Secret 53 - Growing Up

1.3K 89 14
                                    

Sempat ada di pikiran Kiya, untuk bolos dan mangkir di mata kuliah hari ini dikarenakan sekarang mata kuliah yang diajar Shaka akan berlangsung. Terlebih ia juga agak merasa canggung dengan Menteng semenjak kejadian di gazebo kos NCT kemarin. Menteng tidak menjauhinya, hanya saja suasana diantara mereka berubah.

Terlebih, Nabil. Gadis itu tidak selepas biasanya, meskipun tidak cenderung kelihatan membencinya. Satu hal yang masih bisa Kiya syukuri, Nabil di matkul ini buktinya masih mau duduk bersebelahan dengannya. "Nabil, lo masih marah ya?"

Kiya duduk di pojok kanan kelas dekat dinding, dan Nabil duduk di sebelah kiri gadis itu. Nabil yang tengah memainkan ponselnya menoleh, melihat pacar atau oh mantan kakaknya namun masih jadi sahabatnya ini bertanya. "Marah kenapa?"

Mengingat matkul sebelumnya dia duduk di dekat Jeno dan Echan, baru ada di kesempatan ini Kiya mungkin bisa bicara sebelum Shaka masuk kelas. "Kemarin lo marah sama gue, Bil." Kiya meremat blazer yang digunakannya. "Gue minta—"

"Sebenarnya gue gak marah," potong Nabil. Gadis itu menarik nafas, karena merasa agak berat juga. Jeno yang duduk di sebelah kirinya menepuk bahunya. "Lo harus tau, lo sahabat gue tapi jujur aja gue agak kecewa sama lo yang mutusin abang gue, Kiy." Nabil menggeleng pelan. "Gue nggak tau hari ini dia ngajarnya gimana."

Gadis itu menunduk. Tak tahu harus menanggapi apa terlebih, terdengar ada suara pintu yang terbuka, disusul hentakkan sepatu dan ucapan salam dari penghuni kelas yang baru masuk membuat Kiya menahan nafas. Nabil sendiri menaruhi hape, dan mengambil modulnya, terlihat tidak ada niatan untuk membahas ini lebih jauh.

Arshaka menaruh ransel dan laptonya di meja dosen. Laki-laki itu menghela nafas sejenak, perhatiannya sempat terfokus sebentar pada mahasiswinya, yang hari ini duduk di pojok kanan kelas, tengah menunduk. "Ayo, keluarin modul kalian."

Kiya mengeluarkan modul dan buku bindernya. Rasanya dia tidak ada secuil keberanian untuk melihat Shaka yang kini sudah berdiri di balik meja dosen. "Kalau kalian nggak keberatan sebelum kita mulai kuliah saya mau ngomong sebentar aja."

Sontak atensi semuanya mengarah ke Shaka. Shaka jelas peka kalau tatapan mahasiswanya memang jadi berbeda terhadapnya sekarang, tapi sekali lagi terserah.

Dosen muda itu berdeham, melihat ke seluruh mahasiswanya dan pada yang terakhir kalinya, dia melihat Kiya. "Saya mau ngomongin sesuatu dan saya benaran nggak peduli kalian mau gosipin apalagi atau barang kali kalian mau sebarin kepada semua orang apa yang mau saya omongin sekarang." Shaka tersenyum miring. "Ini, ada alasan tersendiri, kenapa saya minta waktunya sebentar, sebelum kita belajar."

Sempat menunduk sebentar, Shaka akhirnya merasa siap untuk memberikan keterangan yang sebenarnya tidak penting, tapi dia harus. "Iya benar, saya kemarin-kemarin pacaran dengan Lafatunnisa. Kami pacaran sebelum saya jadi dosen di sini dalam artian, Lafatunnisa pacaran sama saya bukan karena biar nilainya bagus ya."

Sekujur tubuh Kiya mendadak gemetar. Sama sekali tidak menyangka kalau Arshaka akan membrikan klarifikasi tentang mereka di depannya, di kelasnya juga.

"Dia mutusin saya karena kejadian ini, khawatir sama kredibiltas saya sama khawatir sama sahabatnya yang kena cap negatif," ujar Shaka pahit. "Alasan kenapa saya ngomong di sini dan nggak ngomong di kelas lain karena orang yang berkaitan, adanya di kelas ini. Saya berharap dia bisa pertimbangin lagi keputusannya tentang hubungan kami dan berharap, persepsi kalian terhadap kami juga berubah saat ini."

Terenyuh, tanpa sadar Kiya menangis karena Arshaka Dirgantara Arundani, sampai memohon di hadapan banyak orang. Buru-buru Kiya mengusap air matanya agar tidak ada orang yang sadar. Entah kenapa, perasaannya jadi bertambah sesak.

"Saya pun mau ngasih tau kalau semester genap sekarang akan jadi semester genap terakhir yang saya ajar, sebelum saya, off mengajar." Arshaka terkekeh pelan, melihat adiknya di sana melongo sebab pasalnya Nabil memang belum mengetahui, perihal kabar dadakan kalau dirinya akan kuliah S3. Gadisnya dan Menteng di sana, juga cukup terkejut. "Barusan banget, saya dipanggili dekan kalau saya, yang nggak saya sendiri sangka, dapetin beasiswa doktoral di kampus sebelah. Jadi harus off mengajar."

How to Keep This Secret? [KDY-END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang