lima

308 43 3
                                    

Dela menelungkupkan wajahnya diatas meja, dengan kedua lengannya yang dilipat.

Pagi ini tubuhnya belum dimasuki sama sekali makanan, sehingga rasanya ia tidak berenergi.

Ia berangkat ke sekolah pagi-pagi buta, karena ia lupa mengerjakan tugas dan berniat mengerjakannya di sekolah saja. Namun ketika sudah sampai di dalam kelas, ia baru sadar, tugas itu untuk hari Kamis. Dan sekarang adalah hari Rabu.

Ia merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh mengingat hari.

Jadilah, ia tidur santai saja dikelas, dengan perut yang tentunya kosong dan lapar.

Hendak ke kantin, tapi kantin belum buka. Ya sudahlah ia harus menunggu bel istirahat nanti untuk mengunjungi kantin dan berniat membeli semangkok soto.

Ia memejamkan matanya, berusaha membawa dirinya untuk tertidur. Ketika usahanya sudah mulai berhasil, tiba-tiba ia mendengar suara kursi disampingnya seperti diduduki seseorang.

Lalu ia terbangun, dan menoleh ke arah suara.

Gue gak salah liat nih?

Dela mengucek kedua bola matanya, namun aktifitasnya itu ditahan oleh seseorang yang ada dihadapannya.

“Heh matanya jangan diucek gitu.”

Dela menjauhkan tangannya dari kedua matanya, “Kok udah disekolah sih? Ini masih jam 6 pagi loh.”

“Lah emang kenapa kalo gue udah disekolah? Masalah ya?”

“E-enggak sih,”

Orang itu menyodorkan sekotak susu rasa coklat kepada Dela. “Nih, lesu amat keliatannya lo.”

Dela melotot heran. “Hng? Buat gue?”

“Ya buat lo lah, yakali buat tembok di samping lo itu.”

Dela terkekeh kecil, “Makasih ya Kak Soonyoung, tapi kok tumbenan?”

Soonyoung mengulas senyum kecil di bilahnya, “Gue tadi beli itu pas mau berangkat, tapi pas gue lewat kelas lo, tumbenan lo udah ada dikelas. Yaudah gue samperin deh”

“Gue liat lo lesu gitu, pasti belum sarapan kan. Makanya susu yang gue beli ini buat lo aja.”

Dela menanggapinya dengan mulut ‘o’, “Trus kakak?”

“Gue? Selow, gue beli dua tadi. Soalnya lumayan dapet potongan hehehe,”

“Ohhh, makasih ya kak. Kebetulan banget,” Dela membuka pembungkus sedotan yang tersedia, lalu menusuk kotak susu dengan sedotan tersebut, kemudian menyedot isinya dengan perasaan senang.

Soonyoung bangkit dari duduknya, mengalihkan fokus Dela. “Kalo gitu gue balik ke kelas ya,”

Tangan Soonyoung mendarat di pucuk kepala Dela, mengusak surai gadis itu dengan gemas.

Setelahnya, Soonyoung berjalan kearah pintu kelas, dan menghilang dari pandangan ketika berbelok menuju kelasnya.
















Susu coklat yang manis itu, entah kenapa menjadi semakin manis ketika Soonyoung memperlakukannya demikian.

He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang