5 - The Dance Club

824 104 11
                                    

🌬

Pagi ini Lia tampaknya datang lebih awal dari Lino. Ia sengaja tidak membangunkan Lino, membalas perbuatan Lino saat itu.

"Lia!" panggil Lino saat melihat Lia yang sudah hendak memasuki kelas. "Lo kenapa ga bangunin gue sih?! Kalo gue telat kan ga lucu," gerutu Lino seraya memasang ekspresi masam di wajahnya. Lia hanya menoleh sebentar.

"Yang penting kan lo udah di sekolah sekarang," sahut Lia santai kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Belum ada beberapa langkah, jalan Lia sudah dihalangi oleh satu kumpulan siswi, dimana Lia sudah pernah bertemu sebelumnya. Iya, Yuna dan teman-temannya. Mereka benar-benar menatap Lia dengan wajah sinis.

Lia menghela napasnya, mencoba untuk berkata dengan nada yang tenang. "Sekarang lo semua mau apa?"

"Denger-denger lo dijodohin cuma karna duit ya?" kata Yuna yang sengaja mengeraskan volume suaranya agar siswa dan siswi yang berada di sana mendengarnya. Tentu saja seperti yang kalian ketahui bahwa geng Yuna memang terkenal suka merendahkan beberapa siswi lain yang menurutnya kurang pantas ataupun yang membuat dirinya iri dan jengkel. Beberapa dari orangtua mereka sempat dipanggil BK tetapi tetap saja, nasi sudah jadi bubur, sifat mereka memang sudah terbentuk seperti itu. Mau dibagaimanakan lagi ya mereka memang begitu.

Beberapa siswa dan siswi yang sedang berjalan menuju kelas langsung melirik sekilas Lia lalu kembali berjalan. Lino yang sedaritadi masih di sana tetap menyaksikan apa yang akan mereka lakukan pada Lia setelah ini. Lino melihat Yuna yang mendorong dada Lia dengan telunjuknya.

"Oke, itu udah cukup," gumam Lino sembari melangkahkan kakinya menuju Lia.

"Punten, gue ada perlu sama Lia." Lino mengambil paksa tangan Lia, mengajaknya pergi ke kelas demi menjauhi sekumpulan itu.

"Lo jangan diem aja kalo digituin, mending lo pergi langsung dari sana." Lino berbisik pada Lia seraya menjauh dari geng Yuna tersebut.

"Siapa bilang gue bakalan diem? Lo nya aja yang tiba-tiba narik gue pergi gitu aja." Lia tak terima dengan kata Lino, sebab Lia memang berkehendak untuk menjawab mereka. Lino menatap datar Lia seraya mengusap tengkuknya. "Sok jagoan banget," sindir Lia yang langsung meninggalkan Lino yang tengah berdiri di sana.

Gatau diri banget jadi cewe!

"Jin, Lino sama Lia kenapa datengnya barengan? Perasaan mereka ga akur deh." Yeji merasa sedikit pelik. Hyunjin sengaja tidak memberitahu Yeji soal mereka sebab ia tidak ingin menyebar rahasia Lino.

"Ga tau, Ji."

--

"Pemilihan ketua?" tanya Lia saat Yeji memberitahunya bahwa ekstra mereka nanti sore sepulang sekolah akan mengadakan pemilihan ketua yang baru.

"Iya, ntar sore bareng ya jalan sama gue ke studio, deket kok." Lia mengangguk dengan ucapan Yeji.

"Ekhem, ada yang janji ngajak pacar sendiri keluar tapi dia sibuk sendiri," celetuk Hyunjin seraya menggaruk dahinya yang tidak gatal.

Yeji terkekeh, "Besok ya, sayang."

"Geli gue, uwekk." Lino memang tidak bisa untuk tidak ikut campur. Entah ada masalah apa dalam hidupnya hingga selalu nampak sirik pada Hyunjin dan Yeji.

"Sirik ae lo, dasar jomblo!" ujar Lia pada Lino yang selalu mengejek Yeji.

"Lo juga! Udah numpang lagi hidup sama gue!" Sialnya Lino keceplosan di hadapan Yeji.

"Numpang hidup?"

"Ma-maksud gue numpang berangkat sekolah," kata Lino sambil menahan untuk mengusap tengkuknya, meyakinkan Yeji agar rahasia perjodohan mereka tak diungkit-ungkit. Untungnya Lino hanya keceplosan sedikit, jika tidak Lia langsung akan menginjak kaki Lino untuk yang kedua kalinya.

Forced || Lia × LinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang