Masih juga jam pertama perkuliahan tapi kelihatannya semua anak Menteng saat ini benar-benar kusut. Yangyang sedari tadi, malah membuat coretan bola-bola benang ruwet di halaman terakhir bindernya. Nabil dan Nana melihat sosmed punya mereka masing-masing tanpa mood bagus. Renjun asyik sendiri baca artikel juga di sebelahnya ada Jeno, yang asyik tidur, seraya melipatkan tangan. Melihat itu semua, Kiya yang sedari tadi menutup mulut karena menguap malah jadi makin ngantuk.
Semalam ia tidur jam satu dini hari. Tidur sepagi itu hanya untuk melakukan review jurnal yang Shaka kirim malamnya. Terlalu niat memang tapi, Kiya memang masih, tidak bisa tidur juga. Jam duabelas kemarin, Leo pamit ke kamar untuk tidur, disusul jam satu dirinya. Kiya tidak tahu, sampai jam berapa Lintang belum tidur.
"Echan, ke mana dulu, dah?" celetuk Yangyang, diantara kegabutannya. "Si bocah tadi gue ketok pintu kosannya udah kekunci, sepatunya juga satu ngilang."
Diantara Menteng Squad, emang sekarang, cuma Elang Chandra Rumangun yang belum datang. Tidak ada angin tidak ada hujan, di saat biasanya bocah itu ada di kelas lebih awal dibandingkan Nana, Renjun, Kiya dan Nabil yang notabene-nya tidak kos, tapi untuk kali ini, pengecualian. Mungkin Echan bosan jadi anak rajin.
"Mangkat duluan neang sarapan mereun," celetuk Nana, nyamber. "Echan ceklis satu, anaknya juga lagi off. Mau gue telepon tapi guenya nggak ada pulsa."
*(Mangkat duluan neang sarapan meureun : Berangkat duluan nyari sarapan kali.)
Renjun menyimpan ponselnya di atas tatakan kursi kampus. "Ini, hari Selasa kan, ya? Bukannya jadwal dia dapet transfer mingguan dari orangtuanya? Ke Bank palingan dia ngambil duit," jelas Renjun yang disahuti oh seadanya dari semuanya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba baru saja dibicarakan, sosok Elang Chandra ada di depan kelas datang dengan muka lesunya. Sontak atensi anak kelas yang tadi ada yang tengah bergosip seketika hening begitu melihat wajah lesu Echan. Agak kaget, melihat Echan yang ceria bagai fullsun sekarang redup. Kalau ini film animasi jelas kelihatan di kepala Echan lagi hujan deras, ada geledeknya, auranya gelap banget.
Karena di baris belakang hanya kursi di sebelah Kiya yang kosong, dia taruh ranselnya di sana lalu duduk. "Lo kenapa dah, Chan?" tanya Kiya masih merasa ini benar-benar bukan Echan. Menteng Squad lainnya juga penasaran dengan Echan.
Bahkan Jeno yang ngebo pun keikutan bangun. "Eh udah dateng lo, Chan..." gumamnya melihat Echan sekilas, sebelum akhirnya laki-laki itu tidur lagi. Renjun cuman bisa geleng-geleng. Dikirain temannya ini mau bangun tapi ternyata, dia gak mikir kalau sebentar lagi dosennya mau masuk kelas dengan pergi tidur lagi. Hilih.
Kembali ke Elang Chandra. Laki-laki itu memiringkan badannya supaya dia bisa melihat teman-temannya. "Tadi gue ke bank, ambil duit transferan dari ortu."
Renjun terkekeh puas seraya bertepuk tangan. "Tuh kan, bener kan, gue..."
"Tapi masalahnya gini," ujar Echan seraya mengusapi wajahnya. "Lo semua inget kan, kalau gue punya hubungan yang gak deket dan akrab sama keluarga uwa gue, makannya gue meski kuliah di Bandung, gue lebih milih ngekost dibandingkan gue tinggal sama mereka?" Semuanya mengangguk membenarkan. "Nah tadi bapak gue emang transferin duit, tapi sebagiannya harus gue kasihin ke uwa gue dulu."
"Lha, kenapa gitu?" Nabil angkat suara. "Uwa lo buat ulah apaan lagi, sih?"
"Bayar judi," jawab Echan sangat kesal. "Uwa gue ikutan judi lagi dan kalah terus gak punya duit, isteri sama anaknya sampai gak makan. Makanya duit bulanan gue sebagian tolong dikasihin dulu buat keluarga uwa gue. Kurang ajar memang."
Semenjak mereka mendirikan Menteng Squad, mereka, emang sudah punya tekad untuk saling terbuka jika ingin, jika memang ada masalah yang tidak bisa dia tanggung sendiri. Mereka sahabat, tidak salah memang untuk berbagi beban antara satu sama lainnya. Echan, cukup mempunyai masalah keluarga yang problematik.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Keep This Secret? [KDY-END]
Ficção GeralNotes : Ceritanya beneran udah tamat, lagi direvisi aja Arshaka Dirgantara Arundani. Seantereo mahasiswa di jurusan Psikologi tahu kalau ditanya soal bapak yang satu ini, bakalan auto tegang. Tegang di sini itu karena langsung keinget auto sadis dan...