Chapter 2 💖

5.3K 233 11
                                    

*************************************************

Happy reading

Enjoy the story😘

--------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya.....

06.00

Kringggg...... Kringggg......

Prang....

"Rasain lo, makanya jangan ganggu tidur gua, pecah kan lo."ucap Nadira pada jam weker yang sudah dipecahkannya.

Brak.....

Kanya menggebrak pintu kamar Nadira karena mendengar suara pecahan. Saat melihat jam weker milik Nadira pecah, Kanya hanya dapat menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa menyalahan Nadira karena dulu dirinya juga seperti itu, ya meskipun tidak sampai memecahkan jam weker. Tapi tetap kebiasaan Kanya menurun pada Nadira.

"NADIRAAAAA BANGUUUN."teriak Kanya.

"Ihh bentar lagi mom,"sahut Nadira.

"Bentar-bentar bibir lo belah ketupat, ini udah jam enam lo mau telat."ucap Kanya.

"Baru juga jam enam mom,"ucap Nadira.

"Bangun atau gak kepala lo gue tebas, ginjal sama jantung lo gue kasih ke orang yang membutuhkan."ancam Kanya.

"IHHH IYA-IYAA, NADIRA MANDI NIH."teriak Nadira kesal.

"Awas aja kalau tidur lagi,"ucap Kanya lalu keluar dari kamar Nadira.

"Orang lain ancamannya dipotong uang jajan kek, motor disita kek atau disiram pake air got kek, lah gue dibunuh."umpat Nadira.

"Inilah derita yang harus kau tanggung jika ibumu seorang leader mafia."gumam Nadira lalu dia pergi ke kamar mandi.

Tak lama kemudian, Nadira siap dengan perlengkapan nerdnya. Rok 15 cm di bawah lutut, baju kebesaran, kacamata bulat non minus, serta make up yang dekil. Sama halnya dengan Aura yang juga akan menjadi nerd.
Sedangkan Safira dan Aurel juga memakai make up yang membuat wajah mereka tidak bisa dikenali.

Nadira dan Aura mendapat cemooh dari keluarganya karena berpenampilan bukan layaknya anak orang terkaya sedunia.

"Dari ratu jadi babu,"ucap Safira mengejek kembarannya.

"Gue gak nyangka lo jadi sejelek ini, Ra."ujar Aurel mengejek Aura.

"Bacot lo, mama sama papa mana?"tanya Aura.

"Gak tau,"jawab Aurel.

"Mama kalian kurang enak badan katanya, kalau papa kalian udah berangkat duluan sama Gavin."jawab Kanya.

"Mama kenapa emangnya aunty?"tanya Aura.

"Gak tau juga, mungkin kena angin malam, eh kan biasanya dia kena angin malam biasa-biasa aja."jawab Kanya.

"Mama gak kenapa-napa kan?"tanya Aurel khawatir.

"Gak, gak bakal mati juga,"timpal Nadira.

"Mulut lo ya,"ucap Aurel.

"Kalau ada yang ribut, dibunuh."ucap Kanya.

"Anacamannya gak nanggung-nanggung yaa."ucap Ken.

"Mau heran tapi leader mafia,"ucap Safira.

Mereka makan bersama dan setelah itu mereka langsung berangkat ke sekolah. Ken, Safira, dan Aurel pergi sendiri-sendiri, sedangkan Nadira dan Aura pergi menggunakan angkutan umum.

NASA RAREL {TAHAP REVISI} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang