Diantara riuh kelas yang ramai karena perkuliahan hari ini, benar-benar bisa dibilang selesai mengingat sudah jam empat sore seusai kaprodi keluar dari ruangan kelas, mereka ramai karena sibuk mengobrol entah apa. Bukan lagi jadi hal aneh.
Lima sahabat laki-lakinya kecuali Renjun yang tengah memasangi earphone di telinganya saja, sedang heboh membahas mabar yang tentu tidak dimengerti oleh Nabil dan Kiya. Nabil sendiri sibuk berkutat dengan ponselnya sementara Kiya kini, dia sedang menunggu seseorang menghidupkan data ponselnya, menghubunginya.
Nabil mencolek lengan Kiya, gadis itu menoleh. "Kak Bunny udah telfon?"
Mereka bertujuh sepakat memberikan kode Pak Shaka dengan panggilannya Kak Bunny, di saat mereka ada di situasi ramai sekarang. Usul dari Jeno supaya tak ada yang curiga juga. Ditanyai begitu oleh Nabil, Kiya menggeleng. "Belum, Bil."
"Belum?" tanya Nabil tidak percaya, jadi kesal juga dengan kakaknya. "Gue susul dia aja gitu ke ruangan dosen? Dia lagi off data, apa gimana, sebenarnya tuh?"
"Gue terakhir tuker kabar ya pas kita di Taman Ungu tadi." Kiya tersenyum, menenangkan sahabat sekaligus adik dari pacarnya ini. "Maybe masih ada urusan."
Renjun yang masih betah duduk di kursinya, melihat Nabil dan Kiya secara bergantian. "Weh, ada apa lo berdua? Tumben, diem-diem bae, pake serius gitu."
"Kak Bunny belum ngehubungin Kiya." Nabil menjawab Renjun. "Gue bisa aja nyusulin dia ke ruangan dosen, minimal ngelongok aja abang gue lagi apaan."
"Jangan, Bil." Menurut Kiya, ini bukan perkaran besar. Lagipula hal seperti ini, bukan sekali atau dua kali juga. "Mungkin masih ada urusan, gak usah disusul."
Lagipula Kiya paham pekerjaan pacarnya mungkin cukup sibuk dan sebagai pacar yang berusaha menjadi pacar yang baik, dia harus paham dengan keadaan ini.
"Bil, Edgar kumaha? Kata dia jadi streetnight hunting malem ini?" tanyanya Nana yang skip sebentar, dari pembahasan mabarnya dengan tiga anak kosan NCT.
*(Kumaha : Gimana)
NCT itu, nama kosannya Echan, Yangyang serta Jeno. Kosan yang memiliki biaya sewa terjangkau dengan fasilitas tekhnologi yang memadai seperti printer, di setiap kamar mandi ada shower dan jangan lupa juga, ada Wifi di setiap lantainya.
Enam juta pertahun, sangat murah, kan? Kosan punyanya Juragan Soman.
Mereka berenam mempunyai kegiatan lain sehabis selesai kuliah. Nana dan Nabil sehabis pulang kuliah pasti akan berkumpul di Mekdi dekat kampus dan pergi hunting foto sana-sini, karena mereka tergabung di UKM fotografi kampus. Karena hal ini juga meski selalu berangkat bersama tiap kuliah, pulangnya Nabil tidak akan bersama kakak ataupun sahabatnya alias pacar kakaknya itu karena pergi hunting.
Echan, Yangyang juga Jeno sendiri punya kartu membership futsal di kosan. Lupa bilang kalau di Kosan punyanya Juragan Soman, ada tempat futsal dan kolam renangnya juga dan itu dibuka untuk umum. Untuk penghuni kosan, tentunya gratis. Akan sia-sia kalau mereka melewatkan futsal sekali, kecual ada halangan dadakan.
Sementara Renjun, semenjak kuliah semester dua, laki-laki itu ikut ke UKM Radio. Dari semester dua sampai sekarang, Renjun masih jadi DJ Radio yang acara selalu dibawanya selalu bertemakan hal romantis. Serius, seorang Rendi Junata bisa juga membawakan acara radio bertemakan romantis. Apa ada yang percaya di sini?
Di saat teman-temannya seusai kuliah memiliki kegiatan, hanya Lafatunnisa Luqiyana yang masih betah menjadi mahasiswa kupu-kupu yang sehabis kelar rehat dari dunia perkuliahan malah rebahan, makan, buang air, tidur—terus saja begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Keep This Secret? [KDY-END]
General FictionNotes : Ceritanya beneran udah tamat, lagi direvisi aja Arshaka Dirgantara Arundani. Seantereo mahasiswa di jurusan Psikologi tahu kalau ditanya soal bapak yang satu ini, bakalan auto tegang. Tegang di sini itu karena langsung keinget auto sadis dan...