7. Kau kenapa Potter?

20.7K 2.7K 422
                                    

"Astaga! Apa yang terjadi!? Demi Merlin!"

"Mustahil! Apa mataku melihat ilusi?"

"Kenapa Harry pingsan? Apa dibully seperti biasanya oleh Draco? Tapi kenapa sampai pingsan?"

"Kalau dibully, kenapa Draco repot-repot menggendong nya?"

"Apa Draco mencoba menolong Harry?"

"Aku tadi lihat Harry tiba-tiba pingsan dan ambruk. Draco dibelakang nya langsung menggendong nya ala bridal"

"Demi Merlin! Apa mereka berdamai dan menjadi dekat sekarang?"

"Oh Salazar! Apa Draco baru saja dimantrai? Sudi sekali menggendong kacamata Gryffindork!?"

"Ck! Apa Gryffindork itu serakah perhatian? Masih mau perhatian seluruh Hogwarts dengan Draco?"

"Yang kulihat, kalau mereka damai, mereka cukup serasi"

"Matamu sudah bermasalah teman! Musuh abadi mana mungkin jadi serasi!?"

"Ah~ ternyata memang cinta dan benci beda itu tipis"

Maupun Draco yang menggendong Harry ala bridal ke bangsal. Ron dan Hermione yang bertautan tangan dengan penuh cemas luar biasa. Dan Blaise yang ikut bersama mereka -mungkin karna ada Draco-. Tidak ada yang peduli dengan omongan murid Hogwarts yang lain disepanjang lorong itu. Tak berguna bagi mereka, lagi pula sudah waktu nya bagi masuk kelas, kenapa juga masih di luar. Seperti mereka punya alarm masing-masing untuk melihat adegan langka seorang Mr. Malfoy dan
Mr. Potter

Brak!

Sudah kepalang tegang. Draco membuka pintu kayu bangsal dengan sekali dobrakan kaki kanan nya. Hingga pintu itu sedikit terpelanting karna saking keras nya dibuka. Ron, Hermione, dan Blaise terkejut. Bukan karna suara pintu terpelanting yang memekakan telinga. Tapi bagaimana sikap Draco drngan gurat cemas nya itu. Ron jadi membayangkan ngilu nya kaki Draco jika itu kaki nya. Cukup untuk membuat nya meringis

"Pomfrey!" Secara refleks Draco meneriakan Madam itu tanpa embel-embel bagian depan. Pomfrey panik buka main saat disuguhi keadaan Harry. Tubuh gemetar dengan pucat nya yang luar biasa. Dan saat Madam Pomfrey meletakkan tangan nya diatas dahi Harry, mungkin sekitar 39,5°C? Sangat panas

Madam Pomfrey segera mengecek secara keseluhuran Harry. Tapi, berkali-kali dahi nya mengernyit dan mengernyit membuat semuanya semakin panik dan tegang. Sampai....

"Hiks! U-uhuks, hiks, ah~ hah hah... Hiks ah shh huhh"

Suara isakan dan deru nafas Harry yang kacau mengambil semua perhatian yang ada disana.  Terutama Madam Pomfrey yang semakin panik saja, hingga pandangan nya saat bertemu dengan Malfoy

"Panggil Severus!" Nada Madam itu sedikit naik karna panik menangani murid yang famous itu

Tanpa menunggu lagi Draco memacu langkah nya secepat mungkin ke kelas guru ramuan itu

Brak!

"SEVERUS!"

Semua yang ada di kelas ramuan kaget. Suara dobrakan dan teriakkan kencang seorang Malfoy terlebih lagi memanggil profesor ramuan yang killer itu dengan nama depan. Adik tingkat yang fokus mengerjakan essai mendelik horror dengan keberanian kakak tingkat mereka itu. Bagi Severus, dia hanya mengangkat sebelah alisnya seolah berkata 'apa yang kau mau?' Dengan tenang, walau Draco tau ayah baptis nya itu marah karna berlaku tak sopan pada nya apalagi didepan adik tingkat nya. Masa bodoh dengan hal itu, ada yang lebih penting

"H-hah huhh~ Pohh- Ppotterhh hah hah. Potter!" Ternyata berlari dari lorong ke bangsal lalu ke kelas ramuan ternyata menguras energi juga. Draco sejenak mengatur nafas nya yang kacau dengan tangan nya yang bertumpu di lutut dan sedikit membungkukan badan

Mendengar nama dari anak cinta pertama nya yang dia janji untuk rawat seperti anak nya sendiri. Severus bangkit dan sedikit berteriak karna terbawa suasana oleh anak baptis nya

"Segera selesaikan essai kalian. Dan jangan harap ada yang keluar sampai jam ku!"

Profesor Snape berlari kearah Draco dan menepuk pundak nya. Seperti isyarat, 'ayo temui dia!' Paham dengan maksud Profesor Snape, Draco segera memutar tungkai nya dan berlari didepan Profesor Snape ke bangsal

Sesampai nya di bangsal dan menghampiri ranjang Harry, Profesor Snape langsung menuju ke Madam Pomfrey. Dan Madam Pomfrey segera membisikkan sesuatu di telingan Profesor Snape, setelah nya pun Profesor ramuan itu hanya mengeryit dan menukikan alis nya. Jelas membuat Draco, Ron, Hermione, dan Blaise semakin penasaran apa yang terjadi dengan Harry?

Keadaan Harry masih sama dengan yang tadi sebelum Draco memanggil Profesor Snape. Isakan dan deru nafas kacau, peluh dimana-mana, dan urat-urat yang agak menonjol. Pasti rasa nya sakit

Pandangan anak dan ayah baptis itu bertemu, "Drake, ambil ramuan dengan botol kaca berwarna ungu bertutup karet di rak sebelah meja kerja ku. Cepat!"

Draco yang masih saja sibuk dengan pengaturan nafas nya itu mengangguk dan segera memutar lagi tungkai nya sebelum–

"Biar kami saja, Malfoy" Tangan Ron diatas pundak Draco menghentikan langkah nya

"Kau pasti lelah, dari ujung lorong menggendong Harry yang tidak kurus sambil berlari dan berlari lagi memanggil Profesor Snape. Ayo Ron" Sambung Hermione dan segera memacu langkah keduanya untuk keruang Profesor Snape

Melihat sudah ada yang menggantikan perintahayah baptis nya, Blaise berinisiatif menarik kursi untuk Draco yang kecapaian

"Mr. Zabini, aku rasa kau bisa kekelas selanjut nya. Biarkan Draco disini sejenak." Perkataan wali asrama nya itu mutlak. Dan Blaise segera pergi sebelum menepuk pundak Draco dan berkata, "aku duluan kawan" Dan hanya dibalas anggukan oleh empu nya

Draco dan Madam Pomfrey kini mengelap peluh yang terus bercucuran di sekujur tubuh. Bahkan sekarang Harry hanya memakai kemeja dan celana bahan nya, masih saja peluh itu datang. Sudah 3 kali handuk lap diganti dari tadi

Madam Pomfrey semakin panik saja, Profesor Snape mencoba tenang dan berusaha berpikir ramuan apa yang lebih cocok dari ramuan ungu nya. Dan Draco.... Entah apa yang dipikirkan nya hanya Draco dan author saja yang tau

"Hei, Potter kau payah! Benar-benar Payah!"

Maupun Madam dan Profesor mengernyit heran dengan kalimat anak Malfoy itu. Kemana sebenarnya jalan pikiran anak itu?

"Kau mengalahkan Voldemort dan lolos dari kutukan Avada Kedrava. Tapi begini saja kau kepayahan? Kemana perginya rasa sok kuat mu itu huh?" Draco sejenak mengatur kembali nafas nya sebelum berbicara lebih banyak lagi

"Kau tau! Kurangi makan mu gendut, setelah kau stabil lagi! Pinggang ku mau patah rasa nya berlari sambil menggendong mu. Kau masih ingatkan salah satu topik kita kemarin malam? Kau bilang ingin menjadi auror kan? Aku rasa aku juga tertarik menjadi auror seperti mu. Aku ingin lihat dibidang mu apa kau akan kalah dari ku juga? Tapi jika kau mati sebelum kau menjadi auror, aku tak kan memaafkan mu. Aku bahkan tak mau datang di pemakaman mu, Harry" Yeah, menyemangati dengan sarkas ala Malfoy. Seharusnya Madam Pomfrey dan Profesor Snape tau kalau Draco tak akan bicara dengan nada lembut apalagi pada Harry

"Hiks-hiks hah uhh~"

Mungkin Harry tak menjawab perkataan panjang kali lebar Draco. Tapi lumayan isakan nya agak mereda dan nafas nya agak teratur

"Ssttt" Draco mengusap bibir bawah Harry yang ia gigit kuat-kuat untuk menahan sakit nya. Isyarat agar tidak menggigit lebih lama lagi bibir bawah nya yang mungkin akan terluka

"Hah-hah"

"Profesor ini ramuan nya!"

T
B
C

Vote n Comment cuy~
👇

YOU | DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang