Warn : Monmaap. Jangan terlalu berharap ya gaes :(
Saat dini hari tiba, Jisu bersiap dengan tas di punggungnya, tubuhnya sudah terbalut setelan jas tebal bertudung.
Tak hanya dia, tapi Jeongin, Yeji dan Johnny pun sama.
Keempatnya memutuskan untuk pergi ke jalur yang Jisu temukan tanpa menunggu Timnya.
Terlalu lama!
"Kalian yakin siap?" tanya Johnny memastikan.
Jisu mengangguk yakin, Jeongin sendiri hanya mengangguk pasrah.
"Kita udah siap!" Yeji mengenakan Headband kakaknya di kepala, seolah itu dapat memacu semangatnya ia menarik ikatan headband itu kuat-kuat.
Kakaknya harus ditemukan.
Johny menatap 3 anak muda itu bergantian, matanya bergulir dan berhenti tepat di Jisu.
Yang ditatap kemudian menganggukan kepalanya pada Johnny.
Setelahnya, ia mengalihkan pandangannya pada sosok hantu pucat yang ada di samping Johnny--yang hanya bisa dilihat olehnya tentu saja.
Sosok itu mengulas senyum, kemudian dibalas oleh anggukan dari Jisu.
Jisu membiarkan sosok itu menuntun langkahnya, ia harap perjalanan mereka akan lebih mudah dengan bantuan sosok tampan itu. Dia Jaemin, hantu yang sudah menemani kakaknya sejak kecil.
***
"Gue yakin ini yang terbaik," tutur Minho saat semuanya menatap pria itu dengan raut bingung.
Kini mereka sedang duduk melingkar agak jauh dari tenda, awalnya mereka mencibir tak suka ketika Minho dengan paksa membangunkan mereka satu persatu.
Kecuali Changbin.
Tentu saja Minho membiarkannya terlelap.
"Tapi... kenapa kita harus ngorbanin salah satu?" tanya Seungmin dengan nada pelan.
"Buat pengalih perhatian," balas Minho singkat.
Minho harus meyankinkan teman-temannya agar rencana yang ia susun berjalan dengan rapi, tentu saja ini rencana pelarian dari Changbin.
"Tapi.. gimana kalo yang jadi umpan malah kejebak sama Changbin?!!" cerca Jisung tak terima.
"Kalo semua berusaha gue yakin semuanya bisa berjalan baik, gue cuma butuh kerjasama. Terserah, siapa aja... gue bisa bekalin salah satu diantara kalian," tutur Minho lagi.
"Ck! Kenapa gak lo aja yang nyerahin diri ha?! Lo kan incerannya! Kalo lo nyerahin ini mungkin ini bakal kelar, dan kita gak bakal repot-repot kayak gini." Inilah si Jisung yang tempramental, kata-katanya sama sekali tak bisa diatur.
"Ya. Gue sebenernya mau-mau aja nyerahin diri! Tapi, kalo gue nyerahin diri, kalian gak akan bisa keluar dari sini!! Karena cuma gue yang bisa liat jalan yang sebenernya. Kalo kalian terjebak sama Changbin, gue gak tau gimana jadinya keselamatan kalian, ataupun bahkan keselamatan Changbin sendiri." Minho menjaga agar suaranya tetap rendah, agar tidak menimbulkan suara berlebihan yang mungkin saja bisa mengundang Changbin.
"Terus? Lo bisa jamin keselamatan kita?!! Hah, lebih baik gue kejebak sama Changbin dibanding sama manusia aneh macam elo! Gue gak setuju. Gue gak mau pergi sama lo!" Lagi-lagi Jisung berteriak dengan nyaring.
Dalam hati, Minho menghela nafas. Ia menatap Jisung yang berkilat emosi, tapi... sejurus kemudian Minho mengulas sebuah senyum yang tipis, sangat tipis. Hanya Jisung yang menyadarinya, dan Jisung tetap bertahan pada ekspresi datarnya, menatap Minho tepat pada kedua iris hitamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Nyasar || StrayKids [End]
HorrorMereka mencari hanya untuk ujung yang tidak pasti