25. [End]

3.7K 421 107
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Segala yang ada dicerita ini murni karangan penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, cerita atau apapun itu adalah sebuah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaaan.

••••

Bisa dibilang Bian hari ini beruntung dan sangat-sangat beruntung. Hari ini adalah hari sidang Raga, hari yang bisa dibilang merupakan hari yang memiliki jadwal terpadat dalam seluruh jadwal Bian. Karena saat dirinya sampai kampus, rata-rata seluruh dosen mata kuliahnya hanya memberikan tugas dan hanya ada satu dosen yang tetap melaksanakan perkuliahan, itupun tidak sampai satu jam.

"Yan, lu jadi ke fakultasnya kak Raga?" tanya Evan setelah ketiga keluar dari kelas dan berjalan menuju parkiran, mengikuti langkah cepat Bian.

"Iya, kalian temenin gue ya? Malu gue sendirian." jawab dan ajak Bian pada Reza dan Evan. Keduanya saling tatap dan melemparkan senyum manisnya.

"Iya kita temenin, lagian kan kita juga nebeng lu baliknya. Tapi bukannya lu ada kenal temennya Raga ya?" tanya Reza sambil mengambil kunci mobil Bian, lebih baik dirinya yang menyetir karena Bian yang sedang tergesa-gesa itu membahayakan.

"Iya cuma kak Jovi doang. Ini juga gue chattingan sama kak Jovi, katanya kak Raga udah masuk ruang sidang." jawab Bian sambil mendudukkan dirinya dikursi penumpang sebelah Reza, sedangkan Evan duduk dikursi belakang.

"Lu ngga bawa apa-apa gitu buat kak Raga?" tanya Evan setelah menelisik Bian dari atas sampai bawah, tidak ada yang spesial dan berbeda. Reza menghidupkan mobil Bian dan melajukan mobil itu sambil sedikit melirik Bian yang tersenyum aneh penuh arti.

"Jangan bilang lu adalah hadiah buat kak Raga? Jangan bilang juga habis ini lu mau pitain kepala lu? " tebak Reza yang mengundang wajah jengah Evan dan tawa keras keluar dari mulut Bian.

"Ngga lah! Dibelakang udah ada sesuatu yang gue buat sendiri buat kak Raga. Otak gue encer kalo masalah gituan mohon maaf." jawab Bian sambil mencubit pelan kedua pipi temannya itu.

"Otak encer tapi susah peka? Emang cuma Fabian Adelio orangnya." ucap Reza dan Evan serempak dengan nada jengah yang jelas, membuat Bian tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Cukup sepuluh menit, perjalanan dari fakultas Bian ke fakultas Raga. Setelah memarkirkan mobil Bian, ketiganya berjalan masuk menuju fakultas Raga, yang sukses membuat beberapa mahasiswa berdecak kagum dengan ketidak normalan visual ketiganya. Bian sedikit kesusahan mencari Jovi karena ramai begitu banyak mahasiswa yang merayakan keberhasilan sidang teman mereka, karena memang bukan hanya Raga yang sidang hari ini.

Radio. | Johnjae✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang