1 - It's A Must

1.3K 123 8
                                    

🌬

"Lino!" teriak Hyunjin sambil mengelilingi area sekolah mencari sahabatnya itu.

Ia tahu bahwa sahabatnya Lino adalah orang yang benar-benar nekat. Saat pertama kali Hyunjin bertemu dengannya, ia adalah satu-satunya siswa di kelas yang benar-benar berani menentang siapapun dan apapun yang tidak sesuai dengan prinsipnya.

Saat tahun pertama, Hyunjin memang bukan siapa-siapa tanpa Lino. Ia takkan bisa memiliki satu teman pun. Tampan bukanlah segalanya di sekolah ini tanpa orangtua yang mapan, itu yang selalu ada di pikiran Hyunjin.

Bel sekolah pun berbunyi, Hyunjin memutuskan untuk kembali ke kelas dan berencana mencari Lino sepulang sekolah.

"Gue tebak setiap ada masalah dia ga bakal masuk kelas, Jin." celetuk Yeji, satu-satunya sahabat perempuan Hyunjin.

"Hm.. lo tau Lino gimana kan? Udah berapa banyak goresan silet yang gue liat di tangannya. Dan gue ga bisa ngebiarin dia ngerusak diri kaya gitu melulu." jawab Hyunjin sambil mengacak-acak rambutnya.

"Iya juga sih, Jin." ucap Yeji sembari membalikkan bangkunya ke posisi semula.

"Selamat siang anak-anak, hari ini bapak akan melanjutkan materi kemarin, yaitu tentang karbo, lipid, dan protein. Sebelum pelajaran, bapak akan absen kalian dulu."

"Stt, Ji! Yeji!" bisik Hyunjin dari belakang Yeji. Yeji meliriknya lalu mulutnya seakan berbicara 'apa?'

"Astaga gue harus bilang apa sama Pak Jae kalo Lino ga ada di kelas, Ji?" bisik Hyunjin sambil mencondongkan badannya sedikit agar terdengar oleh Yeji.

"Bilang aja di UKS atau di mana kek, Jin." jawab Yeji singkat.

"Absen 23, Hwang Yeji?"

"Saya pak,"

"24, Lee Minho?" semua pandangan tertuju pada bangku Lino, dimana Hyunjin adalah teman sebangkunya.

"Hyunjin, teman dudukmu mana?" Hyunjin bukan orang yang ahli berbohong, hal itu bisa dilihat dari wajahnya menampakkan kekosongan serta sedikit pucat.

"Eum.. itu pak, Lino ke to-"

"Permisi pak, maaf saya sedikit terlambat." Ucap Lino yang tiba-tiba datang dari arah pintu masuk kelas.

"Huft."

"Tidak ada terlambat yang kedua kali untuk kamu di kelas saya. Saya tidak suka murid rajin sepertimu merubah kebiasaan baikmu. Oke kamu bisa duduk di bangkumu." Lino mengangguk lalu berjalan menuju tempat duduknya.

Tok Tok Tok!

"Permisi pak," ucap guru BK yang baru saja mengetuk pintu.

"Ada apa ya, bu?" sahut pak Jae. Lalu guru BK memberi isyarat dengan mengarahkan pandangannya ke seseorang yang berada di belakangnya.

Pak Jae langsung menyadari akan hal itu, "Ah, iya saya lupa. Silahkan masuk."

"Anak-anak, ibu kesini mau memperkenalkan siswi pindahan pada kalian. Dia pindahan dari luar kota. Orangtuanya pindah tugas dan akan menetap cukup lama disini." ucap guru BK lalu mengisyaratkan siswi di sebelahnya itu untuk memperkenalkan namanya.

"Mm.. perkenalkan nama saya Lia Calista," ia menjeda kalimatnya karena ia tak tahu harus berkata apa selanjutnya.

Hyunjin yang tadinya merenung tiba-tiba membuka lebar matanya karena murid pindahan itu tidak lain adalah Lia Calista. Hyunjin melihat ke arah Lino yang sedari tadi sedang menutup matanya, terlihat seperti mempunyai banyak beban hidup.

'Hadeh, gue kuat gue kuat' batin Hyunjin sambil memijat keningnya.

"Baik, jika tidak ada yang ingin dibicarakan mari kita lanjut agar waktu saya tidak terbuang. Ohya Lia, kamu bisa duduk disana." Pak Jae menunjuk bangku kosong tepat di sebelah bangku Lino.

Forced || Lia × LinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang