9 - Baby Blue

669 90 17
                                    


"Yeji, minta tolong semua siswa siswi kelas kamu kumpul di lapangan basket, Ibu ada pengumuman buat kalian," ucap Bu Jihyo sembari merapikan mejanya. Yeji yang dipanggil pun bergegas menuju halaman depan tempat dimana mereka semua sedang mengatur stand.

"Temen–temen, bu Jihyo minta kita ngumpul di lapbas sekarang." Seluruh siswa dan siswi kelas Yeji pun berjalan menuju lapangan basket yang letaknya lumayan dekat dengan halaman depan. Terlihat Bu Jihyo yang sudah berada disana. Melirik jam tangannya seperti tidak mempunyai waktu banyak untuk mengumpulkan mereka.

"Eh btw Chris kemana?" tanya Hyunjin pada teman lainnya sebab dia tak melihat sosok Chris sejak tadi pagi. 

"Kata Kak Chris sendiri sih dia ada latihan trus meeting sama agensi, makanya dia ga bisa hadir hari ini." Lino yang mendengar itu langsung menoleh Lia tajam. Bagaimana hanya Lia saja yang mengetahuinya? Apa ini tidak cukup membuat Lino curiga dengan hubungan Lia dan Chris?

"Kok lo bisa tau sih? Kalian berdua ada sesuatu ya?" goda Hyunjin sembari menyenggol Lia dengan sikunya. Lia menekuk alisnya ke dalam dan memasang muka bertanya pada Hyunjin.

"Ga jadi." Hyunjin tak akan melontarkan kalimat asal lagi sebab ia melirik Lino yang berada di belakang Lia, tengah memasang mata tajamnya pada Hyunjin. Ia benar-benar tidak berani jika Lino sudah memasang ekspresi seperti itu. Bisa–bisa dirinya tamat sebelum malam perayaan ulang tahun sekolah.

"Oke semuanya, jadi Ibu akan umumkan sesuai kesepakatan rapat tadi pagi, bahwa kelas kalian akan ditunjuk sebagai pengisi acara di malam ulang tahun,

"Perwakilan kelas kalian setidaknya satu orang harus tampil membawakan satu lagu untuk dinyanyikan. Siapapun itu kalian yang sepakati. Jadi, Ibu mohon kerjasamanya agar hari ini ditunjuk untuk persiapan besok,

"Sekian dari Ibu, jika ada yang perlu ditanyakan, nanti cari ibu di ruang multimedia lantai dua." Tanpa basa–basi, ibu Jihyo pergi kembali ke ruang rapat untuk mediskusikan beberapa hal. Yeji dengan cepat menunjuk Lino untuk bernyanyi. Ia tahu bahwa Lino mempunyai bakat menyanyi yang terpendam. Namun tidak semudah itu membujuk Lino untuk mau tampil.

"Gimana kalo kita minta tolong sama Chris? Dia kan idol tuh," usul teman yang lain.

Yeji dan beberapa siswa siswi lainnya menyetujui itu. Akan tetapi satu hal yang tidak bisa dipastikan. Apakah Chris mempunyai waktu senggang atau tidak itu yang membuat mereka kesulitan.

"Temen-temen, Chris sih pasti mau. Cuma ya, yang gue takutin itu dia sibuk di agensinya. Mau ga mau harus cari pengganti buat siap-siap gitu," ucap Yeji pada teman-temannya dalam memimpin mufakat itu. Harapan satu-satunya adalah Lino. Sangat susah membujuknya untuk tampil, tapi bagaimanapun ia harus siap menggantikan apabila Chris berhalangan.

"Lino, lo mau ya, tolong?" pinta Yeji memelas, sebab bernyanyi di atas panggung itu benar-benar dihadapan orang banyak. Tidak mungkin Yeji percaya pada Lino jika dia tidak bisa bernyanyi. Dan tidak mungkin juga Yeji yang bernyanyi sebab dirinya akan sibuk menjadi panitia.

Lino membuang napasnya berat. "Oke, gue mau."

Lino bisa nyanyi? Masa sih? Selama ini gue ga pernah denger suaranya... batin Lia dalam hati sambil melirik Lino sebab dirinya tak bisa percaya.

Lino yang melihat Lia yang melihat dirinya pun sedikit bingung. Sama seperti seseorang yang membaca kalimat di atas ini.

▪️▪️

Lia masih tak percaya. Selama ini ia tak pernah mendengar suara Lino saat bernyanyi. Sekali pun tidak pernah. Sejak pertama kali bertemu, Lino tidak pernah menunjukkan bakat dirinya selain belajar, baik di rumah maupun di sekolah.

Forced || Lia × LinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang