Kurang lebih, sudah ada dua jam mereka berada di perjalanan. Suasana yang mulanya ramai karena mereka berempat mabar, perlahan mulai hening. Nabil sedari tadi keasikan memainkan ponselnya menoleh ke samping kanan-kirinya, mendapati Renjun juga Nana yang tertidur dengan kepala bersandar pada kaca jendela. Karena aneh dengan keadaan bangku belakang, Nabil menoleh, terperangah melihat Echan, Yangyang dan Jeno yang sama-sama tertidur. "Mereka tuh, tepar apa tepar banget."
"Nggak tidur, dek?" tanya Arshaka, sambil melirik adiknya lewat spion atas. "Udah ada limabelas menitan kali mereka ketiduran. Salah sendiri kenapa heboh."
Nabil berdecak. "Esensinya perjalanan, bang," bela Nabil. Adiknya Arshaka dan Ginan itu, melihat ke bangku dimana pacar kakaknya duduk. "Kiya, lo tidur?"
"Nggak," jawab Kiya kelewat cepat. Gadis itu memang tidak tidur sejak tadi lantaran keasikan sendiri, melihati pemandangan jalan, ketika Nabil memainkan hp, Renjun mendengarkan lagu sampai ketiduran dan mereka berempat mabar game.
Sebelah tangan Shaka terulur, mengacaki rambut pacarnya. "Kalau ngantuk, tidur aja ya, dek. Gak usah dipaksa buat nemenin kakak, nanti tau-tau nyampe kok."
Melihat keromantisan kakak dengan sahabatnya, Nabil berdecak, pura-pura mengejek. "Daripada nonton film uwu di depan mata, mendingan gue ikutan tidur."
Sama-sama melihat kaca spion tengah, baik Kiya dan Shaka sama-sama saat ini terkekeh. "Yaudah, sono buruan tidur. Gue mau ngobrol sama Kiya juga tau."
Tidak menjawab, bungsu keluarga Arundani itu menyandarkan diri dan kini mulai memejamkan mata masih dengan earphone kirinya Renjun yang tersumpal di telinganya. Instrumental River Flows in You by Yiruma, membuatnya agak rileks.
"Kakak memangnya mau ngobrol apaan sampai nungguin merekanya kapan tidur?" Kiya bertanya saat menengok ke belakang, keenam temannya ini sudah pada berada ada di alam mimpi. "Ada sesuatu yang seriuskah, kak? Aku jadi penasaran."
Shaka menggeleng. "Sebenarnya nggak ada dek. Kamu tau sendiri kalaunya ada apa-apa kita pasti bakalan saling sama-sama cerita, kan?" Shaka mengerem dan untungnya halus, tidak mendadak, yang bisa saja membuat teman-temannya sontak, seketika bangun. "Ngomongin apa aja deh, dek. Atau, ngomongin masa depan aja?"
Kiya mendadak kikuk. Bukan hal pertama memang, hanya saja, situasi pada mereka berdua saat ini bisa dibilang tidak pas untuk membicarakan masa depan. Di saat Shaka sedang menyetir, Kiya khawatir Arshaka akan menjadi salah fokus nanti.
"Udah tau nanti rencana mau ngambil apa?" tanya Shaka tentunya perhatian dan fokusnya ada pada jalanan. "Semester lima nanti, udah ada matkul pilihan ya."
Mengingat ini, perasaan ragu mengelayuti Kiya. "Aku masih bingung, harus ngambil fokus studi yang mengarah ke mana. Aku minat tapi beberapa nggak bisa."
"Nggak bisa gimana?" tanya Arshaka skeptis agak kurang suka dengan Kiya yang merasa pesimis. "Kakak pikir, kamu bisa tapi effort kamunya aja gak besar."
Gadis itu mengangguk membenarkan, meski ragu. "Aku sebenarnya pengin banget ngambil klinis kayak kakak." Sebenarnya hal ini juga pernah dibahas, tetapi, Kiya masih belum menemukan keajegan titik terang. "Tapi aku merasa nggak bisa."
Arshaka menghela nafas, menoleh sebentar pada pacarnya. "Masih ada rasa-rasa gak pede, karena nilai yang kakak kasih, di semester kemarin, ya? Nabil, waktu itu cerita karena nilainya di semester kemaren auto bikin anak angkatan minder."
"Memang," sahut Kiya membenarkan. "Dari situ aku langsung udah merasa kayaknya kemungkinan aku tuh nggak mampu atau nggak kuat kalau di klinis kak."
"Sayang, jangan berpikir begitu," ujar Shaka lembut. "Kamu tau Juan, ketua Bem Fakultas itu? Dia itu anak wali kakak, dia juga waktu bimbingan curhat merasa bingung mau ambil matkul pilihan apa. Maunya PIO tapi sama Bu Jisa PIO-nya aja waktu itu dikasih C. Dia ikut semester antara sama Pak Johnny bisa dia dapet A."
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Keep This Secret? [KDY-END]
General FictionNotes : Ceritanya beneran udah tamat, lagi direvisi aja Arshaka Dirgantara Arundani. Seantereo mahasiswa di jurusan Psikologi tahu kalau ditanya soal bapak yang satu ini, bakalan auto tegang. Tegang di sini itu karena langsung keinget auto sadis dan...