🌬
"No, ulang tahun Lia lusa, kan?" tanya Yeji yang sedang duduk di sebelahnya. Lino dan Yeji kembali melanjutkan pendidikan di jurusan yang sama, teknik arsitektur.
Yeji juga sudah lama tidak kontak dengan Lia sebab mereka benar-benar disibukkan oleh kuliah sebagai mahasiswa baru. Tidak hanya tugas-tugas kelompok, tetapi juga beberapa pengisian biodata dan mencari tanda tangan dosen kesana kemari. Cukup melelahkan dan tidak sempat untuk bertemu mengobrol santai.
Lino yang memang sudah merancang rencana ulang tahun Lia itu memberi tahu Yeji untuk membantu persiapan rencananya. Dan Yeji tidak lupa untuk mengajak Hyunjin yang masih berstatus sebagai pacarnya.
Satu hal yang perlu Lino ketahui secara diam-diam adalah jadwal perkuliahan Lia sendiri. Sebab jika Lia pulang larut maka rencana Lino benar-benar tidak akan bisa dilakukan di hari itu juga, terkecuali menganggu kelas Lia. Namun, ia ingin mengusahakan agar Lia dapat menghadiri pesta kejutan ulang tahun yang dirancang Lino.
--
Lino melihat kamar Lia yang tak terkunci itu langsung saja melangkahkan kakinya mendekat pintu. Ia mesti berhati-hati dan melihat situasi terlebih dahulu sebelum Lia datang. Beruntung Lia tidak sedang ada di kamarnya dan Lino langsung saja memasuki kamar Lia lalu menutup pintunya pelan.
Lia memang tidak di kamarnya, melainkan di kamar mandi yang berada di dalam kamarnya itu. Hening memang, itulah kenapa Lino malah mengira bahwa Lia sedang di luar. Masih tidak menyadari, dirinya dengan santai mengacak isi tas Lia dengan mata yang meneliti.
Saat itu juga Lino mendengar suara pintu kamar mandi yang hendak dibuka dan dirinya sendiri belum mendapatkan jadwal kuliah Lia. Ia benar-benar di dalam bersama dengan jantung yang sudah kebingungan serta mulai mengeluarkan keringat dingin.
"Gue harus sembunyi dimana ...." Lino tergesa-gesa, awalnya ia hendak masuk ke lemari pakaian milik Lia. Akan tetapi itu tidak memungkinkan bahwa dirinya akan aman berada di sana. Lia pasti akan membuka lemari itu mau tidak mau. Matanya mengarah pada bawah tempat tidur Lia. Cukup atau tidak itu bisa dipastikan sebab Lino sering meniru kucingnya--Dori--dalam hal melengkungkan badan. Lino langsung saja meniru gaya tidur Dori dan untungnya kolong tempat tidur Lia cukup panjang untuk menyembunyikan dirinya.
"Eh? Pintunya emang ketutup, ya?" gumam Lia yang bisa didengar oleh Lino di bawah sana. Lia kembali melanjutkan ritual setelah mandi. Ia tidak lupa untuk melembabkan kulit wajahnya dengan memakaikan serum, toner, dan essence. Suatu keharusan untuk menepuk-nepuk wajahnya setelah menyelesaikan ritual pertama.
Lanjut dengan ritual kedua, Lia mulai menggunakan body lotion pada keseluruhan tubuhnya. Saat itu tak sengaja handuk Lia lepas, Lino melotot dalam diam sebab melihat handuk itu terjatuh di samping tempat tidurnya, dekat dengan persembunyiannya di sana. Lino benar-benar tidak ingin hal selanjutnya terjadi. Ia berharap-harap agar seseorang menolongnya dan membawanya pergi tanpa jejak.
Saat itu Lino memiliki ide untuk mengirimkan pesan pada Lia untuk mengalihkan perhatiannya dari handuknya yang jatuh tersebut. Lino menyuruh Lia agar bergegas pergi sarapan karena Mama Lino sedang menunggu di sana.
Alhasil rencana Lino itu berhasil mengalihkan perhatian Lia. Alih-alih melanjutkan ritual tahap ketiga yaitu merias wajahnya dengan makeup natural, Lia saat itu pun langsung membalas pesan Lino, memakai seragamnya, lalu bergegas mendatangi ruang makan tanpa memikirkan kamarnya yang cukup berantakan tersebut.
Lino yang mendengar bunyi pintu tertutup itu pun cepat-cepat keluar dari markasnya lalu matanya masih sempat mencari-cari jadwal kuliah Lia. Saking seriusnya, dirinya tidak mengetahui bahwa Lia kembali menuju kamarnya, hendak mengambil ponselnya yang tertinggal di atas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced || Lia × Lino
FanfictionLino, merupakan anak seorang pengacara terkenal yang mempunyai kuasa tinggi untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Akan tetapi berbeda halnya dengan Lia. Ayahnya hanyalah pengacara biasa yang sudah ditinggal pergi oleh sang istri akibat suatu...