4. Jubahnya

22K 2.8K 438
                                    

Ey yo~
Ada yang masih melek tengah malem gak nih?








.
.
.
.
.
.
.
.

















Kini beralaskan rumput ditepian danau hitam. Draco dan Harry bercerita dan berkomentar tentang kejadian yang baru saja terjadi yang dialami oleh Slytherin itu

"Oh~ Parkison ya. Aku kira kau berhubungan dengan Astoria" Komentar Harry akhir nya

"Astoria? Aku?" Harry mengangguk membenarkan apa yang dia maksud

"Kami hanya dekat. Dia sudah kuanggap sebagai adik ku sendiri" Jelas singkat Malfoy dan Harry lagi-lagi mengangguk dan berkata 'Oh'

Sampai hawa dingin yang terus datang menerpa tubuh mereka. Tak masalah dengan Malfoy, karna dia memakai baju sweater hangat dan juga jubah tebal nya. Beda dengan Harry yang hanya memakai baju piyama hitam tipis nya. Tentu membuat Harry agak menggigil kedinginan walaupun sudah duduk sambil memeluk lutut nya sendiri. Bibir nya sudah agak pucat, dan mengelus lengan nya sendiri. Dan itu semua tak pernah luput dari pandangan Draco

Draco semakin merapatkan tubuh nya ke arah Harry. Dan mencopot jubah nya untuk dipakaikan pada tubuh mungil Harry. Sontak, Harry jadi terkejut dan bertanya-tanya

"Dingin kan? Aku tak mau karna aku, kau jadi sakit" Dan Harry hanya bisa diam memahami nya. Harry lebih memilih kembali pada topik pembicaraan mereka yang sebelum nya

"Jadi?"

"Aku tak suka pada mereka yang mendekatiku hanya karna orang ayah ku. Atau pun hanya karna relasi kekeluargaan. Aku muak! Aku hanya ingin perasaan tulus, tanpa ada topeng status dan jabatan–

"Aku tulus kok menjadi musuh mu. Karna kau sangat menyebalkan dan usil mu seperti setan. Dari dulu aku selalu tulus untuk tidak menyukai mu"

"_-* " Draco hanya bisa terdiam mendengar jawaban rival nya itu

"Kau membenci ku?" Tanya Draco memastikan. Entah, itulah satu-satu nya pemikiran yang ada dikepalanya saat mendengar komentar Gryffindork disebelah nya. Dan... Sedikit membayangi otak nya mungkin (?)

"Tidak, aku tak membenci mu. Aku hanya tak suka sikap usil mu itu" Tanpa sadar Harry mengatakan nya dengan senyuman manis nya. Sukses membuat Draco salah tingkah. Dan Draco hanya bisa tersenyum simpul

"Yeah, mungkin Ron yang membenci mu dengan setulus hati nya" Lanjut Harry lagi sambil terkekeh kecil. Aduh, manis. Tunggu? Owh Drake kau bilang musuh mu manis? Apa kepala mu habis teratuk sesuatu? Entah~

"Si Weasel itu"

"Weasley, Malfoy~" Peringat Harry

Dan Kedua nya lanjut mengobrol sampai lupa waktu, mungkin sudah dini hari. Dan mereka tak akan kenal lagi dengan waktu kalau saja..

"Ekhem! Mr. Malfoy, Mr. Potter. Apa aku mengganggu sesi pendekatan kalian?"

Deg!

Baik Harry maupun Draco sama-sama diam membeku mendengar suara profesor yang sama sekali tak mereka harapkan untuk menegur mereka di jam malam. Bukan profesor flich sebagai penjaga untuk patroli dan menangkap murid yang melanggar jam malam lalu menghukum mereka dengan detensi yang berat -dan itulah hobi nya- hingga murid Hogwarts menjadi kapok atau menjadi lebih cerdik dan merasa tertantang untuk melanggar jam malam -seperti Harry contoh nya-

Tapi dia adalah Severus Snape guru ramuan yang dikenal sebagai the killer prof dan tentu karena dialah kepala asrama Slytherin khas dengan licik nya yang seperti ular. Tapi, buat apa profesor Snape di luar kastil?

YOU | DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang