23.

2.5K 420 83
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Segala yang ada dicerita ini murni karangan penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, cerita atau apapun itu adalah sebuah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaaan.

••••

Pagi ini keluarga Bian dibuat sedikit heran dan terkejut dengan tingkah laku Bian. Pertama, sang ayah dibuat terkejut dengan keberadaan Bian didapur. Sejak pagi sang ayah mengira istrinya yang berada didapur memasak untuk sarapan, tapi ternyata yang ditemukannya didapur adalah anak sulungnya yang sedang sibuk membuat sesuatu. Kedua, sang bunda yang juga terkejut karena Bian bangun pagi sekali. Bukan hanya memakai dapur, tapi Bian juga membereskan kamarnya dan membereskan meja makan keluarganya, sungguh perlakuan yang langka. Dan terakhir, Dafa sedikit dibuat takut oleh sang kakak yang terus tersenyum sejak bangun hingga sekarang saat sarapan.

"Kak? Kakak sehat?" tanya Dafa iseng saat mendudukkan dirinya didekat Bian dan meletakkan punggung tangannya pada dahi Bian. Bian menepis pelan tangan Dafa dan menatap adiknya dengan senyum yang masih mengembang.

"Gue sehat gembul. Kenapa?" tanya Bian dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya, mengundang rasa penasaran bunda dan juga ayahnya.

"Soalnya kakak dari bangun senyum-senyum mulu. Gue takut kakak kena sakit jiwa kayak mantan kakak itu." jawab Dafa sambil sedikit menggeser kursinya menjauh dari Bian. Bian membulatkan matanya kesal dan mencubit main-main pipi gembil adiknya.

"Enak aja disamain sama Sakti! Dia udah dipenjara ngga usah dipanggil-panggil lagi, nanti muncul lagi." kesal Bian sambil melahap nasi goreng bikinannya dengan kesal. Ayah, bunda dan Dafa membulatkan matanya terkejut mendengar pernyataan Bian.

"SAKTI DIPENJARA? KOK NGGA DARI DULU SIH!" teriak Dafa melengking yang sukses membuat ayah, bunda dan Bian menutup telinga mereka, lama-lama bisa pecah gendang telinga mereka.

"Kok bisa dipenjara sih kak? Gimana ceritanya?" tanya bunda dengan lembut setelah memberi isyarat pada Dafa untuk diam dan diindahkan oleh si bungsu.

"Jadi, kak Raga kemarin itu bikin laporan sama omnya yang polisi tentang kelakuan Sakti. Kemarin juga kan Sakti sempet melakukan pembunuhan berencana sama kak Raga, jadilah dia sekarang udah masuk penjara dengan banyak tuduhan." jelas Bian sambil sedikit mengingat penjelasaan Raga saat pulang dari makam mantannya.

"Pembunuhan berencana?" tanya ayah Bian setelah menyesap kopinya, menatap bertanya pada anak sulungnya.

"Jadi, beberapa minggu yang kakak sama sekali ngga ketemu kak Raga itu karena kak Raga habis ditikam sama Sakti waktu pulang siaran. Hampir aja kak Raga ngeregang nyawa, untung adeknya kak Raga langsung dateng. Dan kemarin Sakti ngaku sendiri kalo memang dia udah ngerencanain pembunuhan buat kak Raga yang langsung didenger sama polisi. Kesannya kemarin itu kayak semuanya udah di perkirain sama kak Raga, keren." jelas Bian panjang lebar sambil menyunggingkan senyumnya, mengingat betapa hebatnya Raga merencanakan itu semua.

Radio. | Johnjae✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang