersama Bangchan dan Jisung, dengan Jisung di tengah dan Chan disisi kanan.
Dia, Lee Minho. Pria tampan yang akhir-akhir ini jadi populer di kampusnya.
Entah apa yang mengusik pikirannya, tapi Minho terus memandangi keluar jendela tanpa memperdulikan teman-temannya.
Well, ia tidak yakin apakah mereka bisa disebut teman. Pasalnya---
--Tuk!
"Hmmpt!" Pria itu tercekat tatkala sebuah tangan pucat mengetuk jendela mobil secara tiba-tiba.
Untunglah teman-temannya tidak menyadari keterkejutannya karena kegiatan mereka masing-masing, Minho mengatur nafasnya perlahan-lahan untuk menetralkan detak jantungnya, lalu ia merutuk dalam hati.
'Sial! Ngagetin aja!'
'Hihihihi'
Lagi-lagi Minho dibuat mengumpat dalam hati oleh sebuah kepala yang tiba-tiba menyembul dari atap mobil, tapi kali ini tidak ia terlalu terkejut, malah ia memandangi sosok itu dengan tatapan malas.
Helaian panjang rambut makhluk itu agak menyapu wajah Minho. Kalau bisa, ingin rasanya Minho menguliti kepala makhluk itu sampai botak.
'Jelek amat sih lo kalo lagi ngelamun.' Sosok itu berbisik tepat di telinga Minho.
Minho berdecak, 'Pernah ngaca gak lo sebelum ngatain gue jelek?'
'Udah sana pergi!'
Sosok itu berdecak ketika Minho menyuruhnya pergi, dan bukannya pergi sosok itu malah tertawa-tawa di hadapan Minho.
Tanpa sadar, Minho terlalu asyik dengan dunianya sendiri sampai-sampai ia mengabaikan Jisung yang sedari tadi memanggilnya.
"Ho? Minho?"
Minho masih tak mengubris, pendengarannya masih dipenuhi oleh suara tawa sosok itu sehingga membuat Minho jengah.
"Ho, lo gak paㅡ"
"BISA DIEM GAK SIH?!"
Hening. Semuanya terdiam ketika mendengar Minho berteriak demikian.
"Hih! Ya udah santai kali! Gue juga mau ngasih lo snack." Jisung mencebikan bibirnya kesal.
Kemudian Minho hanya tersenyum kikuk, padahalkan ia tidak berniat berteriak pada Jisung, tapi gara-gara makhluk itu ia jadi mendapat pandangan aneh dari temannya.
'Selalu aja kayak gini!'
"E-eh, s-soryy ... gue gak maksud kok." Minho menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Nih, biar lo rileks. Gak usah tegang gitu." Jisung menyodorkan sebuah snack pada Minho.
"Iya, thanks." Minho menerimanya, kemudian memakannya dalam diam.
"Ini pertama kali lo muncak ya, Ho?" tanya Changbin.
Minho berdekhem sebagai jawaban.
Ya, memang benar, inilah pertama kalinya Minho merasakan yang namanya pendakian dalam hidupnya.
"Iya, Bin," jawab Minho singkat.
"Gak usah khawatir lah, kita semua udah sering naik gunung, lo aman." Changbin berusaha meyakinkan Minho.
"Iya tenang aja Bang Minho! Kita rame-rame kok, berdelapan sama Hyunjin, Felix, sama Bang Woojin juga," timpal Seungmin.
"Oh, iya-iya. Mereka bertiga udah sampe sana?" tanya Minho.
"Iya, mereka udah berangkat duluan." Kali ini Bangchan yang menjawab.
"Lo gak usah khawatir, Bang. Gak bakal ada apa-apa kok, kalo lo takut begituan, nanti ada Hyunjin kok. Dia kan anaknya peka." lanjut Seungmin, berusaha menenangkan.
Minho mengangguk paham, tapi ...ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sebuah kekhawatiran yang menyelimuti hatinya.
Karena biarpun mereka bersikap simpati, Minho tak yakin mereka benar-benar peduli.
'Perasaan gue gak enak'
Anak Nyasar
.
.
.
.
BeginStart from ; 28 mei 2020.
Starring by ; Lee Minho
H
allo guys ♡♡
sebenernya fanfic ini udah tamat, aku up di fb sebelum di up disini. Dan yaa hope u like it.
Btw, aku ngesatan SKZ tuh baru-baru ini, dari dua bulan yang lalu lah wkwk. Jadilah aku kepikiran bikin fanfic ini untuk meningkatkan rasa suka aku. Relasinya apa yak? :"
Yaudahlah... see ya guys ♡ dont forget to voment yakk.. luv yu
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Nyasar || StrayKids [End]
TerrorMereka mencari hanya untuk ujung yang tidak pasti