11.

2.8K 502 89
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Segala yang ada dicerita ini murni karangan penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, cerita atau apapun itu adalah sebuah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaaan.

••••

Seperti janji Raga tadi, Bian ikut dirinya siaran di segment kedua. Sejujurnya kondisi Bian belum cukup baik untuk siaran, karena sedari tadi Bian sedikit tidak fokus membuatnya sekarang hanya duduk diam setelah Raga menutup acara mereka dan memutarkan lagu Call Me When It's Over milik James Smith sebagai lagu penutup acara mereka.

Bian melepas headphonenya dan menatap langit-langit ruang siarannya sambil mengehela nafas kasar. Bian mengehela nafasnya bukan karena fisiknya lelah, karena dirinya hanya dirumah tak kemana-mana. Hembusan nafas kasar itu karena hati dan pikirannya sedang tidak bisa diajak untuk berdamai.

"Mau cerita? Gue ngga maksa, cuma kadang perasaan kayak gitu ngga enak dipendem sendiri." ucap Raga sambil melepas headphone nya dan menatap Bian teduh. Sepertinya tubuh Bian sedang tidak beres. Karena kini kedua pipinya memerah samar, bereaksi aneh pada setiap perhatian dan afeksi yang Raga berikan

"Emang ngga ngerepotin kak?" tanya Bian santai berusaha tenang menutupi samar kedua pipinya.

"Gue ngga ngerasa kerepotan sih. Gue lebih seneng kalo lu lega karena habis cerita sama gue." ucap Raga pelan sambil sesekali menyesap kopinya yang tinggal sedikit.

"Kerumah gue aja gimana kak? Ngga enak aja gitu kalo cerita diluar, takut." cicit Bian pelan namun masih terdengar oleh Raga.

"Kesini tadi naik apa?" tanya Raga sambil menatap Bian dalam.

"Taksi online kak. Ayah lagi sibuk, bunda juga ngga bisa naik mobil." jawab Bian santai sambil meraih gelas kopinya, pemberian Raga.

"Yaudah gue anter pulang lu sekalian aja gimana mau?" tawar Raga pelan.

"Ngga ngerepotin nih kak?" lagi tanya Bian memastikan. Raga tertawa pelan, tangannya terulur mengusak rambut yang lebih muda dan tersenyum lembut, membuat korbannya bersemu merah yang sudah menjalar hingga ke telinga.

"Kan gue udah bilang diawal tadi, gue ngga ngerasa direpotin, Yan. Tenang aja oke?" jawab Raga sambil bangkit dari kursi siarannya.

"I-iya kak. M-makasih ya k-kak Raga." ucap Bian gugup sambil ikut berdiri dari kursi siarannya dan berjalan keluar ruangan siaran mendahului Raga.

Radio. | Johnjae✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang