2 - Amfibi

924 105 15
                                    

🌬

"Eh eh?!" Lino terkejut mengetahui bahwa Lia berlari ke arahnya, menyembunyikan dirinya dibalik tubuh Lino dengan kedua tangannya erat melingkari tubuh Lino.

Lino terdiam sejenak. Ia butuh waktu untuk berpikir, karena Lino juga takut akan hewan itu, tapi ia gengsi untuk mengakui kelemahannya pada orang lain, apalagi dengan lawan main dramanya barusan, Lia.

"Tenang Lino, tenang," Ia menyemangati dirinya sendiri, masih membiarkan Lia mendekapnya. Ia berusaha memanfaatkan tongkat pengepelan yang masih dipegangnya untuk memukul hewan itu.

"Aaaaa! Lia ayo keluarrr!" Lino menjatuhkan tongkat pengepelan itu tepat pada kecoa itu, lalu ia menarik tangan Lia mengajaknya keluar dari toilet itu.

Terdengar deru napas Lino seperti seseorang yang sedang mengalami sesak, -Saking takutnya akan kecoa itu- lain halnya dengan Lia yang saat ini masih tertegun tepat disamping Lino dengan tangan yang masih digenggam erat Lino.

Beberapa detik kemudian Lino kembali dapat mengatur napasnya, "A-apa?" pekik Lino sedikit kasar, dengan kedua pupil yang tak berani menatap Lia tegas.

Lia mengatupkan bibirnya lantas mengulurkan telunjuknya, memberi isyarat bahwa Lino harus melepas genggaman tangan mereka. "Eh, ga sengaja gue," ringis Lino sambil melepas genggamannya pada Lia.

Canggung? Iya. Itu yang mereka sedang alami saat ini. Terlihat dari Lino yang sengaja memalingkan kedua matanya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan Lia yang sedikit menundukkan wajahnya.

--

"Kalian udah selesai bersih-bersihnya?" tanya Bu Jihyo pada Lia dan Lino yang saat ini berada di ruang guru.

"Sudah, Bu."

"Oke kalo gitu sekarang kalian lanjutkan tugas kelompok kalian, bantu Hyunjin dan Yeji mengerjakannya. Setelah itu, kalian kumpulkan ke ibu batas waktu tiga puluh menit lagi, paham?" Lia mengangguk pelan, sedangkan Lino hanya berdiri diam.

--

Suasana kelas yang awalnya santai dan terbilang cukup ribut seketika kembali hening setelah Lino dan Lia memasuki kelas. Tentu saja, karena hanya mereka yang cukup berani saling mencaci di depan ibu Jihyo.

Mata Lino sangat malas untuk membalas beberapa murid yang menatapnya. Begitu juga dengan Lia, ia sedikit menundukkan wajahnya karena sadar akan perbuatannya yang sedikit memalukan itu.

Hyunjin dan Yeji saling lirik, membuat percakapan dengan mata mereka seolah berkata 'Ji, lo aja yang nanya sama mereka'

Baru saja Lino memasuki kelas, ia beranjak dari bangkunya mengarah ke pintu kelas. "No, lo mau pergi kemana sekarang? Tugas aja belom kelar," celetuk Hyunjin.

"Gue laper," Kaki Lino melangkah dengan tempo yang cepat, sepertinya memang benar-benar lapar.

"Ck... kebiasaan," lirih Hyunjin.

Yeji menoleh Lia, ia sedikit berhati-hati pada Lia saat ini -takut emosi Lia memuncak kembali- "Lo udah makan?" tanya Yeji dengan membuka kedua matanya dan fokus pada Lia saat ini. Lia menggeleng, "Gue nantian aja makannya. Oh ya, tugasnya udah sampe mana tadi, Ji?"

--

"Ji, Jin, gue udah selesai buat bagian yang ini. Trus diapain sekarang?" tanya Lia yang baru saja meletakkan kembali pulpennya di kotak pensil.

"Tunggu Lino balik aja sekarang, giliran dia doang yang belum buat," sahut Hyunjin, matanya masih sibuk bermain ponsel.

"Jin, kalo nunggu dia kerjaan ga kelar-kelar taunya," keluh Yeji.

Forced || Lia × LinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang