03.

4.7K 658 43
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Segala yang ada dicerita ini murni karangan penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, cerita atau apapun itu adalah sebuah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaaan.

••••

"Kenapa salah muluh sih poster iklan gue!" kesal seorang lelaki manis dengan pipi yang menggembung kesal. Kedua temannya hanya menggeleng maklum dibelakangnya, keluar dari kelas mata kuliah wajib mereka.

"Lu nya juga aneh! Orang udah dibilang itu iklan nanti jadi iklan cetak bukan iklan web. Eh, font yang dipake malah ukuran 40, mana ada orang bisa baca dari jarak 1 meter dodol." ucap lelaki manis lainnya yang menoyor pelan kepala temannya yang sedang kesal. 

"Bian! Temen lu ni ngeselin! Kepala gue segala ditoyor! Nanti kalo isi otak gue kecampur gimana?!" ucap lelaki manis yang ditoyor kepalanya. Seseorang yang bernama Bian hanya tersenyum simpul,

"Kalian berdua itu kalo habis kelas kalo ngga ribut ngga bisa? Engap gue liatnya." ucap Bian sambil berdiri diantara kedua temannya, menengahi sebelum ada adu bacot yang lebih mengerikan dari barusan.

"NGGA BISA!" jawab mereka kompak tepat dikedua telinga Bian. Bian hanya menghela nafasnya, kelewat kebal dan biasa dengan kedua temannya. Dengan cekatan Bian menjepit kedua bibir temannya dengan kedua tangannya,

"Kalo masih mau ribut lagi ngga akan gue lepas ni jepitan gue. Masih mau ribut lagi?" tanya Bian dengan nada sedikit kesal, secara kompak pula kedua lelaki manis itu menggelengkan kepala mereka. Bian melepaskan jepitan tangannya dimulut kedua temannya.

"Sakit tau, Bian! Kejem lu sama gue." sahut lelaki manis yang pipinya sedikit berlebih,

"Gue tega sama lu kalo emang lu udah keterlaluan, Evan!" jawab Bian sambil menguyel pipi sedikit lebih sosok yang di panggil Evan.

"Terus kalo sama gue kenapa? Lu nagih ngebully gue?" tanya lelaki manis lainnya, korban jepitan tangan Bian. Bian hanya tertawa dan mengusak rambut temannya pelan,

"Ya samalah Reza, kalo lu keterlaluan gue juga tega." balas Bian pada lelaki manis yang bernama Reza. Evan dan Reza hanya ber 'oh' ria, karena mereka memang sudah biasa, jika mereka sudah lewat batas Bian yang akan menyadarkan mereka, itu wajib.

"Guys, gue laper. Ngantin yok!" intrupsi Evan sambil mencebikkan bibirnya. Kedua mata Reza melotot, tidak percaya dengan teman semasa sekolah menengah atasnya ini.

"Apa?! Makan mulu lu! Itu perut apa black hole? Perasaan coklat gue dua batang udah lu makan tadi." sahut Reza sambil menguyel kedua pipi Evan, sedangkan korbannya hanya mendengus kasar dan menepis tangan sang pelaku.

Radio. | Johnjae✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang