Happy reading🌟
Pagi hari yang cerah pukul 07.10 Stella sudah sampai disekolahnya, ia berjalan santai di koridor menuju kelasnya. Siswa-siswi SMA Pelita juga sudah mulai banyak yang sampai disekolah. Diperjalanan Stella menuju kelasnya. Banyak yang menyapa, Stella membalasnya hanya dengan senyuman singkat. Namun Stella mendengar juga beberapa siswa yang sedang membicarakannya.
"Cantik benar kak Stella!"
"Ini anak dance yang deket sama Kenzo itu?"
"Dia leader nya woi!"
"Aku mendukung mu kak!"
"Cocok banget loh sama Kenzo!"
"Ohh, anak dance mau jadi cabe baru gitu?!"
"Gue mah dukung, so pasti!"
"Body goals gitu, gimana Kenzo gak kencantol?"
"Leader dance yang dekat sama Kenzo cerita nya?"
"Cantikan gue juga kemana-mana!"
"Gak cocok sama Kenzo, pokok nya!"
"Dia aja kali yang genit sama Kenzo?!"
Stella yang sedikit terkejut dan merasa risih dipandang dan dibicarakan seperti itu mempercepat jalannya. Bagaimana tidak risih? Sebagian dari lontaran mereka sangat tidak enak di dengar. Stella sudah terbiasa mendapat kan yang pujian seperti itu disaat turun dari panggung selesai dance. Tapi tidak dengan lontaran yang tidak enak di dengar itu, apa lagi ada kaitan nya dengan seseorang cowok. Ya, sekarang kalian tau Stella itu anak dance, leader perlu kalian ingat.
Sial! Pagi hari gue kok gini amat sih! Gara gara cowok itu pasti! Ah, Kenzo! Batin Stella. Iya tidak lupa perkataan Nayla kemaren. Kenzo most wanted sekolah ini, sudah biasa hal yang berbaur dengan cowok tersebut akan menjadi trending topik bukan?
Stella memasuki kelasnya dan menduduki kursinya dengan kasar, meletak kan kepalanya diatas lipatan tangannya di meja. Beberapa temannya terkejut, namun Stella tidak mempedulikannya lagi. Mood nya sudah hancur di pagi-pagi hari. Ingin dia membasmi mulut mulut itu. Tidak tau apa, yang punya nama lagi lewat! Mengapa seenaknya mereka membicarakan Stella, pikir Stella.
"Woy, Stella yuhuu. Kenapa lo?" ucap Nayla yang baru datang berteriak, berjalan menuju bangkunya dan duduk dibangkunya disamping Stella.
"Woy! El! Eh bocah, kenapa sih lo!? Heran gue, jawab dong. Gue baru datang dah liat lo begindang! Woy! Lo tidur!?" ucap Nayla lagi masih dengan nada suara yang sama.
"Toa banget sih lo! Mau gue makan! Hah!" jawab Stella berteriak, sepertinya amarahnya makin makin meningkat.
Semua pandangan siswa didalam kelas menuju pada mereka. Namun dengan lirikan tajam Stella kepada mereka, membuat mereka mengalihkan pandangan mereka dari Stella dan Nayla. Siapa yang tak kenal Stella jika ia sedang baik, maka baik nya akan sangat melampaui batas. Tapi kalau saja ia sedang marah, semua bisa kalem, diam. Tidak ingin terkena imbas. Teman sekelasnya tau, Stella jika sudah marah pasti seram. Bisa-bisa semua terkena imbas amarahnya, ngamuk habis-habisan juga bisa jadi. Tapi sebenarnya Stella baik, cuman berubah jika ia sedang marah. Mereka sekelas sudah bersama sama sejak kelas sepuluh hingga sekarang mereka kelas dua belas. Pernah kejadian sewaktu kelas sepuluh. Dodi, yang menganggu Stella, mencolek bahu Stella berulang ulang disaat Stella sedang fokus belajar. Stella ngamuk dan menjambak Dodi dengan kuat. Hingga guru memisahkannya. Ia tau Dodi melakukanya, Stella juga sudah mengatakan jangan namun hal itu tetap dilakukan Dodi. Stella tidak suka jika ia sedang tenang diganggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Stella
Fiksi Remaja[FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA] [JANGAN LUPA VOTE AND COMENT] Auristella Davira, gadis cantik, cerdas, ceria, humoris dan baik. Namun tidak kepada semua orang. Tidak heran, jika orang yang belum ia kenak menganggap ia cuek, sombong juga pendiam...