Sebenarnya, volly pantai itu di dalam satu timnya hanya ada dua orang. Tapi karena mereka hanya bermain sambil menunggui matahari terbenam selepas Ashar, delapan laki-laki kecuali Abraham juga Laksmana, serta Leo yang memilih menjadi wasit saja karena malah bergerak, bermain volly pantai di pesisir pantai dekat villa.
Para perempuan dan kedua papa itu, duduk di kursi pantai di dekat net volly. Sedari tadi menyaksikan pertandingan volly yang berlangsung alot meski sudah dua sesi, tim Ginan yang terdiri dari Shaka, Renjun dan Jeno memenangi pertandingan.
Ginan berteriak heboh sambil selebrasi loncat-loncat di pasir, ketika mereka kembali memenangi permainan. "Sayang, aku menang lagi," pamernya pada Arumi yang disambut kekehan dari semuanya. Sama halnya dengan Ginan, meski tim laki-laki itu kalah, Lintang cemberut, menghampiri Lembayung. "Sayang, aku kalah..."
Leo yang duduk di kursi tinggi batas net menggeleng melihat kelakuan dari dua abang tertuanya. "Kakak-kakak, di sini mayoritas anak muda yang jomblo ya."
Peringatan Leo jelas membuat Shaka melotot tidak terima. "Gue nggak ya!"
"Bucin!" Teriak anak Menteng meledeki, sementara Kiya hanya tertawa dan yang lainnya pun jadi ikut-ikutan tertawa lagi. Saking geregetnya dengan kebucinan dosen mereka pada sahabat mereka sendiri jika di luar kampus, Echan sampai misuh sendiri menendang pasir. Nabil sampai mau melemparkan botol aqua ke kakaknya.
"Shuffle tukeran tim Ginan," ajak Lintang. "Shaka, Renjun, Jeno ada timnya gue terus Echan, Yangyang sama Nana, di timnya lo. Udah mau sesi keempat juga." Lintang melihat Shaka dengan ancaman. "Lo nggak mau, lo batal jadi iparan gue."
"Anjay..!" sahutan Ginan juga Menteng dengan keras, menertawakan Shaka yang nelangsa melihati calon kakak iparnya itu. Shaka berbalik, berkacak pinggang. Sontak tawa semuanya semakin keras melihat Shaka yang kelihatan ketakutan. Jadi, kapan lagi coba, Menteng bisa melihat kelemahan Shaka yang galak jika di kelas?
Arshaka berjalan mendekati Lintang. "Anceman lo serem banget dah bang." Renjun dan Jeno mengikuti Shaka untuk berpindah tempat, sama halnya Yangyang, Nana dan Echan yang bertukar tempat untuk menjadi timnya Ginan. "Bang Lintang, gue gak akan batal jadi iparan lo, kan? Lo nerima gue jadi adik ipar lo kan, bang?"
Semuanya yang hendak berhenti tertawa, jadi kembali tertawa karena Shaka benar-benar kelihatan seperti anak kecil, yang ketakutan tidak jadi dibelikan hadiah, oleh mamanya. Masih tertawa terbahak, Lintang merangkul Shaka. "Lemesin lah..."
"Abang, saya mohon maaf aja ya. Gak tau kenapa, saya seneng, sama situasi abang yang kayak gini dibandingkan abang yang di kelas, suka bikin tegang," suara hati Yangyang yang disambut koor setuju dari semua anak Menteng termasuk Kiya.
"Kaka memang kalau ngajar tuh gimana sih? Masih galak?" tanya Acarianti yang penasaran. Kapan lagi tahu tabiat anak-anaknya, apalagi anak keduanya, kalau tidak dari sahabat adiknya Shaka sendiri. "Bang, kenapa masih galak-galak, bang?"
"Galak banget tante, sampai Kiya kena usir waktu itu," aku Nana polos yang sukses membuat Shaka melotot dan merasa panik. "Pacarnya aja sampe diusir, tan."
Arshaka memiringkan kepalanya berkacak pinggang melihat Nana. "Please jangan buka kartu gitu dong, Naranda. Di sini, ada calon kakak ipar, adik ipar, sama ada calon mertua saya juga, kamu ini gimana, sih?" tanyanya misuh-misuh sendiri.
Laksmana sedari tadi rasanya, sudah tidak bisa untuk tidak berhenti tertawa. Isterinya, Abraham dan Acarianti pun demikian. Senang rasanya bisa liburan seraya melepas penat dengan canda, tawa dan kebersamaan yang seru seperi ini. Bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Keep This Secret? [KDY-END]
Ficción GeneralNotes : Ceritanya beneran udah tamat, lagi direvisi aja Arshaka Dirgantara Arundani. Seantereo mahasiswa di jurusan Psikologi tahu kalau ditanya soal bapak yang satu ini, bakalan auto tegang. Tegang di sini itu karena langsung keinget auto sadis dan...