16.

2.5K 444 14
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Segala yang ada dicerita ini murni karangan penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, cerita atau apapun itu adalah sebuah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaaan.

••••

Sudah dua bulan Raga mengalami masa pemulihan dan selama dua bulan itu juga Bian tak absen untuk datang kerumah Raga. Entah hanya untuk sekedar mampir atau merawat Raga jika keluarga Raga sedang urusan. Sejauh apa kedekatan Bian dengan keluarga Raga? Sejauh seperti yang diharapkan dan dibayangkan oleh Raga. Bahkan Bian sudah tak canggung lagi untuk memanggil ibu Raga dengan mama, begitu menyenangkan dipendengaran Raga.

Karena selama dua bulan Raga harus memulihkan kesehatannya, selama dua bulan juga Bian siaran sendiri, jujur cukup kosong studio siarannya tanpa Raga dan sangat kosong hatinya tanpa Raga, seperti Raga sudah mengambil alih seluruh dunia Bian. Tapi hari ini dewi Fortuna sedang bekerja pada Bian. Pasalnya semalam Raga bilang bahwa dirinya bisa datang untuk siaran, membuat senyum di wajah Bian sejak pagi tak luntur dari wajah manis itu, mengundang rasa penasaran Reza dan Evan, kedua temannya.

"Yan?! Yan?! Bian?!" panggil Reza sambil menggoyangkan tangannya didepan wajah Bian yang melamun dengan senyum mengembang.

"Bian!!!!" ucap Evan sambil menggoyangkan tubuh Bian dengan cukup sedikit brutal, membuat korbannya berdecak kesal dan mengempaskan kasar tangan temannya.

"Apaan sih! Sakit tau! Badan gue bukan jelly yang kalo digoyang lentur!" kesal Bian sambil mengambil satu sendok es batu dan memasukkannya kedalam mulutnya, membuat kekehan pelan keluar dari bilah bibir kedua temannya.

"Lu kenapa sih? Senyum terus dari pagi, horor liatnya." ucap Reza setelah menyesap jus jeruknya pelan, menatap Bian dengan tatapan bertanya.

"Coba tebak aja." jawab Bian singkat dengan kembali memasukkan satu sendok es batu kedalam mulutnya, sambil masih menyunggingkan senyumnya. Reza dan Evan saling tatap, melempar isyarat melalui mata mereka saling bertanya.

"Menang lotre?" tebak Reza sambil menunjukkan pose berfikirnya, yang hanya dibalas gelengan kepala ringan oleh Bian.

"Dapet voucher makan di Hanamasa?" tebak Evan sambil mengunyah pelan batagor yang ada didalam mulutnya.

"Makan mulu sih otak lu, Van." balas Bian sambil menyentil pelan dahi Evan, membuat korbannya hanya menunjukkan cengiran polosnya.

"Handphone lu baru?" tebak Reza yang hanya di jawab Bian sambil menunjukkan ponselnya yang sama sekali tak berubah.

Radio. | Johnjae✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang