07.

3.5K 577 47
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Segala yang ada dicerita ini murni karangan penulis. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, cerita atau apapun itu adalah sebuah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaaan.

••••

Hari Sabtu adalah hari yang selalu dinanti para manusia untuk sekedar berkencan dengan kekasih hati. Menunjukkan segala macam rayuan dan gombalan pada kekasih hati mereka. Atau hanya sekedar berjalan-jalan menikmati indahnya hari.

Namun, itu bertolak belakang dengan apa yang harus Raga dan Bian rasakan. Ya, dari jam sembilan pagi sampai jam dua belas malam mereka harus bekerja di radio, berdiam diruang dengar para pendengar, menemani para manusia tanpa pasangan menghabiskan hari Sabtu mereka.

"Selamat pagi bang Ran." sapa Bian sesaat dirinya sampai dilantai tiga yang masih lumayan sepi, hanya ada beberapa karyawan.

"Pagi Yan. Tumben?" jawab Randy saat dilihatnya Bian datang jam delapan pagi.

"Soalnya gue dirumah sendiri bang Ran, makanya gue berangkat pagian aja kekantor." ucap Bian sambil mendudukkan dirinya di meja kerjanya dan menggunakan name tag nya.

"Tapi jam siaran lu kan masih satu jam lagi, mau ngapain lu?" tanya Randy menghampiri Bian sambil menyesap cappucinno nya.

"Gue mau beresin materi dulu lah bang, lu pikir siaran empat corner ngga pusing? Mana vibes cornernya beda-beda pula. Kalo materi gue rapi kan enak." jawan Bian sambil membuka komputernya dan mengakses komputer utama di ruang siaran.

"Yakin jam siaran lu yang terlama cuma hari Sabtu sama Minggu. Siaran dari jam sembilan pagi sampe jam dua belas malem, gila." ujar Randy masih perlahan menyesap cappucinno nya.

"Tapi corner gue cuma jam sembilan pagi sampe jam sebelas siang, terus corner kedua jam satu siang sampe jam dua siang, terus corner ketiga jam lima sore sampe jam delapan malem, terus corner terakhir gue jam sepuluh malem sampe sebelas malem. Udah!" ucap Bian panjang lebar dan hanya dibalas tatapan mata jengah oleh Randy.

"Iya udah, gaji lu baling banyak sama Raga kalo kayak gitu Bian." ucap Randy sambil mengusak rambut Bian dan hanya dibalas cengiran lucu oleh Bian.

"Pagi bang Ran. Pagi Yan." sapa Raga sesaat setelah membuka pintu kantornya. Bian dan Randy langsung menolehkan pandangan mereka kesumber suara.

"Pagi Ga!" sahut Randy dengan teriakan yang cukup lantang.

"Pagi kak Raga." sahut Bian kemudian sambil meringis pelan mendengar teriakan Randy.

Radio. | Johnjae✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang