🌬
"Lino!" Hyunjin berjalan menuju Lino yang baru saja memasuki kelas. Hyunjin sedikit berbisik pada Lino sembari mengajak Lino keluar dari kelas.
"Yeji marah, No."
"Dan masa dia marahnya ke gue sih!" protes Hyunjin sebab Yeji tak mau bicara dengan Hyunjin sejak tadi pagi. Yeji tahu bahwa Hyunjin menyimpan rahasia itu darinya. Dirinya merasa tidak dipercayai oleh Hyunjin sehingga tidak bercerita padanya.
Lino yang sedari tadi mendengar protes Hyunjin hanya menggaruk hidungnya yang tak gatal. "Gimana lagi, Jin. Dia liat sendiri gue sama Lia kemarin. Gue ga bisa ngelak intinya."
"Bukan itu, No! Nasib gue gimana sekarang?" Hyunjin takut bukan main melihat Yeji hanya diam saja, sempat menatapnya tajam. Hyunjin benar-benar tidak bisa mendekat. Layaknya harimau, jika dibangunkan sekalinya mengaum pasti benar-benar keras.
"Ya gitu, Jin. Semangat ya lo," Lino pergi menuju kelas, meninggalkan Hyunjin yang masih memprotes.
Saat itu juga Hyunjin melihat Lia yang mengenakan masker. "Lia!" teriak Hyunjin sembari mempercepat langkahnya sebelum Lia memasuki kelas.
"Lia!" Hyunjin berhasil menggapai bahu Lia. Lia bingung, apa yang membuat Hyunjin sepagi buta ini sudah bernapas terangkih-angkih.
"Ye-yeji..."
"Duh iya gue lupa!" Lia menepuk jidatnya sembari melangkah ke dalam kelas. Lia melihat Yeji yang sedang memainkan pensilnya. Diam tak bersuara. Lia menarik napas panjang, mungkin akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjelaskan. Tetapi setidaknya sebelum bel Yeji harus tahu kebenarannya, sehingga ia tak memarahi siapapun.
"Yeji... gu-gue mau jelasin semua..." ucap Lia terbata-bata sebab takut akan ekspresi Yeji yang benar-benar tanpa raut. Lia meminjam bangku Hyunjin untuk duduk di sebelahnya.
"Gu-gue ga bermaksud nipu lo atau ga percaya sama lo. Tapi waktu itu gue ga bisa bilang sama lo. Gue takut."
"Gue takut kalo lo ga mau temenan sama gue lagi," ucap Lia sembari memegang tangan Yeji. Tanpa sadar Yeji menatap Lia yang sedang menunduk. Yeji menghela napas panjang. Hal itu membuat Lia menatap Yeji.
"Maafin gue udah nyimpen ini dari lo. Gue cuma takut lo ngejauh. Untuk hal kenapa gue bisa sama lino-"
"Gue maafin, Lia. Udah lo ga perlu jelasin semua rahasia lo. Maaf juga gue terlalu sensi. Gue kesel aja gitu karna diantara kalian cuma gue aja yang gatau apa-apa."
"Yeji..."
"Aish, gue kayanya kebanyakan nonton drama," gerutu Lino yang melihat Yeji dan Lia saling berpelukan, tepat di sebelahnya. Itu membuat Lino membalikkan posisinya.
"Eh anjing kaget gue!" Bagaimana tidak, Hyunjin tiba-tiba duduk di sebelahnya, melihat Yeji dan Lia berpelukan.
"Andai Lia itu gue sekarang, hh" Hyunjin mendesah berat sebab mungkin saja Yeji masih tidak mau berbicara dengannya.
"Pergi lo sana! bikin kaget gue aja!" Lino mengusir Hyunjin dari kursinya.
"Liat mereka pelukan, gue jadi mau dipeluk sama lo," ucap Hyunjin sembari menyisir rambut Lino, mendekatkan dirinya untuk memeluk Lino.
"Jin! Lepasin woy! Geli gue anjing! Woy lepasin!" perintah Lino sebab Hyunjin sedari tadi memaksa memeluk Lino.
***
Beberapa hari lagi adalah hari ulang tahun sekolah mereka. Bu Jihyo mengatakan bahwa perayaan ulang tahun sekolah kali ini akan berbeda dengan sebelumnya. Akan ada pesta malam di halaman sekolah lengkap dengan mengundang alumni untuk memeriahkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced || Lia × Lino
ФанфикLino, merupakan anak seorang pengacara terkenal yang mempunyai kuasa tinggi untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Akan tetapi berbeda halnya dengan Lia. Ayahnya hanyalah pengacara biasa yang sudah ditinggal pergi oleh sang istri akibat suatu...